Almost - 7

97 7 1
                                    

Salsa dan Azka berjalan di koridor hendak menuju kelas masing-masing. keduanya bungkam karena canggung atas peristiwa yang terjadi sebelumnya.
Dengan ragu, Salsa membuka pembicaraan walau sedikit kaku.

"Azka... selanjutnya gimana?" tanya Salsa. Pipinya tiba-tiba panas ketika kembali mengingat saat Azka menggenggam tangannya.

"Maksudnya?" tanya Azka.

"Aku ngga harus pura-pura jadi pacar kamu lagi kan?" tanya Salsa mulai santai.

"Ooh.. hehe maaf ya Salsabila.. aku tau kamu pasti kesel kan atas apa yang aku lakuin tadi... aku cuma ngga suka Kayla ngatain kamu" jelas Azka.

"... dan buat kelanjutannya, aku berharap kamu mau bantuin aku sampai Kayla bisa move on... tapi kalau ngga mau juga ngga apa-apa, toh.. aku kelewatan bikin kamu ikutan terlibat gini" sambung Azka dengan nada bicara 'menyesal'.

Salsa terdiam. Sebenarnya ia ingin menolak permitaan Azka, tetapi sepertinya Azka benar-benar membutuhkan bantuannya.

"Hmm.. Azka, baiklah.. aku mau bantu kamu, tapi ada satu syarat..."

"Apa itu?" tanya Azka.

"Hanya saat di depan Kayla aja.." ucap Salsa serius. Azka pun menyetujuinya.
.
.
.
Farell berada di dalam gudang. Ia sedang mencari berkas yang dipinta oleh pak Dito sebelumnya. Namun, tiba-tiba terlintas dipikirannya tentang peristiwa yang tadi tak sengaja ia dengar.

Sebaiknya kamu kenalan lagi sama Salsabila... Dia dan aku... Kini kita berdua... Jadian..
Kata-kata Azka terus terngiang di pikiran Farell.

"Arrrggghh... Apaan sih ini? Kenapa aku mikirin urusan orang lain?!" Farell merungut. Ia bingung sebenarnya apa yang terjadi dengannya.

Farell pun menemukan berkasnya dan segera melangkahkan kakinya menuju kantor guru untuk memberikan berkas itu kepada pak Dito.

Sesampainya di kantor, Farell langsung memberikan berkas tersebut.

"Susah ya mencarinya? Maaf bapak merepotkan" ucap pak Dito tersenyum ramah kepada Farell. Farell membalasnya dengan senyumnya yang manis.

"Ngga kok pak, yasudah.. Kalau gitu.. saya pamit ke kelas dulu ya" ucap Farell langsung menyalami pak Dito dan pergi meninggalkan kantor guru.

Di koridor, seperti biasanya Farell berjalan dengan wibawanya dan tak lupa tersenyum jika berpapasan dengan murid-murid. Farell memang orang yang seramah itu. Berpikir bahwa Farell dan Azka sama atas sikap "ramah"nya yang luar biasa itu, tetapi Farell bisa dikatakan lebih baik karena ia tak pernah mendekati gadis manapun. Sedangkan Azka, ia memang bersikap ramah hanya kepada gadis-gadis. Ia menebar pesonanya dimana-mana dan kabarnya ia memiliki daftar 'mantan' kekasih yang sangat banyak.

Farell berpapasan dengan Wirda.

"Hai kak!" sapa Wirda.

"Hai" balas Farell

"Kakak darimana?" tanya Wirda.

"Oh.. Dari kantor guru, kalau kamu..?" tanya Farell balik.

"Wirda dari kelas.. Mau ke kantin nih kak.. Hmm Wirda ngga bermaksud sok dekat sama kakak... Tapi, kakak kebetulan lagi lapar ngga? Kalau iya.. Wirda mau traktir kakak... Kakak mau kan?" pinta Wirda dengan wajah memelas.

Lagi-lagi, Farell tersenyum ramah dan mengangguk.

"S..serius kak? Wahh... Wirda merasa... Senang bisa ke kantin bareng kakak yang super sibuk..." ucap Wirda kegirangan. Farell mengacak rambut Wirda layaknya seorang kakak pada adiknya.

"Kamu tuh ya... Baik banget sih.." ucap Farell tertawa kecil.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju kantin bersama-sama.

Farell dan Wirda sudah berada di kantin dan duduk berhadapan. Di mejanya sudah tersaji dua porsi mie ayam dan jus jeruk.

"Ayo kak, dimakan" ucap Wirda mempersilahkan Farell menyantap makanannya.

"Oh.. Iya" Farell pun memegang sendok dan garpunya. Ia langsung menyantap hidangan tersebut. Sedangkan Wirda masih memberi saus dan kecap ke mangkuknya.

"Kakak ngga suka dicampur saus sama kecap ya?" tanya Wirda.

"Iya nih... Mmm.. Soalnya nanti merusak rasa aslinya" jelas Farell. Wirda mengangguk.

Di sisi lain, Salsa dan Franda sedang berjalan menuju kantin. Setelah sampai, mata Salsa langsung terpaku memandangi Farell yang sedang makan bersama Wirda.

"Hmm.. Franda, aku ngga jadi makan deh... Balik ke kelas aja yuk" ucap Salsa.

"Loh? Kok.. Tiba-tiba gitu?" tanya Franda heran.

"Ngga selera aja" ucap Salsa singkat dengan nada sedikit kesal. Franda berusaha mencari apa yang salah dengan Salsa. Franda pun meluaskan pandangannya ke seluruh penjuru kantin dan ia menemukan sosok Farell bersama Wirda.

"Ooh... Gara-gara itu toh... Yaudah deh... Yuk balik" ucap Franda memahami. Salsa pun mengangguk dan mereka membatalkan niat untuk makan di kantin.

"Hebat banget sih si Wirda.. Bisa makan bareng gitu sama kak Farell... Boleh tu Sal kamu coba caranya" ucap Franda.

"Hmm.. Aku ngga suka ngedeketin cowok duluan Fran... Rasanya merinding kalo ngebayangin aku modusin kak Farell gitu" ucap Salsa menolak pendapat Franda. Salsa memang paling anti untuk menampakkan perasaannya, apalagi mendekati cowok sekalipun. Karena Salsa tidak suka bersikap manis hanya untuk mendapatkan perhatian. Ia lebih suka menjadi dirinya sendiri.

"Yahh... Wajar aja sih... Cewek kayak kamu mah, bakalan susah deh" ucap Franda pasrah. Salsa tiba-tiba memegang bahu Franda dan mengarahkan tubuh Franda agar berhadapan dengannya.

"Coba kamu liat aku... Apa yang kurang?" tanya Salsa. Franda pun meneliti Salsa dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Lumayan sih kalau diliat-liat" ucap Franda.

"Kalau dibandingkan... Wirda?" tanya Salsa tiba-tiba.

"Yaa.. Kalau itu sih, aku jujur aja.. Menang si Wirda... Secara dia itu yaa ada keturunan arabnya.." ucap Franda yang tak sesuai dengan harapan Salsa. Wirda adalah sosok gadis cantik, tinggi, putih, berhidung mancung, bermata coklat dan memiliki alis yang tebal. Sangat cantik!
Sedangkan Salsa, bermodalkan wajah yang manis, bibir merah alami, berkulit kuning langsat, hidung mancung dan bermata hitam pekat. Benar - benar wajah indonesia.

"Ihh... Franda.." ucap Salsa.

"Ngomong-ngomong kamu belum cerita kejadian tadi sama Azka" ucap Franda menatap Salsa.

"Umm... Tapi kamu jangan heboh ya.. Sebenarnya..." Salsa pun menceritakan semua kejadian yang terjadi di gudang tadi.

"Apa?!" Franda terkejut.

"Kalau misalnya kejadian itu nyebar ke kak Farell gimana dong? Dia gak bakal mikir buat deketin kamu dong" sambung Franda panik.

"Tenang aja... gak bakal terjadi apa-apa kok... aku udah bilang ke Azka kalau kita pura-pura hanya di depan Kayla" jelas Salsa. Mereka kembali melanjutkan langkah kaki yang tadinya sempat terhenti.
.
.
.

"Oi Azka! Kamu ngapain bengong aja" panggil Deon, teman dekat Azka.

"Lah... siapa yang bengong sih?" Ucap Azka gugup.

"Gara-gara cewek? Idihh... lembek banget sih... sejak kapan si cassanova jadi galauin cewek?" Ucap Deon tertawa.

"Kamu kenal Salsa anak kelas sebelah?" Tanya Azka penasaran.

"Salsa... hmm.. kalau kelas sebelah berarti sekelas sama mantan kamu dong? Si cantik Kayla" ucap Deon nyengir.

"Hmm.. cantik apaan.. aku masih ngga terima dia mempermainkan aku.. jatuh harga diri aku" ucap Azka. Deon kembali tertawa.

"Nah lalu, si Salsa itu kenapa? Kamu ngincar dia?" Tanya Deon penasaran.

"Ngga.. kayaknya kali ini bakal berbeda deh dari semua cewek yang aku deketin" jelas Azka sambil tersenyum.
.
.
.

Bersambung...

ALMOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang