Dibelakang sekolah, pukul 07.20 WIB.
"Hmm Salsabila... Karena kamu pake rok... Kayaknya aku duluan aja deh yang manjat..." ucap Azka. Salsa pun mengangguk. Sontak dengan mahirnya Azka memanjat pagar yang lumayan tinggi itu. Untunglah situasi disana sangat menguntungkan. Tidak ada yang berjaga saat ini.
Azka kini sudah berada di dalam. Salsa pun sedikit ragu melangkahkan kakinya menuju pagar itu. Ia melempar dahulu tasnya yang langsung di tangkap oleh Azka.Salsa langsung memanjat pagar dengan sangat ketakutan. Salsa tidak mahir dalam memanjat. Namun, mau tidak mau ia kini berada di posisi yang mengharuskannya untuk bisa memanjat.
"Azka.. Aku.. Takut" ucap Salsa dengan suara yang bergetar.
"Kamu harus bisa... Ayo.. Kamu bisa, dikit lagi" ucap Azka bersemangat. Heran, ada ya cowok seperti Azka. Sangat baik dan ramah kepada orang yang belum lama ia kenal. Salsa sudah berada dipuncak pagar. Untunglah pagarnya tidak memiliki ujung yang tajam. Refleks, Salsa langsung melompat kearah Azka. Azka benar- benar terkejut dan..
Salsa berada di posisi terbaring di semen, juga Azka. Salsa menimpa lengan kiri Azka. Mereka saling bertatapan, lalu beberapa detik kemudian keduanya serentak memandangi langit biru.
"Lucu ya... Ngeliat cewek yang pertama kalinya melanggar peraturan gini.. Liat muka polosmu itu" ucap Azka tersenyum manis masih melihat kearah langit. Salsa melihat wajah Azka yang masih terhias senyum itu. Salsa pun kembali melihat langit.
"Ternyata.. Ini menyenangkan.." ucap Salsa.
"Ya.. Bukan maksudku ingin merusaknya.. Tapi.. Lenganku.." ucap Azka tidak enak. Salsa pun tersadar dan bangkit dari posisinya yang berbaring diatas lengan kiri Azka. Salsa pun duduk sebentar lalu berdiri. Sedangkan Azka, masih terbaring.
"Hmm.. Azka.. Kamu masih betah baring di semen gitu? Dan.. Maaf ya gara-gara aku ngelompat tadi kamu ikutan ambruk gitu" ucap Salsa. Azka pun langsung bangkit dari posisinya berubah menjadi berdiri dan ia membersihkan seragamnya yang kotor akibat berbaring tadi.
"Salsabila... Kita masih punya tantangan lain loh.. Kita harus sebisanya berusaha agar tidak nampak abis terlambat dan manjatin pagar.." ucap Azka.
"Jadi.. Harus gimana?" tanya Salsa.
"Mau tidak mau.. Kita harus menyembunyikan dulu tas ini... Nanti pas istirahat pertama baru deh diambil" jelas Azka.
Salsa mengangguk.
"Kamu.. Kayaknya berpengalaman banget deh... Sering telat ya?" tanya Salsa.
"Hehe... Iya" ucap Azka menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mereka pun mulai menjalankan misi menyembunyikan tas. Azka memberitahu Salsa agar menyembunyikannya digudang yang memang berada di dekat mereka.
Misi pun terselesaikan. Kini mereka berjalan dengan entengnya di selasar sekolah yang sudah sepi karena proses belajar mengajar yang sudah dimulai kurang lebih setengah jam yang lalu. Salsa adalah murid kelas 10 Ipa 6, sedangkan Azka adalah murid kelas 10 Ipa 5. Luar biasa memang Azka, belum satu semester saja ia begitu entengnya terlambat dan memanjat pagar.."Hmm yasudah, aku masuk duluan ya.." ucap Azka yang kelasnya memang lebih duluan daripada kelas Salsa. Salsa mengangguk.
"Makasih ya" ucap Salsa sambil tersenyum manis. Azka membalas senyuman Salsa tak kalah manisnya. Azka pun masuk kedalam kelasnya, sedangkan Salsa melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, ternyata kelas Salsa sedang tidak ada guru. Salsa menghembuskan nafas dengan lega dan langsung menghampiri Franda.
"Loh.. Salsa?" ucap Franda terkejut sekaligus bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST
Teen FictionSaling mencinta, namun tak saling menyadari... Saling menatap, namun tak benar-benar tau artinya.. Saling mendamba, namun tak pernah rindu tersampaikan... Saling Berbicara, namun tak pernah bibir mengatakan cinta...