H - 30 Pendaftaran anggota OSIS periode baru.
[PAMFLET]
Ingin berorganisasi? Ayo.. Daftarkan dirimu dalam "Test OSIS" yang akan dilaksanakan kurang lebih 1 bulan lagi.
Hub: 08xxxxxxx (Farell/Ketos)------------
Franda sibuk membaca pamflet yang berhasil menyita perhatiannya, sedangkan Salsa hanya berdiri sambil menunggu Franda yang berada di kerumunan murid lain yang juga tertarik. Tak lama kemudian, Franda menghampiri Salsa.
"Ada info apaan?" tanya Salsa.
"Pendaftaran OSIS satu bulan lagi" ucap Franda santai.
"Ohh.. Kamu tertarik ya? Bukannya sibuk banget ikutan gituan... Hufft malas banget" ucap Salsa.
"Ayo dong ikutan... Kan bisa dekat sama si ketos" ucap Franda menggoda Salsa.
"Hmm apaan sih?" ucap Salsa malu.
"Tuh.. Mukamu merah tu... Kebukti kan sekarang kalo kamu suka sama ketua osis kitaa" ucap Franda dengan suara yang cukup membuat orang-orang disekitarnya tau.
"Wah... Salsa suka sama kak Farell?" ucap seorang gadis tiba-tiba menghampiri mereka berdua. Dia adalah Wirda.
"Hmm.. Ini si Franda asal ngomong kok Wir.." ucap Salsa tidak membenarkan perkataan Wirda.
"Kirain... Soalnya kak Farell itu ya orangnya baik ke semua orang... Jadi, bakal sakit hati deh kalau kamu suka sama dia" ucap Wirda. Salsa hanya mengangguk malas mendengarnya. Bukannya Salsa tidak tau bahwa Wirda juga suka kepada kak Farell.
"Yaudah deh... Aku balik ke kelas dulu yaa.. Dahh" ucap Wirda langsung berjalan menjauh. Franda dan Salsa saling bertatapan sejenak.
"Kok aku nangkapnya si Wirda ngomong 'kak Farell itu punya aku... Jadi jangan pernah deketin dia' ya? Aneh banget sih..." ucap Franda agak sebal.
"Biarin ajalah... Toh aku ngga ngurus sih" ucap Salsa cuek. Mereka pun berjalan hendak kembali ke kelas.
.
.
.
[Diary Salsa]
Dear diary, jumpa lagi denganku.. dengan berjuta keluh kesah yang tak lama lagi akan mengotori habis lembar putihmu dengan tinta hitam ini. Senyumannya... menawan. Dia, iyaa dia laki-laki pertama yang memberiku bantuan walaupun bagi orang lain bukanlah sesuatu yang istimewa. Payung. Apa yang terlintas dipikiran orang-orang jika mendengarnya? rintik-rintik hujan kah? panas terik matahari yang menyengat kah? atau peribahasa yang berbunyi "sedia payung sebelum hujan". Mungkin itu beberapa hal yang terlintas dipikiran mereka. Tapi tidak denganku. Setiapku mendengar kata itu... tanpa perintah, wajahnya membayangiku. Layaknya cuplikan drama romantis, kejadian saat ia memberiku payung tersebut... terasa klise. Perasaanku kini menjadi prioritas, mengalahkan logikaku. Sebenarnya... perasaanku terhadapnya masih dikatakan 'dangkal'. Salah tidak ya jika aku tetap keukeuh untuk menjaga rasa ini? . Jikalau aku tau akhirnya seperti apa... masihkah hati ini bertahan?. Aku tak ingin sakit hati... aku juga benci penyesalan. Namun, lebih baik menyesal karena 'mencoba' daripada menyesal karena tidak pernah 'mencoba'. kalau memang akhir kisah ini indah... mungkin penyesalan takkan tercipta. Tapi... kalau akhirnya menyakitkan..? setidaknya aku pernah merasakan "bahagia"nya dalam suatu proses. ya.. proses jatuh bangun bagaimana aku bertahan menunggu ia membalas perasaanku. Hmm.. Namun aku ingin perasaan ini mengalir saja... biarkan arus membawanya entah kemana. Jika aku beruntung, ia akan berlabuh ke tempat semestinya. Namun jika sebuah kesialan, ia akan hanyut, menghilang, dan lenyap tanpa jejak,bersama arus itu. Aku bukanlah seorang novelis terkenal yang sangat ahli merangkai cerita menjadi satu kesatuan yang menarik dan indah. Maksudku... aku tak bisa menentukan bagaimana akhir ceritaku sesuai keinginan. Aku tak bisa menentukan hidupku layaknya novelis kepada novelnya. Hehe.. apaan sih? kok jadi puitis banget... mungkin ini faktor dari suasana hatiku saat ini. Benar kata orang, jika kita sedang jatuh cinta maupun patah hati... kita akan menjadi orang yang sangat kreatif. Yasudah... sampai disini dulu ya, aku ngantuk nih... apakah dia akan masuk kedalam mimpiku nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST
Teen FictionSaling mencinta, namun tak saling menyadari... Saling menatap, namun tak benar-benar tau artinya.. Saling mendamba, namun tak pernah rindu tersampaikan... Saling Berbicara, namun tak pernah bibir mengatakan cinta...