8.Kenapa?

13.4K 921 24
                                    


~±×•

"Mama istirahat aja, Ziel mau keluar dulu" seru Aziel pelan sembari mengusap punggung mamanya perlahan yang sedang duduk diatas kasur.
Aziel ingin memberikan mamanya waktu untuk sendiri, memikirkan keluh kesahnya tanpa harus ditemani siapapun, Aziel tau jika ia tetap berada disamping mamanya, mamanya mungkin hanya terdiam dan termenung tanpa harus mengeluarkan emosinya yang meluap.
Aziel tau mamanya seperti apa dan Aziel juga harus memaklumi bagaimana mamanya.

Pintu tertutup, Aziel sudah sepenuhnya berada diluar kamar mamanya, ia berjalan mendekati kedua sejoli -papa dan selingkuhannya.

Ada rasa dimana Aziel harus membentak papanya akan hal-hal yang salah dan ingin rasanya Aziel memukul telak bagian wajah papanya hingga tak terbentuk lagi, tapi sayang, Aziel masih mempunyai akhlak yang baik, bukan seperti itu seharusnya bersikap dengan orang tua apalagi itu papa Aziel sendiri.

"Mama kamu yang gila itu udah di urus? saya gak mau lagi sama mama kamu, saya juga udah gak betah liat mama kamu lama-lama seperti menjijikkan. Saya juga nikahin mama kamu tanpa rasa sayang,dijodohin tanpa saya harus setuju, itu paksaan. Mulai sekarang kamu urus mama kamu yang gila itu. Saya udah gak peduli sama wanita yang jelas-jelas gak waras"

Apakah seperti itu seharusnya seorang ayah bersikap?
Bukankah ini sudah kelewatan? Bukankah ini sudah jauh dibatas wajar?
Apakah Aziel juga harus berdiam diri menerima perkataan papanya yang sangat menjijikkan ini?
Apakah salah? jika mamanya bersikap brutal dengan seorang gadis simpanan yang dibawa suaminya kerumah? ini sudah tidak wajar.

Aziel sudah tidak tahan dengan ucapan ucapan yang dilontarkan oleh seorang bajingan yang tepat berada dihadapannya.
Kesabaran Aziel sudah habis, ini sudah puncak dimana Aziel harus bersikap kasar. Seharusnya bukan seperti ini seorang ayah berbicara. Apakah ia tak takut bahwa Aziel akan terluka dengan ucapan kejinya itu. Ini sudah menjijikkan

Buggghhh..

Terdengar suara tinju yang membuat Rita --gadis simpanan ketakutan, melihat hidung Arif yang sudah berdarah akan tinju yang diberikan Aziel, Aziel tak tinggal diam.
Ia kembali melayangkan beberapa pukulan kuatnya menghajar wajah papanya yang sangat kurang ajar dengan mamanya. Ia juga melayangkan pukulan beberapa kali dibagian perut, ia sadar tidak seharusnya ia seperti ini dengan papanya sendiri.

"Cukuuup" suara bergetar dari arah belakang menghentikan Aziel untuk melayangkan sebuah pukulan lagi kearah manusia yang tidak punya hati ini.

"Maa" suara Aziel juga ikut bergetar saat mamanya menyayat bagian pergelangan tangan didekat urat nadi.
Aziel merasa terpukul saat melihat mamanya dengan keadaan menangis, menyucurkan air matanya deras hanya untuk seorang seperti Arif.
Arif yang sudah tergeletak menggenaskan penuh darah yang keluar dari hidungnya pun dibantu oleh Rita
--selingkuhan.

Aziel mendekat kearah mamanya dengan langkah yang terseret, ia kalut ia juga takut jika ia dengan cepat lari kearah mamanya, mamanya akan menusukkan pisau tersebut kearah perut atau bagian manapun yang akan cepat mengambil nyawanya, Aziel sangat menyayangi mamanya dan ia takut untuk saat ini.

"Ja..ng..an men..de..kat" suara parau dari mamanya membuat Aziel menghentikan langkahnya, Aziel juga ikut menangis melihat darah yang sudah bercucuran keluar dari pergelangan tangannya.

Mamanya menggeleng sembari tersenyum, seperti senyum perpisahan. ini tidak boleh terjadi bukan seperti ini yang Aziel inginkan. Melainkan rumah diisi dengan sebuah keluarga yang bahagia. Yang diisi dengan rasa cinta orang tuanya.
Bukan seperti ini, bukan hal yang menyakitkan yang harus terjadi, ini sangat menyakitkan relung hati Aziel yang dalam.

Mama Aziel lari karah pintu, dengan cepat. Aziel juga mengikuti mamanya dari belakang cepat sebelum mamanya keluar kearah jalan raya.

Braaaakkk....

IPA & IPS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang