9. Pelukan ?

12.7K 933 43
                                    


~±×•

"Dims?" suara itu mengalihkan pandangan Dimas yang sebelumnya sedang tertawa,bercanda gurau didalam kelas bersama temannya kini beralih menatap seorang gadis berperawakan tinggi dengan senyum yang manis mengalahkan gula.

Dimas tau, pasti perempuan ini sedang mencari temannya, siapa lagi kalau bukan Adiba, orangnya yang selalu nimbrung dan berani berani saja ke kelas anak Ips.
kenapa Dimas berpikiran seperti itu(?)

Hell, mungkin sebagian besar penduduk di SMA 1 MINAS ini memiliki kepribadian ganda, yang dulunya satu kelas sekarang beda jurusan, malah ngerasa udah gak kenal lagi.

Satu dari seribu hal yang paling penting di SMA 1 MINAS.
Pentingnya ada batasan antara Ipa dan Ips, mereka saling membedakan satu sama lain.
Yaah bisa kita lihat contohnya seperti jika ada seorang anak Ips lewat didepan kelas anak Ipa, pastinya anak Ips merasa ditelanjangi dengan tatapan tajam para manusia itu. Sebenarnya perasaan anak Ips aja yang seperti itu jika lewat didepan anak Ipa. elum tentu maksud tatapan anak Ipa seperti itu

Atau bisa kita liat contoh lagi seperti Osis ngadain acara untuk sekolah,hari pahlawan, tentu saja kegiatannya banyak,dan pastinya yang ngikut harus menyeluruh murid SMA 1 MINAS,dan pastinya selalu anak Ipa yang akan memegang kendali kuat. Anggota Osis pun juga mendominasi anak Ipa,anak Ips selalu terbelakangi oleh mereka yang membedakan jurusan, itu sudah tak rahasia umum lagi, dan itu terjadi diakibatkan guru yang selalumembedakan jurusan. Alhasil muridnya yaa pada seperti itu.

Beda jika ada anak Ipa yang lewat di depan kelas Ips, pastinya mereka enjoy dan santai kayak dipantai, tetapi kadang anak Ipa juga merasa Ips melihat mereka dengan tatapan intens.
Itu tergantung pribadi diri masing-masing soalnya kita sama, sama-sama manusia dan juga sama- sama murid SMA 1 MINAS.

Gurupun juga begitu, sa-ngat membedakan antara Ipa dan Ips, apa salahnya Ips coba?
Bodohkah?
tentu saja tidak, jawabannya tentu tidak. Jurusan itu pilihan yang dibuat masing- masing diri, bukan berarti kita masuk jurusan Ipa kita pintar dan sebagainya, dan juga bukan berarti jika kita masuk Ips itu orang orang yang nilainya dibawah rata-rata dalam arti kata kasar,bodoh.

Guru sering kali membandingkan antara Ipa dan Ips, dan murid rasa emang kodratnya Ipa dan Ips itu pisah, dan punya dua kubu masing-masing.
Hingga sekarang, Adiba lah orang pertama, anak Ipa yang sering menginjakkan kakinya dikelas XI IPS 3 ,dan dia seorang anak Ipa.

Pernyataan tentang Ipa dan Ips sudah turun temurun dengan adanya pembedaan dari dulu.
Mungkin saat itu Ipa menampung orang-orang baik sedangkan ips menampung orang-orang yang nakal,
tidak dipungkiri memang dari dulu kodratnya anak Ipa selalu benar dan anak Ips selalu salah.
Karna sebuah fikiran kampung yang masih terbelakangi.

-----

"Masuk aja" ujar Dimas, ia menyuruh Adiba untuk masuk ke kelas XI IPS 3, Dimas ingin mengetest seberapa besar nyali Adiba untuk masuk kedalam kelas yang isinya dihuni anak Ips yang pastinya sedang menatap Adiba.

Ternyata Dimas salah dengan pemikirannya tentang Adiba yang tidak akan berani masuk kedalam kelas, Dimas heran melihat Adiba yang sudah berada didepannya kini.

"Aziel mana?" tanya Adiba lagi sesaat sudah berada tepat dihadapan Dimas, tak butuh waktu lama Dimas menjawab dengan singkat

"RS" ujar Dimas pelan, supaya anak sekitar tidak terlalu mendengar dimana psiko gila itu berada, karna yang mereka semua tau
separah apapun luka atau sakit yang Aziel alami, dia tidak akan pernah mau menginjakkan kakinya dirumah sakit kecuali untuk menjenguk orang terkasihnya.

Adiba mematung mendengar pernyataan Dimas yang menurutnya singkat namun jelas menusuk ulu hati Adiba, rasanya mendengar Aziel dirumah sakit itu rasanya kayak ada yang aneh sama ini jantung, berpacu makin cepat tidak beraturan, cemas. Seperti itulah rasanya.

IPA & IPS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang