IPA & IPS (COMPLETE)

18. Lets go out (2)

***

Aziel menatap minumannya hambar, mengaduk-aduk minuman rasa coklat ditaburi es vanilla dengan rasa yang tak bersalah, minuman itu sudah tak berbentuk lagi karna es vanilla nya yang sudah mencair dan merubah bentuk minuman rasa coklat itu menjadi eneg untuk dilihat. Dilihat saja bikin muak gimana kalau diminum, bahaya kan.

"Lu kenapa sih? Kenapa gak cerita ke kita coba?" Seru Aldi menepuk bahu Aziel lumayan keras, tetapi sama sekali tak digubris Aziel. Ia malah menaruh sebelah tangannya diatas meja sembari meletakkan kepalanya di lengannya sedangkan tangannya yang satu lagi mengaduk-aduk minuman yang es nya sudah mencair.

"Iya El, kalau ada masalah seharusnya lo cerita" Angguk Arga saat Dimas berkata seperti itu. Dan diikuti oleh ke tiga temannya yang lain yang juga ikut mengangguk.

"Hmm" Ucap Aziel berdehem pelan tanpa melihat kelima kawannya yang sudah menunggu cerita dari Aziel.

"Adiba lagi nih?" Pertanyaan Aron barusan membuat Aziel kembali berdehem pelan. Sedangkan kelima dari mereka saling melirik, apakah diantara mereka ada yang tau mengapa Aziel seperti ini sikapnya?
Semuanya menggeleng, tidak ada yang tau apa sebab Aziel murung dan sepertinya ia tampak kecewa.

"Kenapa sama Adiba?" Tanya Aldi penasaran akhirnya yang membuat Aziel beranjak dari posisinya yang sekarang menjadi duduk bersandar di kursi.

Aziel mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya lalu memberikan kepada kelima temannya, dengan cara meletakkan ponsel tersebut di depan kelima teman-temannya yang rempong parah.

Arga,Aldi,Yudha,Aron dan Dimas melihat dengan seksama apa yang baru saja dilampirkan oleh layar ponsel. Dan.

"Buseett" Ungkap Aldi tak percaya.

"Ni anak kurang belaian kali apa" Aron menggeleng pelan melihat foto yang ditampilkan oleh layar ponsel Aziel.

"Kerjain kuyy, udah gatel-gatel nih tangan gue" Ungkap Arga kesal disusul oleh anggukan Yudha yang selama ini tidak pernah terlalu bermasalah dengan Rey.

"Jijik gue, kenapa ada yaa manusia kayak dia" Yudha menggeram, baru kali iniloh Yudha mau ikut campur masalah Rey dan Aziel. Biasanya Yudha akan duduk anteng dan melihat apa yang akan terjadi tanpa mau membantu salah satu diantara mereka.

"Udah deh, kita bukan anak-anak lagi yang bisa diprovokasi El" Ucapan Dimas barusan membuat Aziel tertarik lalu memandang Dimas sarkistik.

"Anak-anak pale lu, ini keterlaluan brayy" Sewot Aldi menggebrak meja cafe.

"Ini udah gabisa dibiarin Dim" Ungkap Yudha juga menatap Dimas.

"Gini maksud gue, makanya dengerin gue dulu" Ketus Dimas melotot menatap sahabat-sahabatnya.

Aziel menaikkan satu alisnya pertanda ia bingung, apa maksud Dimas berkata seperti itu? Dan mengapa Dimas berfikiran seperti itu? Padahal sahabatnya yang lain marah saat melihat foto itu, dan mengapa Dimas tidak marah seperti biasanya?

"Adora kan yang ngirim? Lo gak mikir nih?" Tanya Dimas menatap Aziel dengan tatapan seriusnya.

"Apaan?" Ketus Aziel padahal ia penasaran dengan jawaban Dimas.

"Ganteng aja, bego iya" Jawaban Dimas membuat Aldi menjitak kepala Dimas kuat sebelum Aziel yang mencampakkan Dimas ke samudra Antartika.

"Aduuh, gue bercandaa bangsat" Seru Dimas pada Aldi yang mendapatkan cengiran khas Aldi saja sedangkan Aziel hanya menggeleng pelan, padahal dia yang sedang diejek loh.

"Lanjuttt" Seru Yudha juga penasaran. Dimas kembali menjaga sikapnya dan duduk dengan tenang menatap sahabat-sahabatnya ini.

"Adora itu suka Aziel , udah lama. Dari kita mulai masuk SMA, Adora udah ngejar Aziel dan udah nyatain cinta ke Aziel. Dan dia gak nyerah, walaupun udah ditolak El berkali-kali. Tapi dia gak nyerah gitu aja dan sekarang saat lo pada tau El suka Adiba dan El sama Adiba jadian, lo gabakalan mikir? Adora punya seribu cara braayy buat hancurin hubungan lo sama Adiba. Dan gue rasa ini rencana pertama dia buat ngancurin kalian berdua." Ucap Dimas yakin.