22. Luka baru

5.4K 396 45
                                    

***

"Nanti, aku mau beli Buku dulu baru pulang. Emang kamu mau ikut? Enggakkan? Lagian aku.." Belum Adiba selesai mengucapkan sepatah katanya lagi tapi buru-buru dihalang dengan perkataan Aziel barusan.

"Jangankan ke toko Buku. Ke Eropa bagian Timur kalo sama kamu mah aku jabanin. Kalau bisa sih cepet-cepet ke kantor KUA buat Halal in kamu" Aziel terkekeh dengan ucapan sendiri.

Menggaruk tengkuknya canggung padahal sama sekali tidak gatal.

Tahukah Aziel dengan perbuatannya menggombali Adiba?

Lihatlah, rona merah muda kini tercetak jelas di kedua pipinya yang menggambarkan bahwa si empunya pipi sedang malu.

"Apasih kamu" Toyor Adiba pada lengannya Aziel pelan.

"Enggak kok, becanda. Mau aku kasih makan apa kamu sekarang? Kalau aku cepet-cepet Halalin kamu kan. Aku masih status pelajar, masih SMA lagi. Tunggu aku sukses dulu baru bisa bilang gini ke orang tua kamu "Pak,saya punya jaminan buat bisa bikin anak Bapak dan Ibu bahagia sama saya. Apakah Ibu dan Bapak percaya akan ucapan saya? In shaa allah saya akan buktikan. Bukan hanya sekedar ucapan" aku sering banget terngiang sama kata-kata kayak gitu. Andai aja waktu bisa dipercepat " Jawab Aziel sembari tersenyum. Sama seperti biasanya, senyuman Aziel bikin hati lumer.

"Sukses dulu ya Bang kalo mau Halal in Adek" Ucap Adiba seraya terkikik sendiri dengan panggilannya kini.

Apa? Abang-Adek? Ah sudahlah, mendengarnya saja sudah bikin perut geli.

Tapi beda dengan Aziel yang tersenyum malu, bahwa ia menyukai panggilan baru itu.

"Apa tadi? Abang?" Ulang Aziel mengulum senyumannya malu.

"Enggak ah kamu salah denger"

"Enggak kok. Ada yang bilang Adek juga tadi" Goda Aziel semakin gencar pada Adiba yang membuang wajahnya asal kearah manapun supaya Aziel tidak mengetahui bagaimana malunya ia sekarang.

"Dih, boong" Toel Aziel pada pipi Adiba.

"Apasi, colek-colek udah kayak Om-Om genit. Dasar kamu"

"Tapi kamu sayangkan?" Tanya Aziel Pd menaik turunkan alisnya, mendapat gelengan keras dari Adiba yang sedang menyembunyikan rasa gugupnya.

Padahal udah hampir 2 bulan masa jadian mereka, masih saja malu-malu kalau dalam mengutarakan perasaannya masing-masing.

Soalnya Pdkt mereka yang sedikit agak lama.

Sampai berbulan-bulan lamanya Aziel selalu ditolak mentah-mentah oleh Adiba. Tapi Aziel tak pernah nyerah dan akhirnya dapatin wanita se-sempurna Adiba.

Dimata Aziel kini, Adibalah segalanya.

***

Seminggu berlalu.

Semuanya masih terlihat baik-baik saja, Adiba dan Aziel belajar bersama, kadang juga mereka berkelahi kecil seperti pasangan-pasangan seperti biasanya.

Dimas dan Nisa juga sama saja seperti itu, mereka bahagia dan tidak ada satupun yang mengganggu hubungan manis itu.

Hubungan Aziel dan Dira juga berjalan seperti mestinya berteman.

Nah ini dia,

Tapi itu hanya bagi Aziel, tidak dengan Dira.

Dira mengganggap semuanya lebih dan sangat berharap lebih.

Terlalu berharap akan menciptakan sakit berlebihan.

Sedangkan Adora kini terlalu banyak berdiam diri tanpa mau seperti dulu akibat tolakan Aziel pada dirinya yang sangat menyayat hatinya, kadang Adora juga sering sekali membolos.

IPA & IPS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang