Happy Reading!
***
"Dib, lo gapapa?"
Nisa berhenti memastikan Adiba tidak kenapa-kenapa akan hal yang baru saja terjadi dikantin. Nisa merasa iba melihat Adiba yang masih saja mau berteman dengannya padahal Nisa sama sekali tak bisa membantu akan masalah seperti tadi, Nisa lemah. Dia tidak bisa melawan orang yang notabenenya anak brandal disekolah atau anak yang disegani di sekolah. Nisa bukan tipe orang yang senang ikut campur dan Nisa tau ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Adiba tadi, ia menyesal kenapa harus terlahir sebagai Nisa yang pengecut.
"Dib, maafin gue selama ini gue gabisa nolongin lo. Karna fobia gue yang gabisa ilang dari TK karna gue sering dibully" setetes demi setetes air mata Nisa sudah keluar dari pelupuk matanya, ia menangis. Merasakan kepedihan bagaimana saat ia dibully dahulu. Itu masih menyimpan bekas, maka dari itu Nisa takut akan hal seperti tadi dan hanya bisa terdiam dan bukan melawan. Lupakan soal masa lalu Nisa, itu sungguh sangat menyakitkan baginya. Adiba juga tau akan fobia Nisa yang satu ini.
Adiba membalikkan badannya menghadap sahabatnya Nisa,ia tersenyum walaupun masih ada tersisa sedikit bekas bahwa ia tadi menangis.
"Nis,dengerin gue"
Nisa menatap Adiba yang ikut menatapnya dengan tersenyum.
"Dib, gue ga cocok jadi sahabat lo.Hiks" kini air mata Nisa sudah tak bisa dipendam, ia merasakan sakit apa yang dirasakan oleh sahabatnya.
Adiba ikut menangis saat melihat Nisa yang semakin larut dalam tangisan. Mereka sama-sama tak bisa membendung lagi tangisan mereka, mereka menumpahkan segala tangis untuk saat ini."Lo sahabat terbaik gue Nis,jadi jangan ngomong gitu" ucap Adiba sesenggukan,cairan bening itu terus saja terjatuh menyisakan air mata yang sudah tumpah ruah ke pipi chubby milik Adiba.
Nisa memeluk Adiba, Adiba juga merengkuh sahabatnya pertanda mereka saling sayang antara sahabat. Ingin sekali rasanya menghilangkan semua beban yang ada disetiap masalah.***
Sudah satu minggu berlalu dari kejadian dimana Adiba dilabrak Adora, tidak ada Aziel tidak pula juga ada Adora hanya sesekali Rey mengganggu Adiba kekelas ataupun Tara yang selalu merecoki Adiba dan Nisa,bagaimana mereka akan bertemu jika Adiba saja malas keluar dari kelas, pagi-pagi sekali datang jam setengah 7,berdiam diri didalam kelas setelah itu pulang dengan tergesa-gesa dan selalu pulang lebih awal dari biasanya.
Alarm pagi berdering menandakan waktu pukul 5 subuh,Adiba berjalan gontai ke arah kamar mandi didalam kamarnya. Sudah waktunya ia untuk melaksanakan perintah sang pencipta, yaitu shalat subuh.
Adiba terlihat lebih fresh setelah menunaikan shalatnya, ia melangkahkan kakinya menuju dapur ingin membuat sarapan untuk dirinya, sepi. Ya sangat sepi karna Adiba hanya tinggal sendirian di dalam apartemen sebesar ini,kadang Nisa yang akan menemani Adiba tidur. Itu hanya ketika weekend telah tiba atau sekedar Adiba yang mengajaknya untuk tinggal bersama Adiba. Orang tua Nisa sama sekali tidak melarang Nisa karna memang dari dulu orang tua Adiba dan Nisa sangat dekat maka dari itulah Adiba dan Nisa tergolong sudah seperti saudara sepupuan.
Adiba memoles selai roti rasa coklat, ia memasukkan beberapa potong roti kedalam tas jinjing berwana biru terangnya. Ia membawa roti untuk bekal nanti pas jam istirahat dimulai
***
"kepada siswi kami yang bernama Adiba Adawiyah. Harap segera ke ruang majelis guru"
"Sekali lagi harap kepada siswi kami yang bernama Adiba Adawiyah kelas XI Ipa 3. Harap untuk mendatangi ruang majelis guru secepatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA & IPS (COMPLETE)
Novela Juvenil[ P R I V A T E R A N D O M ] . . Jurusan adalah sebuah pilihan yang dipilih oleh masing-masing pribadi. Diukur dalam kemampuan dan kecerdasan otaknya. Tapi bagaimana jika cinta tumbuh diantara kedua belah pihak yang bersengketa? Jurusan IPA & IPS...