6.Benar tidak pantas?

13K 827 22
                                    

***

"Gu..gu..ee" cengkraman Adora yang tadinya sangat kuat dirambut Adiba kini mulai mengendur perlahan.
Ia tau jika Aziel sudah berkata seperti itu,jangan berharap Adora selamat jika tidak menuruti perintahnya.

Adora tetap menyukai Aziel walaupun perilaku menyimpang yang selau Aziel tampakkan begitu manis dimata Adora.

"Bagus,lo cantik kalau kayak gini" ucap Aziel menjejalkan satu tangannya didalam saku celana depan, Aziel menundukkan kepalanya sedikit memegangi kepala Adora
mengelusnya dengan tangan kanan seraya berbisik tepat ditelinga Adora yang mebuat Adora kaget dan membulatkan matanya merasa tak percaya akan yang dikatakan Aziel barusan. 'Gue sama anak baru udah jadian, kalau tangan cantik lo masih suka asal megang anak baru. Itu tangan gue patahin mau? gue gak pernah main main sama ucapan gue'

Adiba yang melihat perubahan ekspresia Adora,mengernyitkan alisnya bingung. Bukannya barusan Aziel memuji Adora cantik,mengelus kepala Adora serta membisikkan kata cinta mungkin(?) yang membuat Adora mati kutu dihadapan Aziel. Itu bisa jadi-
fikiran Adiba melayang entah kemana

Aziel kembali,mengelus pucuk kepala Adora lembut tetapi dengan mengintimidasi Adora yang membuatnya terdiam tak bisa berkata apapun kini.

Aziel mengalihkan pandangannya kearah Adiba yang sedang asik melamun ntah memikirkan apa.

"Ikut gue" seru Aziel tepat disebelah Adiba.
Adiba mendongakkan kepalanya menatap Aziel yang sudah berlalu, sepertinya tadi Aziel mengintrupsikan dirinya untuk berjalan mengikuti Aziel mungkin.
tetapi tidak dengan Adiba, ia harus cepat- cepat membenahi rambutnya yang berantakan seraya meninggalkan kantin secepat mungkin.

"Nis cepetan" Adiba menarik Nisa yang tadinya masih tetap menunduk takut.
Adiba tau bagaimana Nisa yang takut akan hal kekerasan, bukan berarti Adiba suka dengan ucapan kasar atau kekerasan, tetapi Adiba mencoba menguatkan dirinya sendiri untuk melawan rasa takut

"Itu dia kagak ngikutin lu tuh" Aldi menepuk pundak Aziel, Aldi mengejar Aziel yang sudah jauh meninggalkan kantin.
Niat awalnya Aziel akan mentraktir Aldi makan bakso tetapi gagal karena insiden Adora dan Adiba

"Serius lo?" Aziel membalikkan badannya menatap Aldi yang menganggukkan kepalanya cepat.
Aziel mengalihkan pandangannya menatap Adiba yang sudah jauh diujung sana menarik Nisa kearah toilet wanita.

"Biarin aja Ziel, mungkin dia butuh ke wc dulu,boker mungkin" Aldi manggut manggut seraya menggaruk dagunya pelan seperti sedang berfikir atau memahami sesuatu.

Pletaakk

Aziel menjitak kepala Aldi yang menurutnya sok yes, seperti mengerti dengan keadaan dan kelebihan sok tau yang ngada-ngada. Asbun (asal bunyi)

"Ngapain ngejitak gue, bangke?" Aldi meringis merasakan jitakan dari Aziel yang membuat kepalanya sedikit perih

"Bacot" Aziel berlalu dari hadapan Aldi yang membuat err,gemas sendiri dengan kelakuan sahabat karibnya yang kadang gak mikir dan gak ngotak.

"Taii lu"

"Lu bakteri"

"Gue Shawn Mendess"

"Tainya iya"

"Yang penting gue bagian dari Shawn Mendes"

"Dasar cerocok bangke"

***

"Bangke lu, kenapa gue ditinggal" Aldi masuk ke kelas dengan segala cerocosannya untuk Aziel yang tadinya tidak sempat mengatakannya

"Lo kenapa dah Di?" tanya Arga yang disahut oleh Dimas juga "iya, lo kenapa?kesel mulu" Dimas mendekat kearah Aldi dan Arga yang sedang duduk santai diatas meja menunggu guru mereka sedangkan Aziel yang sama sekali tidak berniat ikutan nongkrong seperti mereka memilih untuk menelungkupkan wajahnya diatas meja dengan ditutupi kedua lipatan tangannya.

"Btw, Adiba yang baru masuk kemaren ntu tuh. Yang dicium ama Ziel napa dipindah dah?" tanya Yudha bertanya pada Dimas- yang notabenenya wakil ketua kelas, emang bener ya- kalau dikelas, semakin bandel semakin dikasih jabatan, dan itu terjadi di Dimas yang membuat Dimas susah melawan guru kalau sudah begini.

"Gatau gue, yang pasti memang muka kek Diba itu gak cocok dikelas kita lebih cocokan di kelas atas dong" seru Dimas, Aziel yang sedari tadi tidak mendengarkan ucapan setan-setan biadab itu kini mulai tertarik, ingin jauh lebih mendengarkan percakapan mereka yang menurutnya asik jika membahas tentang gadis baru itu.

"Setau gue, dia ditarik buk Leni" timprung Arga lebih, padahal ia juga tidak tau menau jika ditanyakan masalah apapun, kenapa kini Arga malah sok tau.

"Sok tau lu, gue gapercaya" Dimas megibaskan tangannya ke udara menyatakan bahwa Arga sok tau, karna memang dari dulu Arga dikenal dengan sok tau dan ketampanannya yang melebihi Aziz Gagap.

"Bener goblok, gue tau karna kemarin pas buk Leni minta file Adiba ke buk Misi kan gue lagi dihukum sama buk Mel. Karna sepatu gue warna merah" timpal Arga lagi yang membenarkan pernyataannya barusan.

"Lah monyet, bener monyet lu. Sepatu aja lu make warna merah,kek cabe- cabean pasar bawah anjiir" celetuk Aldi yang membuat yang lain ketawa kecuali Arga yang memasang tampang flatnya, sedangkan Aziel yang masih dengan tak acuh.

"Kenapa bisa gitu sih?" kini Aziel yang malah balik bertanya, tadinya Aziel sama sekali tidak berniat tau.
Dimas dan yang lain menoleh sarkistik menatap Aziel yang sepertinya kepo tentang Adiba.

"Gue tau,lo udah seenak jidat cium anak orang tapi lo gak pernah sekepo ini kalau nyangkut masalah cewe" ucap Yudha yang membuat Aldi menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan pernyataan yang dinyatakan Yudha saat ini.

"Jangan bilang kalo.." ucapan Dimas menggantung menatap Aziel yang mulai jengah dengan terkaan teman-temannya.

"Serah deh" Aziel kembali menelungkupkan kepalanya dalam lipatan kedua tangan diatas meja mencoba menghiraukan ejekan demi ejekan yang dilontarkan teman temannya.

"Ziel jatuh cinta oii"

"Gue kira dia gay"

"Bisa juga ntuh anak care ama cewe"

"Bentar lagi ada yg mau jadian"

"Ntar deh, emang Adiba bakalan mau ya sama Aziel, yang jelas---jelas Aziel itu anak Ips sedangkan Adiba kini statusnya anak Ipa. Dan gak mungkin Adiba mau sama orang yang petakilannya nauzubilah kaya Aziel" seru Arga dengan tampang tak berdosa mengungkapkan fikiran yang sedang melintas diatas kepalanya.

Aziel yang mendengar perkataan argapun sedikit tertohok.
Benar juga kata Arga, jika Adiba sudah dipindahkan ke Ipa.
Itu tandanya cowo seperti Aziel tidak pantas untuknya.
Perkataan Arga membuat Aziel sedikit tersinggung,ada benarnya dan ada juga salahnya mulut Arga yang suka ceplas- ceplos gak disaring terlebih dahulu.

"Bangke lu" Arga mendapatkan satu jitakan mulus dari Aldi yang mendapat ringisan rasa sakit dari Arga, terkadang Aldi juga sama bloonnya sama Arga, terkadang Arga yang bloonnya udah gak ketulungan.

"Setan" umpat Arga yang mendapatkan tatapan tajam dari semua teman-temannya.

Aziel bangun dari tempatnya tadi,berlalu dari hadapan mereka yang tadinya bercengkrama kini menatap Aziel yang keluar dari kelas dengan wajah yang tampak kesal.

[Tidak ada yang buruk, ketika seseorang mencoba menjadi yang terbaik didepan seseorang yang disukainya]
-IPA&IPS-

Give me vote and coment pleasee😭
I wanna do😭
Because, bikin i hwaiting buat next chapter😅 wkwkwk

Follow my ig 😍
@suciamelaniputri

Tengkyuuuu!! salam kecup dari istrinya
Lee Min ho💋💖😁

IPA & IPS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang