12. Salah Paham (4)

9.8K 568 27
                                    

Happy Reading!😊

~±×÷•

***

Terhitung sejak 3 hari setelah Adiba dan Aziel bertemu, mereka tak lagi bertemu setelah jumpa dihalte bus, begitupun Dimas dan temannya yang lain juga tak banyak muncul sebagai cowo terpopuler di se-antero sekolah.
Mereka seakan menghilang ditelan bumi, paginya kena hukum dengan Buk Ratna karena selalu terlambat kecuali Yudha, Yudha murid yang sedikit teladan diantara mereka semua, pas jam istirahat pun mereka tak menampakkan batang hidungnya di kantin maupun digudang sekolah atau maupun di rooftop atau dimana biasa mereka nongkrong bareng.
Dan sorenya mereka selalu pulang dengan tergesa-gesa, kadang sekolah tanpa kerusuhan atau kegaduhan itu gak menantang adrenalin, makanya dibutuhkan orang kayak mereka, bikin suasana sekolah makin hidup. Nyanyi-nyanyi dikantin plus main basket maupun main bola dilapangan atau tauran yang menjadi kebiasaan mereka dengan kelas lain, terhitung memang Aziel dan temannya yang lain memang sangat unggul dibidang olahraga, perkelahian, ataupun balap liar yang sering mereka adakan tanpa sepengetahuan aparat polisi. Tanpa mereka, emang sekolah sama sekali gak seru kalau mereka tidak ada.

***

"Tenang kalau gak ada yang rusuh ya" Tara memulai percakapan, mereka kini sedang berada dikantin. Kantin sangat lengang tanpa kehadiran Aziel dan teman-temannya, biasanya kerumunan merekalah yang membuat suana kantin menjadi riuh dan ribut.

"Yoi bro, selama otak udang gak sekolah ya pasti aman sekolah" Gelak tawa yang diisi oleh ketiga cowo yang notabenenya murid sekelas Adiba yaitu Tara,Rayhan,Kevin membuat kuping Adiba memanas saat mendengar celaan demi celaan yang dilontarkan oleh ketiga pemuda yang notabenenya merasa punya etika padahal juga bencong yang suka ngerumpi.

"Udah gausah marah gitu" Nisa menenangkan Adiba, menepuk pundak Adiba sekilas. Kembali menyeruput orange juss yang sedari tadi mengisi kekosongan perutnya selama menunggu mi ayam yang juga belum datang dimeja mereka padahal sedari tadi sudah dipesan.

"Kalo ngomong itu kenapa sih mereka gak make etika? suka hati aja mereka ngomong, padahal udah diajarin sopan santun dan juga udah belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar" Adiba memutarkan bola matanya malas menatap segerombolan siswa tukang rumpi, biangnya anak Ipa beraksi,terong-terongan. Begitulah Adiba selalu, jika sudah menanggapi orang yang selalu menganggap Aziel rendah.

Nisa hanya geleng-geleng kepala menanggapi Adiba yang menyerocoskan tentang etika dan sopan santun.

"Gue benerkan Nis?" tanya Adiba kesal ke arah Nisa, ia kembali menyeruput minumannya yang hanya tinggal setengah.

"Serah lo deh Dib, gue ga bisa ngebacot juga" ucapan Nisa mampu membuat Adiba memutar bola matanya jengah mendapatkan jawaban Nisa yang terlampau nyebelin, si Nisa sahabat mereka atau sahabat Adiba sih? .

"Gimana cowo lo?" setelah hening beberapa menit Nisa membuka percakapan yang sedari tadi ingin ia tayakan, Nisa juga ingin tau bagaimana kelanjutan mereka yang waktu ketemu di halte bus.

"Gue gapunya cowo" ucap Adiba sarkistik menanggapi pertayaan Nisa

"Itu, cowo yang tega ngusir lo terus nganterin lo pulang" ucapan Nisa tadi mampu membuat Adiba membulatkan matanya tak percaya menatap Nisa yang kini sedang tertawa melihat semburat merah yang berada di kedua sisi pipi Adiba, Adiba malu jika mengingat kejadian romantisnya bersama Aziel waktu itu, ah sudahlah kenapa juga harus mikirin Aziel sedangkan Aziel saja tak memikirkannya, mimik wajah Adiba berubah, yang tadinya malu-malu kini mendadak lesu mengingat Aziel yang sudah beberapa hari ini tidak sekolah dan tidak memberinya kabar.

"Gue boleh duduk disini?"

Ucapan seseorang yang baru saja berdiri tepat didepan Adiba dan Nisa membuat Adiba yang tadinya termenung kini sudah kembali sadar, Adiba mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang baru saja berucap,Adiba mengenal orang ini. Ia kembali menoleh ke arah samping-kanan maupun kiri seperti mengecek keadaan sekitarnya

"Gak, kan masih ada tempat yang lain. Gih sono" usir Adiba tak tanggung-tanggung, sumpah mood Adiba kali ini memang hancur parah sejak ada yag menggosipkan Aziel dan sejak Nisa membahas Aziel, sudahlah lupakan tentangnya untuk sesaat.

"Lo dikasih hati malah mintak jantung ya. Mau lo apasi? lo ngerasa cantik? karna cogan smansa deketin lo? cukup Aziel aja lo jampi-jampi. Rey jangan lo pake jampian licik itu" Adora menggebrak meja kantin membuat jus yang berada dimeja tumpah mengenai rok Adiba dan Nisa.

Adiba menatap Adora dengan tatapan tidak percaya. Mengapa Adora dengan teganya melakukan ini padanya? padahal Adiba merasa tidak mempunyai salah kepada mereka, ah atau jangan-jangan karna kejadian lampau saat Adiba melawan perkataan Adora.

Rey mengkerutkan keningnya menatap perempuan yang sedang mencak-mencak memarahi Adiba, kini Rey tau apa rencana selanjutnya untuk membuat Aziel dengan penuh emosi. Berandal kayak Aziel emang paling gampang bikin dia emosi.

"Gue gak pake jampi-jampi. Apa yang lo bilang barusan itu gak bener, gue gamau punya urusan sama lo lagi" suara Adiba melemah, ia bingung. Ia merasa seakan dirinya teraniaya terus menerus oleh Adora tentunya

"Gausah sok teraniaya gitu deh. Wanita jalang emang begitu ya" kacung disebelah Adora berbicara membuat suasana semakin panas, semua murid yang berada dikantin menyaksikan tingkah Adora yang berlebihan.

"Dasar jalang" Adora menjambak rambut Adiba kesal, Rey yang diam mematung melihat kejadian tersenyum licik, sudah saatnya ia memulai aksinya.

Adiba meringis menahan perih dikepalanya akibat jambakan dari Adora,sedangkan Nisa hanya mampu berdiam diri. Nisa bukan tipe orang yang selalu bisa melawan. Menolong dirinya saja ia kesusahan apalagi menolong orang lain.

"Jangan kasar sama cewe gue bisa gak sih?" tangan Adora kini dicekal oleh tangan Rey, ia tersenyum meremehkan Adora yang miris menatap tatapan Rey padanya.

"Dia itu sok jual mahal, kenapa sih lo bela dia?" seru Adora marah

"Hati, ya hati gue kok, selagi hati gue masih waras dia bakalan berpijak ditempatnya jadi suka-suka gue dong mau naruh hati digadis manapun, dan tentunya gue gak kenal siapa lo kenapa lo yang sibuk banget deh kayaknya. Lo juga bukan siapa-siapa gue" Adora terdiam memahami penuturan Rey yang sungguh amat menyakitkan, kepopuleran Adora akan semakin menurun jika semua cogan Smansa menyukai Adiba, apasih istimewanya Adiba?

"Lo! jangan harep bisa lolos dari gue" Adora mendelik kesal kearah Adiba yang mengusap pelan rambutnya seakan dunia memang berpihak pada Adiba. Adora pergi meninggalkan kantin yang sekarang tergolong sangat ramai ini.

Bisakah? Rey menghilang? Itu fikir Adiba, mengapa Rey tiba-tiba masuk kedalam hidupnya membuat segalanya kembali jungkir balik, Adiba menatap punggung Adora yang kian menjauh. Tapi tunggu, Adora dengan seenak jidatnya memeluk seseorang yang baru saja melangkahkan kakinya menuju kantin bersama gengnya. Benarkah itu dia? 'Adora jauhkan tanganmu dari lelakiku!' ingin sekali Adiba berteriak seperti itu, tapi ia mengurungkan niatnya saat pemuda yang dipeluk Adora dengan senang hati menerima pelukan Adora, ia memang tidak membalas dekapan pelukan Adora, hanya saja ia terdiam ditempatnya membiarkan Adora memeluknya,tatapannya jatuh pada Adiba, wanita yang diujung meja sana berdiri menatapnya dengan wajah yang tak bisa digambarkan, terlihat raut muka Adiba yang sedih, Aziel melirik seseorang yang juga menatap Aziel. Siapa lagi kalau bukan Rey, Rey menatap Aziel dengan tatapan menjatuhkan. Tak terasa cairan bening jatuh kepipi Adiba, Adiba menangis, wanita itu menangis, Adiba berjalan meninggalkan kantin dengan langkah cepat menarik pergelangan tangan Nisa yang ikut mematung melihat keseluruh kejadian yang baru saja terjadi,
Ini semua pure salah paham.

[Cemburu itu sulit ya? disaat kita bukan siapa-siapa. Kenapa cemburu itu harus ada?]
-IPA&IPS-

Follow my ig : @suciamelaniputri
@sciamlnptr

Follow juga akun wattpad aku yaah😄😘,

Salam kecup dari istrinya
T.O.P BIGBANG❤💋💖😁

IPA & IPS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang