Part 2: Laki-laki yang Nyaris Pingsan

7K 867 40
                                    

Part 2

Laki-laki yang Nyaris Pingsan

*****

"Natsume, kau orang yang baik... Terima kasih...," bisik orang itu tepat di telingaku.

Jantungku berdebar luar biasa. Suaranya mampu membuatku pucat pasi.

Hantu. Hantu. HANTU!

"Kuharap kita bertemu lagi...," kemudian aku merasakan kelembutan di dahiku.

HANTU ITU MENCIUM DAHIKU?!

"Waaaaa!"

Aku terbangun dengan napas memburu. Kutoleh jendela kamar. Cahaya mentari berusaha masuk ke dalam. Aku menghela napas lega. Mimpi semalam benar-benar mengerikan...

Aku menyeka keringat di wajah kemudian beranjak dan melipat futon. Setelah itu, aku membuka jendela kamar. Angin pagi yang segar segera menerpa wajah mengantuk ini. Aku meregangkan tubuh dan menarik napas sedalam-dalamnya.

"Natsume! Ohayou*!" suara seseorang terdengar tak jauh dariku. Aku melihat sekitar dan mendapati Yuuki sedang lari di tempat mengenakan pakaian olahraga.

Laki-laki itu melambai dengan senyuman secerah mentari. Ketika aku hendak membalasnya, Sora muncul dengan menaiki sepeda. Ia menatap kepadaku sejenak dengan pandangan yang sulit kuartikan. Perlahan ia tersenyum. Entah apa maksud dari pandangan itu. Aku tidak bisa membaca pikiran orang kalau jarak kami jauh.

Aku membungkuk sebelum meninggalkan jendela dan memutuskan membantu Baasan menyiapkan sarapan. Padahal kemarin aku cukup kelelahan, namun aku selalu saja bangun pagi. Aku sudah terbiasa melakukannya sejak kecil. Selain itu, aku juga bisa memasak dan bersih-bersih. Aku akui itu. Niichan bilang, tidak baik merepotkan Kaachan dalam mengurus rumah. Kami harus saling bekerjasama dan saling membantu. Urusan rumah tidak hanya dilakukan perempuan, laki-laki juga harus mengurus agar semuanya mendapat keadilan. Begitulah menurut Niichan. Setidaknya pemikiran seperti itu sangat membantu. Di keluarga Hayashi tidak ada yang tidak bisa memasak, bahkan Jiisan sendiri. Makan malam kemarin dia yang buat. Rasanya sungguh enak.

"Ohayou, Baasan," sapaku pada Baasan yang sedang memanaskan air.

"Ah, Natsume. Ohayou," wanita itu tersenyum. Ah... Aku sangat menyukai senyuman hangat itu. "Oh, ya. Berikanlah ini pada rubah itu. Tetangga sebelah memberikan apel ini secara gratis."

"Benarkah? Sepertinya enak," aku mengambil piring yang berisi potongan apel yang disodorkan Baasan padaku. "Aku akan memberikannya."

Aku kembali ke atas, menuju kamarku. Aku terkejut tidak mendapati si rubah di tempat ini. Kemana dia? Kakinya belum sembuh, kan?

"Baasan. Baasan! Kitsune-san tidak ada," laporku menuruni tangga tergesa-gesa.

"Eh? Benarkah?"

Aku mengangguk, "Ya."

"Oh ya. Dimana kau menemukan rubah itu?"

"Di semak-semak dekat kuil kecil di atas bukit."

Baasan melotot, "Jangan-jangan itu youkai!"

My Little FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang