Extra Part
(4)My Little Friend
*****
Hal yang tidak pernah kusangka adalah kebohongan yang menjadi nyata.
***
Aku terdiam, tidak bergeming sama sekali ketika melihatnya berdiri di depan kelas, sambil memperkenalkan diri dengan wajah dingin. Dia sedikit berbeda dari yang dulu. Senyuman di wajahnya tidak kutemukan. Kupikir tidak akan bisa menatap mata itu lagi setelah dia pindah sepuluh tahun lalu, tapi kini dia jadi teman sekelasku lagi.
Hayashi Natsume.
Cinta pertamaku.
"Kau tidak apa-apa?" tanyaku mengulurkan tangan saat dia jatuh tepat di samping mejaku karena seorang siswa sengaja membuatnya tersandung.
Dia menatapku sejenak lalu cepat-cepat memalingkan wajahnya, "Ya, aku baik-baik saja," katanya segera berdiri dan tidak mau menatapku.
Kenapa dia jadi dingin seperti itu? Pasti sesuatu telah terjadinya ketika dia tinggal di kota besar. Dulu, dia selalu menatap lawan bicaranya. Matanya yang indah itulah yang kusukai.
***
"Apa bagusnya Natsume?" tanya Sora sambil makan bekalnya.
Sora adalah salah seorang temanku sejak kami masih kecil. Mulutnya memang tajam, tapi dia jujur. Menurutnya lebih baik terus terang, kalau tidak suka dia akan mengatakannya daripada berbohong lalu kemudian berbicara di belakang orang lain.
Aku tertawa tidak enak, "Natsume itu baik."
"Memangnya temanmu yang lain tidak baik?" Sora melirikku.
"Mereka juga baik."
"Sadarlah, Yuuki. Natsume tidak mau berteman dengan kita lagi. Dia sudah punya teman baru. Siapa itu namanya? Nakayama."
Aku menunduk, menghela napas, "Ya, kau benar."
"Kau cemburu?" Sora menatapku penuh selidik.
"Bu–Bukan begitu... Aku hanya merasa hubungan kita dengan Natsume tidak seperti dulu lagi."
Sora berdecih, "Kau masih menyukainya?"
"Tidak," jawabku cepat. "Yang kusukai hanya Sora, kok."
Sora yang sedang minum air, berhenti. "Kalau begitu, cium aku."
Lagi-lagi itu. Permintaan yang selalu dikatakannya kalau aku bilang menyukainya.
Aku berseger lebih dekat kemudian memiringkan kepala, mengecup bibir mungilnya. Bibirnya lembut dan manis namun... di sisi lain aku merasa hambar.
Entah sudah berapa kali kami melakukannya. Pertama kali saat kami SD, saat aku menangis tersedu-sedu karena Natsume pindah dan Sora datang untuk menenangkanku. Waktu itu kami masih polos, jadi aku hanya diam ketika dia mencium bibirku untuk pertama kalinya. Karena ciumannya itu juga, aku berhenti menangis. Lalu ketika SMP, Sora menyatakan perasaannya padaku. Aku tidak menolaknya juga tidak menerimanya karena beralasan kami masih terlalu muda untuk terlibat hubungan percintaan. Hingga ketika kami SMA seperti sekarang ini...
Ada sebuah penyesalan dalam diriku.
Ketika membalas pernyataannya itu, aku berkata, "Aku juga menyukaimu, Sora."
Untuk pertama kalinya, aku melihat Sora tersenyum seperti itu. Air matanya hampir meleleh dan wajahnya memerah. Benar-benar manis. Berbeda denganku yang langsung meneguk ludah dengan tangan yang begitu dingin. Sora salah paham. Suka yang kumaksud bukan tentang percintaan, tapi persahabatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantastikDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...