TELOLET!
TELOLET!
TELOLET!
*bunyi alarm peringatan 😂🔫* *dor!Adegan yang sudah lama ditunggu akhirnya muncul lagi! (・///∀///・)
Me: "Dedek fujodan, harap mundur perlahan, ya~"
You: "Halah! Dasar author banyak cincong! Percuma kasi peringatan! Bakalan gue langgar juga! Huahahahahaha!"
––––––––––
Part 16
Desahan di bawah Rembulan
*****
"Menyingkir dariku!"
Saat aku mendekati Shigure, dia menepis tangan seseorang yang berada di dekatnya. Ada seorang lagi yang hanya berdiam diri. Siapa kedua orang itu?
"Eeehhh! Kenapa? Shigure-sama kejam!"
"Menyingkir dariku sekarang, Nori!"
"Apa kau mau-oh, hai!" orang yang mengenakan kimono putih itu sadar akan keberadaanku dan tersenyum. Uah... gadis yang cantik. Badannya tidak begitu pendek dariku, wajahnya bulat, bibirnya kecil, tatapan matanya begitu lembut.
"Ko–Konichiwa...," aku membungkuk dengan gugup.
"Salam kenal, aku Nori, siluman ular," dia membungkuk.
"A–Aku Hayashi Natsume–"
"Kau tidak perlu mengenalkan dirimu pada orang ini, Natsume," ujar Shigure menghampiriku kemudian merangkulku. "Aku tidak mau menerima tawaranmu itu, Nori. Aku bisa mencari tahu sendiri siapa pemilik aura jahat itu."
"Ehhh... Tapi..." Nori memasang wajah memelas. Begitu menggemaskan. "Aku hanya ingin tidur denganmu sekaliii saja..."
Hah?
"Tidur?" aku mengerutkan dahi pada Shigure.
"Aku menolak," jawab Shigure tegas kemudian meletakkan sebelah tangan di pinggulku dan menarikku ke dekapannya. "Karena aku hanya mau dengan Natsume."
"A–Apa yang kau bicarakan?!" wajahku merona. Aku berusaha mendorong tubuhnya.
"Shigure-sama kejam! Kau selalu saja menolakku! Apa kau mau kukutuk lagi?!" suara Nori meninggi. Walaupun dia marah-marah seperti itu, dia terlihat menggemaskan.
"Kau tidak bisa mengutukku lagi, Nori," Shigure tersenyum licik. "Kekuatanku sekarang jauh lebih besar dibandingkan milikmu!"
"Ugh!" Nori mengembungkan pipi sebal lalu dia tersenyum, meletakkan kedua tangan di pinggang. "Tapi setidaknya kutukkanku yang dulu tidak bisa hilang! Hahaha! Rasakan itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasyDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...