Part 12
Pernyataan Sang Rubah
*****
Mataku terbuka perlahan. Sinar mentari mengintip dari balik tirai jendela. Kamar ini benar-benar nyaman.
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" suara Masaki terdengar setelah pintu terbuka. Dia datang bersama seorang pelayan yang membawakan makanan.
"Begitulah...," jawabku sambil menegakkan badan kemudian terkejut menyadari Natsume sedang tidur di samping ranjang.
"Hayashi-kun teman yang baik, bukankah begitu? Dia bersikeras tidak mau pulang ke rumah dan memutuskan untuk menginap di sini," Masaki menghela napas lalu tersenyum tipis. "Padahal aku sudah menyuruhnya tidur di kamar satunya."
Jadi dia tidur di sini semalaman?
"Ini sarapanmu, Tuan. Silakan dinikmati," ujar pelayan itu setelah metelakkan nampan di atas nakas.
"Terima kasih. Tapi aku–"
"Kau harus makan dulu. Jangan membuat Hayashi-kun tambah khawatir, oke?" kemudian Masaki keluar kamar bersama dengan pelayan itu.
Aku beralih pada Natsume. Wajah tidurnya terlihat damai dan membuat hatiku merasa tenang. Bulu matanya yang panjang itu benar-benar indah. Tanpa sadar aku sudah menempelkan bibirku di pucuk kepalanya lembut.
"Mhn...," Natsume bergumam sambil bergerak. Cepat-cepat aku menegakkan badan dan menatapnya yang perlahan bagun.
"Selamat pagi," sapaku dengan senyuman.
Natsume mengucak mata sambil menguap pelan, "Selamat pagi..."
"Natsume, kenapa kau melakukan hal ini?" tanyaku.
"Huh?" sepertinya kesadarannya belum kembali sepenuhnya.
Aku terdiam sejenak, membiarkan dia mengumpulkan semua nyawanya, "Ah, tidak jadi. Terima kasih sudah menemaniku."
"Tidak masalah," dia tersenyum kemudian berdiri dari kursi. "Ah, kita harus sekolah–"
Aku menahan tangannya, "Tetaplah di sini. Tubuhku... masih terasa berat untuk digerakkan."
Natsume terdiam sejenak. Sepertinya dia sedang menimbang-nimbang sesuatu. Pada akhirnya dia menghela napas dan kembali duduk di samping ranjang. "Baiklah..."
"Natsume, mau membantuku?"
"Membantu apa?"
Aku menunjuk sarapan itu, "Menyuapiku."
"Ka–Kau bisa melakukannya sendiri, kan?"
Ah... Wajahnya memerah...
"Tapi tanganku masih terlalu lemah," aku bernada manja padanya.
Natsume menghela napas lagi. Kupikir dia tidak akan melakukan itu tapi ternyata aku salah. Diperlakukan seperti ini membuat kedua telinga rumahku bergerak-gerak senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasyDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...