Part 22: Tanpa Jejak

3.4K 461 41
                                    

Part 22

Tanpa Jejak

*****

"Hayashi-kun, aku turut berduka cita."

Begitulah kalimat yang kudengar sepanjang hari ini di sekolah. Tatapan tidak peduli orang-orang itu kini menjadi iba setelah berita tersebut menyebar luas. Sekarang penduduk desa merasa resah setelah dikabarkan sudah ada empat korban akibat perampokan. Sampai saat ini polisi masih mencari kebenaran akan kasus itu.

Mau berapa kali pun mencari, percuma saja. Pelakunya bukan manusia.

"Natsume, kau baik-baik saja?" terdengar suara yang berhasil menyadarkanku dari lamunan.

"Eh? Ah. Aku baik-baik saja," aku mencoba tersenyum setenang mungkin.

Laki-laki tampan di depanku ini mengerutkan dahi khawatir, "Jika ada sesuatu yang mengganjal hatimu, ceritakan saja padaku."

"Iya..."

"Sekarang makan bekalmu. Sebentar lagi istirahat berakhir."

Aku menghabiskan waktu istirahat untuk makan siang bersama Shigure di atap sekolah. Kali ini kami hanya berdua tanpa ditemani Sasaki Bersaudara. Shigure memerintahkan mereka untuk mencari keberadaan Arata yang masih saat ini belum ada titik terangnya.

Bel tanda masuk berbunyi tak lama kemudian. Aku menjalankan aktifitas seperti biasa di sekolah: belajar dan pulang ke rumah tanpa mengikuti kegiatan klub satupun.

"Nakayama-kun," panggil seseorang begitu aku dan Shigure keluar dari gedung sekolah setelah mengganti uwabaki di loker. Entah sudah berapa lama Masaki-sensei dan Hikaru berdiri di sana. "Kau sudah mengetahui keberadaannya?"

Shigure menggeleng, "Belum."

"Sungguh menyebalkan. Bahkan youkai yang kukirim untuk mencari Arata pun belum kembali," gumam Masaki-sensei.

Jadi Sensei juga mencari keberadaan Arata?

"Begitu juga dengan para pelayanku," ujar Shigure. "Beritahu aku jika kau mendapatkan informasi tentang apapun itu mengenai Arata."

"Aku mengerti," jawab Masaki-sensei. "Kalau begitu, kami permisi dulu."

Setelah membungkuk, kedua laki-laki itu meninggalkan kami.

"Dia itu seorang sensei," aku bersungut-sungut. "Kau seharusnya tidak bicara begitu padanya."

Shigure angkat bahu, "Dia dulu pelayanku, jadi aku tidak bisa memperlakukannya selayaknya murid dengan guru. Lagi pula, aku lebih darinya."

"Sebenarnya, seberapa tua dirimu?" tanyaku sambil berjalan beriringan dengannya. Aku heran pada diriku sendiri kenapa tidak menanyakan hal kecil seperti ini pada Shigure. Aku tidak tahu berapa umurnya, bahkan makanan favoritnya. Uah... kau mengerikan, Natsume. Kau sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang kekasihmu sendiri.

"Mungkin sekitar 521?"

"Serius?!"

"Apa aku terlihat bercanda?"

My Little FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang