Part 3
Anjing Menyalak, Rubah Berlari
*****
"O–Orang mesum!" aku mendorong tubuh Nakayama saat tahu dia melakukan hal yang tidak pantas pada orang yang baru dikenalinya.
"Natsume! Tunggu!"
Tanpa mendengarkan teriakannya, aku segera berlari secepat mungkin. Sialnya dia mengejarku.
"Natsume!"
"Menjauh dariku, orang mesum!" aku menoleh ke belakang. Pandangan kami bertemu sejenak.
Kenapa? Kenapa aku tidak bisa membaca pikirannya?–
"Ah–"
"Bahaya!"
Waktu seperti diperlambat ketika kakiku tersandung akar pohon. Tubuhku melayang lalu Nakayama tiba-tiba di depanku, merentangkan tangan dan berhasil mendekap tubuhku sebelum kami jatuh dan merosot dari atas bukit.
"Aw...," erang Nakayama.
"Ka–Kau tidak apa-apa?!" tanyaku langsung menyingkir dari tubuhnya.
Ah, bodohnya aku! Kenapa tidak berhati-hati?!
"Ya... Tidak apa-apa. Sedikit sakit sih...," Nayakama kemudian duduk.
Aku berdiri, "Aku sungguh-sungguh minta maaf!" lalu membungkuk dalam.
"Pfttt... Hahaha!" tiba-tiba Nakayama tertawa.
"Apanya yang lucu?" tanyaku keheranan.
"Kau orang yang kaku, ya? Dan itu lucu," dia masih tertawa, meletakkan sebelah tangan di lutut.
Aku tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan dia tertawa sepuasnya, toh aku juga sering ditertawakan orang.
"Kenapa diam?" tanya Nakayama kemudian berhenti tertawa.
"Tertawa saja sepuasnya," aku memalingkan wajah dengan sedikit kesal.
Dia terkekeh, "Kau marah?"
"Tidak, biasa saja."
"Ho?"
Sempat terjadi keheningan di antara kami. Sebelum aku mrmetuskan untuk memecah keheningan ini.
Aku berdehem, "Terima kasih..."
"Untuk apa?" Nakayama memiringkan kepalanya.
"Su... Sudah menolongku..."
Lagi, Nakayama tertawa, "Tentu saja aku menolongmu. Bukankah kita berteman?"
Aku melebarkan mata saat mendengar kalimat yang diucapkan dengan senyuman lembut itu, "Te... Teman?"
"Ya. Teman," lalu ia mengelurkan tangannya. "Kau mau, kan, jadi temanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasiaDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...