Extra Part
(3)My Little Older Brother
*****
Kau tahu, orang yang selalu menyanyangimu, yang selalu mencintaimumu, yang selalu memperhatikanmu adalah orang yang paling dekat denganmu.
***
Aku meraih rambut putih panjang ini kemudian menyisirnya perlahan. Ah, betapa indah dan halusnya. Juga, betapa wanginya rambut ini ketika kucium aromanya. Aku suka. Wanginya sungguh khas.
"Shuji-chan, sudah selesai belum?" tanya pemilik rambut ini.
"Belum, Nii-san. Sebentar lagi," kataku lembut.
Aku suka. Dia memanggil namaku dengan manisnya. Membuatku ingin menyentuhnya, memeluknya, dan menjadikan dia milikku seorang.
"Cepatlah sedikit. Kita harus mengantar obat itu sebelum siang."
"Aku mengerti."
Aku menyisir rambutnya selembut mungkin. Seperti biasa, dia sangat menikmati ketika rambutnya disisir seperti ini. Aku memutuskan untuk menguncir rambutnya agar dia tidak merasa risih. Walaupun dia tidak protes rambutnya kutata sedemikian rupa, pasti pada akhirnya rambutnya akan terurai lagi.
"Selesai."
Dia berdiri, tersenyum dengan semangat yang sudah menjadi ciri khasnya, "Ayo kita pergi."
Sebelum kami pergi, aku menyusun beberapa botol ramuan yang sudah kami racik ke dalam keranjang. Dia keluar lebih dahulu kemudian aku menyusul. Tidak lupa aku menutup pintu rumah rapat-rapat dan menguncinya.
Jika keluar rumah, orang lain akan merasakan sinar mentari pagi yang menerpa wajah, tapi tidak bagi kami. Butuh beberapa menit untuk merasakan hangatnya sinar itu karena ketika keluar rumah, yang kami dapati pertama kali hanyalah kegelapan dengan dinding-dinding batu yang menghimpit serta beberapa youkai lemah yang tinggal di tempat ini.
"Ah, dinginnya," laki-laki ini meregangkan tubuhnya ketika kami menyentuh sinar mentari.
Memang. Angin pertama musim dingin memang dingin. Apalagi ketika di atas bukit seperti ini.
"Ayo, Shuji-chan."
"Iya."
Dalam sekejap, sosok manis di depanku ini menghilang dan digantikan seekor ular putih raksasa yang berdiri di tempatnya tadi. Dia bergerak, merayap ke atas, ke udara. Aku juga melakukan hal yang sama. Sosokku yang tinggi ini menjadi ular berwarna hijau. Aku mengikutinya dari belakang, terbang melintasi hutan dan sungai.
Kami mendarat pada sebuah rumah yang cukup besar. Ada dua orang yang sedang menyapu di halaman rumahnya. Mereka menyadari keberadaan kami dan tersenyum.
"Selamat pagi, Nori-sama, Shuji-sama," kata salah seorang di antara mereka.
"Selamat pagi, Akane-kun, Kohaku-kun. Apa Shigure-san sudah bangun?" tanya laki-laki di sampingku ini.
"Shigure-sama menginap di rumah Natsume-dono," kata laki-laki yang bernama Akane ini.
"Apa? Padahal dia bilang suruh aku antar obatnya pagi-pagi tapi dia malah tidak ada di sini?!" omel laki-laki manis ini. "Memangnya siapa yang sakit?"
"Jadi Shigure-sama memesan obat dengan Anda? Kami harus berterima kasih pada Shigure-sama dan tentunya pada Anda juga," kata Kohaku. "Adik kami, Aoi, yang sedang sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasyDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...