Part 13
Kanzashi 'Ungu'
*****
"Sebenarnya pertanyaan ini sudah mengganjal hatiku sejak lama," ujarku berjalan beriringan bersama Shigure menuju sekolah. Berbeda dengan hari yang biasanya, cuaca kali ini lebih mendung dan sejuk.
"Memangnya apa?"
"Kenapa kau pergi sekolah? Bukankah rubah pembawa berkah tidak butuh itu?"
"Pppfffttt... Hahaha!" Shigure tertawa, membuatku heran. '"Tentu saja demi mendekati dirimu."
Aku tahu wajahku pasti memerah saat melihat senyuman itu. Cepat-cepat aku mengalihkan pandangan, "Se–Sebaiknya kita bergegas."
Aku berlari kecil yang kemudian disusul Shigure dan keempat pelayannya. Belum lama kami menginjakkan kaki di halaman, bel tanda masuk pun berbunyi. Para siswa yang awalnya masih bersantai di luar segera berlari secepat kilat.
***
Pelajaran kali ini membosankan. Aku nyaris menutup mata jika Shigure tidak melempar kertas kecil padaku. Aku menoleh padanya dan dia memberikan aba-aba, 'Ayo di buka.'
Tanpa ragu aku segera membuka kertas tersebut. Ada tulisan, 'Apa kau ingin melihat sesuatu yang lucu?'
Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. Aku menoleh lagi pada Shigure dan dia menaik-turunkan alisnya. Dia menulis sesuatu dan melempar kertas padaku lagi.
'Benar-benar lucu.'
Aku penasaran. Aku segera menuliskan sesuatu di kertas itu dan melemparnya kembali pada Shigure. Setelah membacanya, Shigure tersenyum lalu menggeser meja agar lebih dekat kemudian mengulurkan tangan kiri. Aku kembali mengerutkan dahi.
"Berikan tanganmu," bisiknya.
Eh? Apa dia mau berpegang tangan denganku?! Tidak. Tidak! Aku tidak akan bisa tenang jika selama pelajaran berlangsung kami saling berpegang tangan!
"Berikan saja," Shigure memohon.
Ragu-ragu aku mengulurkan tangan. Kedua tangan kami bertautan.
"Pejamkan matamu."
Aku menurut begitu saja.
"Sekarang bukalah."
Kelopak mataku terangkat. Detik berikutnya aku menjerit tertahan yang sukses membuat seisi kelas menoleh padaku. Cepat-cepat aku menutup mulut.
"Hayashi-kun, ada apa?" tanya guru matematika itu.
"B–Bukan apa-apa...," jawabku berusaha untuk tersenyum.
Seisi kelas kembali fokus pada pelajaran, sedangkan aku tidak bisa fokus lagi. Bagaimana aku bisa fokus kalau ada dua ekor rubah melompat-lompat di atas meja guru? Seekor lagi berdiri di atas kepala guru membosankan itu. Ketika dia sadar aku memperhatikannya sedari tadi, dia menari-nari dengan tingkah yang konyol.
"Hahaha!"
"Hayashi-kun?" guru itu menoleh padaku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasíaDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...