Part 21
Di Perbatasan Ada Cerita
*****
Aku tidak diizinkan Shigure untuk meninggalkan rumahnya karena aku belum pulih seutuhnya. Aku yakin, dia tidak akan mengizinkanku untuk keluar lagi walaupun aku sudah pulih setelah tahu Arata-lah penyebab Hikaru dan Ichigo dirasuki aura jahat.
"Natsume... bicaralah padaku...," rengek Shigure, setelah menelan daging di mangukuknya.
Aku diam, sama sekali tidak menanggapinya dari kemarin malam. Aku bosan karena tidak bisa kemana-mana selain berkeliling di rumah besar dan sepi ini. Terkadang saking luasnya, aku selalu membayangkan ada sosok di beberapa ruangan kosong rumah ini.
"Natsume...," panggil Shigure lagi bernada manja.
Setelah aku meneguk air, aku menatapnya masih dengan perasaan kesal, "Apa?"
"Kenapa kau diam saja?"
"Karena aku kesal padamu," jawabku cepat.
"Memangnya aku kenapa?"
"Kau tidak mengizinkanku untuk pulang bahkan keluar dari tempat ini saja tidak boleh," aku melipat tangan, memalingkan wajah darinya.
"Kau belum sembuh–"
"Tapi aku baik-baik saja."
Shigure menarik napas panjang yang menarik perhatianku. Dari raut wajahnya aku bisa melihat kekhawatiran dari tatapan itu. "Aku tidak mengizinkanmu keluar karena aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu lagi. Aku tahu aku egois, tapi aku tidak mau lagi melihat orang yang kucintai terluka. Maafkan aku yang seperti ini."
Ah, sial. Debaran jantung ini kembali berdetak lebih cepat.
"Maafkan aku juga...," gumamku.
Shigure tersenyum lembut kemudian kami melanjutkan sarapan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk kami menyelesaikannya. Kira-kira, apa Akane bisa melakukan perannya sebagai Natsume berhasil? Bagaimana dengan kehidupannya di sekolah? Apa Baasan dan Jiisan tidak mencurigainya? Ah... bicara tentang Baasan dan Jiisan, aku merindukan mereka.
"Membosankan, ya...," ujar Yuuki.
"Dan melelahkan...," tambah Sora.
Kami bertiga kompak menghela napas dan terus-terusan menatap ikan-ikan koi yang berenang di kolam samping rumah. Kami hanya duduk di jembatan dengan perasaan bosan.
"Tapi ada untungnya juga. Kita tidak perlu repot-repot lagi belajar di saat-saat seperti ini," Yuuki berusaha sesemangat mungkin.
"Ha ha ha...," Sora tertawa dipaksakan.
"Sora, mau main bersamaku?" tanya Yuuki antusias.
"Hah? Main?" tanya Sora bingung namun detik berikutnya wajahnya merah padam kemudian mendorong wajah Yuuki, "JANGAN BODOH, BODOH!"
Melihat tingkah Sora yang malu-malu seperti itu, aku tertawa. Sepertinya... hubungan mereka baik-baik saja, ya? Dan mungkin sudah sangat dekat dari sebelumnya.
"Ah, sebaiknya aku bantu Aoi bersih-bersih," kataku.
Sora menahan tanganku tiba-tiba, "Ja–Jangan pergi!"
"Eh? Kau dengar itu? Sepertinya Aoi minta bantuan dariku?" aku tidak mempedulikan Sora. "Aku pergi dulu. Sampai nanti."
"Nat–Natsume!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fox
FantasyDi umurnya yang ke 17 tahun, Hayashi Natsume yang telah kehilangan ibu serta kakak laki-laki harus tinggal di desa kelahirannya lagi bersama kakek dan neneknya. Karena 'keanehan' pada Natsume yang sudah ia miliki sejak kecil, Natsume berdoa di kuil...