Bruk..
Alina melempar asal ranselnya, lalu membanting dirinya sendiri pada kasur kesayangannya."Capek banget" keluhnya seraya memejamkan matanya, tubuhnya terasa menggigil namun suhu tubuhnya sangat panas. Obat pun seolah tak mempan untuk tubuhnya saat ini. Sebenarnya dia jarang sekali untuk sakit, namun karena akhir-akhir ini pikirannya sangat penuh dengan masalah membuatnya stress dan gampang sekali terserang oleh penyakit sejenis flu.
Alina membuka matanya saat mendengar dering dari ponselnya, ia berjalan ke arah nakas dan mengambilnya. Ia mengernyitkan dahinya bingung melihat orang yang meneleponnya "ngapain Zia nelepon gue? Gak kaya biasanya" ucapnya lirih seraya menggeser tombol hijau di layar ponselnya
"Hallo, Zi" sapa Alina
"Hallo, Lin lo dimana?" Tanya Zia di sebrang sana
"Gue di rumah, kenapa?"
"Sini dong, Lin ke kedai kopi deket sekolah, kita lagi ngumpul bareng nih" ajaknya
"Emang ada siapa aja?"
"Semuanya, anak-anak semuanya pada kumpul di sini, tinggal lo aja" ujarnya
"Emm, gimana ya Zi" Alina berucap bingung memikirkan ajakan temanya itu
"Ayo dong, Lin" bujuknya dengan lirih, pasti di sebrang sana Zia sedang memasang pupy eyesnya yang pasti jika ada orang yang melihatnya orang tersebut tidak akan bisa untuk menolak permintaanya itu. Alina menghela nafas gusar meyakinkan dirinya untuk mengambil keputusan yang tepat. Kemudian, ia menganggukkan kepalanya lemah.
"Yaudah, 15 menit lagi gue sampe" putusnya. Terdengar teriakan girang di sebrang sana, pasti teman-temannya tengah bersorak girang di sana, tebaknya asal.
Alina menutup sambungannya, dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
------
Alina mendorong pintu kedai di hadapannya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah mencoba untuk mencari teman-temannya itu. Kemudian, ia melihat seseorang yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Langsung saja Alina menghampiri meja orang tersebut yang terletak di sebelah pojok dekat jendela.
Alina menghempaskan bokongnya pada kursi kosong di sana. Teman-temannya memang semuanya kumpul tanpa terkecuali, pantas saja Zia begitu kekeh mengajaknya.
"Akhirnya lo dateng juga, Lin kita sampe lumutan nungguin lo" celetuk seorang pria bertopi yang duduk di jajaran depan.
"Iya, katanya 15 menit, ini udah mau setengah jam" tambah gadis berkacamata di sebelahnya
Alina yang mendengarnya hanya bisa tersenyum polos dengan wajah tanpa dosanya. "Hehe.. sorry, kalian kaya gak tau aja jakarta kaya gimana"
Mendengar jawaban Alina barusan membuat teman-temannya mendengus kesal, sedangkan Alina hanya terkekeh geli melihatnya. Terkecuali seorang pria yang sedari tadi menatap intens ke arah Alina.
"oh iya, gue punya gosip baru loh" ucap Arin tiba-tiba
"Gosip apaan, Rin?"
"Paling gosip yang udah basi"
"Heem, tuh"
"Sialan lo pada, gosip kali ini tuh gosip yang paling hot tau dan belum ada seorang pun yang tahu" kesal Arin pada teman-temannya
"Emang apaan sih, Rin?" Tanya Angel serius
"Ekhm, kalian pada tahu gak kalo diantara kita ini ada yang diem-diem lagi pdkt" seru Arin membuat semua orang terkejut penasaran, termasuk Alina yang juga memandang heran ke arah Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girlfriend
RomanceAku bahkan lupa sama senyuman kamu, senyuman yang selama ini jarang aku lihat, kamu selalu diam seakan kamu anggap aku gak ada. Aku akan terima apa pun kondisi kamu, asalkan kamu jangan pergi. Hidup tanpa kamu, rasanya seperti hidup tanpa jiwa - Ali...