6

1.5K 79 4
                                    

Alina sedang membaca novel kesukaannya di atas kasur. Novel yang berjudul 'Dilan' itu memang selalu menemaninya di kala ia sedang bosan, walaupun ia sudah berulang kali membaca novel tersebut. Namun ia tidak pernah sekalipun bosan untuk membacanya kembali.

Tiba-tiba dering ponselnya membuyarkan khayalan Alina yang sedang membayangkan adegan demi adegan yang ada di dalam novel tersebut.

'Sebuah notif instagram rupanya'. Batinnya berucap. Lalu ia membuka aplikasi instagramnya itu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat foto dirinya sendiri yang terlihat err begitu memalukan, terpampang jelas di layar ponselnya. "Alvanooo.." geramnya saat ia tahu dalang dari hal memalukan ini.

Instagram.

Rd.AlvanoS7
(Picture)
❤4.412
(Tagged: Alinaazr)
Muka kepedesan ala🐒😂❤
View all 321 comments..

Garinazil: anjayy.. berdua teross😂
Annacait: curiga gue nih, curiga wkwk
Ziaanin23: uhuk.. ternyata oh ternyata genz😂😂😆
PutriRA: gak ajak-ajak kita lo, Van:( btw pj nya yaa
Lilazoo: anjrit, gue pengen ayamnya😫
Gayatri: omg😱
Dinda: asekk dah si vano mulai aksinya😆
Arlingga: gebetan gue tuh Van😈
Dariel: hmm.. pj nya ya:)
Kulikambing: anjay tu muka kontrol kali, Lin @alinaazr

Alina membaca semua comment di akun instagram milik Vano, namun yang paling mengejutkan adalah Dariel-kekasihnya juga ikut comment di sana. Pasti dia sudah berfikiran yang enggak-enggak terhadapnya. Ia harus menghubungi pria itu sekarang.

Dengan cepat, ia mencari contact pria itu, lalu menghubunginya dengan jantung yang berdebar. Ia takut jika pria itu marah padanya, ia takut jika pria itu tiba-tiba memutuskan sesuatu yang tak ingin ia dengar, di dalam mimpinya sekalipun.

"Yes" serunya saat pria itu menjawab panggilannya

"Hall-"

'Ada apa?' Belum sempat Alina menyapa pria itu, ia sudah memotong sapaan gadis cantik itu 'kalo gak ada yang penting, mending tutup panggilan ini' lanjutnya yang berhasil membuat Alina terdiam

"A-aku. Maaf" jawab Alina lemah

'Untuk?' Tanyanya dingin

"Untuk emm untuk" Alina tergugu mengatakan maksud dari perkataannya

'Untuk apa, Alina' ujar pria itu di sebrang sana dengan nada yang sedikit membentak

"Untuk postingan di instagram itu" jawab Alina cepat

Setelah ia mengucapkan itu, tidak ada lagi dari mereka yang berbicara. Mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing. Alina yang menunggu jawaban dari kekasihnya hanya bisa diam dengan meremas-remas tangannya gusar. Ia takut, ia benar-benar kalut dan juga takut secara bersamaan. Bagaimana jika pria itu tidak memaafkannya? Bagaimana jika-. Belum sempat pikirannya terus memberikan pertanyaan tak masuk akal, suara deheman di sebrang sana membuyarkan lamunan Alina.

Terdengar helaan nafas di sebrang sana 'iya' jawab Dariel yang langsung dibalas dengan helaan nafas lega dari Alina

"Kamu gak marah kan, Riel?"

'Tadinya, tapi gimana bisa aku marah sama kamu? Kalo setiap aku mau marah, kamu selalu bersikap kaya gini?. Kemarahan ku langsung menguap gitu aja entah kemana'

Alina yang mendengarnya tersenyum senang, pipinya merona akibat ucapan sederhana dari kekasihnya itu.

"Maaf-dan makasih" ucapnya tulus "tapi suer deh, Riel aku gak ada hubungan apa-apa sama Vano"

'Ya, aku percaya. Udahlah masalah ini kita bahas besok aja, sekarang mendingan kamu tidur, udah malem'

"Iya, kamu juga ya, love you and Good night"

'Iya aku tahu, night too'

Setelah mengucapkan itu, Dariel memutuskan sambungannya. Alina hanya bisa menghela nafasnya lega setelah tahu jika pria yang notebennya sebagai kekasihnya itu baik-baik saja. Rasanya semua beban yang ada di hatinya seolah hilang entah pergi kemana. Ya, walaupun pria itu tidak membalas ungkapan cintanya, tapi setidaknya ia lega kekasihnya itu tidak berpikiran macam-macam tentangnya dengan Vano.

Alina menyenderkan kepalanya pada sandaran kasur, ia tersenyum kecil mengingat percakapannya dengan kekasihnya tadi. Matanya terpejam membayangkan kenangan-kenangan yang pernah mereka lakukan dulu. Yang mungkin gak akan pernah bisa untuk diulangi lagi.

"I love you, Dariel William"

-----

Alina melangkah cepat menuju kelasnya, hari ini adalah senin pagi dan ia kesiangan. Bisa dibayangkan bukan, betapa sialnya ia sekarang?

"Kesiangan, Lin?" Tanya seorang pria yang bername tag Farrel Ardiansyah sambil memakaikan topi di kepalanya.

Alina menyimpan tasnya dengan nafas terengah, lalu menganggukkan kepalanya lemah membalas pertanyaan dari pria tersebut.

"Yaudah, buruan baris! Mau bareng gak?" Tawarnya

"Boleh deh, tungguin bentar gue ambil topi dulu" jawab Alina seraya mengambil topinya dari dalam tas miliknya.

Setelah itu, Alina berlari kecil menghampiri Farrel seraya memakai topinya dengan tergesa-gesa. Mereka berdua lalu berjalan beriringan menuju lapangan upacara untuk melakukan upacara hari senin seperti biasanya.

Tak jauh dari tempat mereka, sepasang bola mata sedang memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Tangannya mengepal kuat, darahnya sudah mendidih hebat melihat kedekatan mereka. Kalau saja ia bisa, pasti sudah ia tarik pergelangan gadisnya itu untuk menjauh dari pria sok tampan yang sedang berjalan beriringan dengannya. Tapi, lagi-lagi ia bisa apa? Ia hanya bisa diam seraya menahan keinginannya tersebut.

Batinnya terus menggerutu kesal melihat mereka tersebut, egonya ingin sekali berteriak di depan muka pria itu seraya berkata "Dia cewek gue, jangan pernah sekali-kali lo deketin dia apalagi nyentuh milik gue" ingin sekali dia berkata seperti itu. Ya, hanya keinginan seorang Dariel, namun tidak bisa melakukannya. Keadaan yang memaksa mereka untuk bersikap seperti ini, layaknya orang yang tak saling mengenal, namun ternyata memiliki hubungan yang lebih dari seorang teman.

Bersambung dulu genz..

Secret GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang