Alina sedang melihat-lihat pernak-pernik yang ada di hadapannya ini. Begitu pula dengan Vano, ia juga tengah memilih beberapa baju yang akan ia beli untuk oleh-oleh yang akan diberikan kepada keluarganya di Jakarta.
Ya. Mereka memang sedang berada di salah satu toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Bandung. Dan sekarang ini, Alina sedang memilih-milih berbagai macam accessories yang diantaranya berupa gelang, kalung, dsb.
Ketika ia tengah sibuk memilih, tiba-tiba matanya tak sengaja melihat sesuatu yang begitu menarik perhatiannya. Sebuah patung yang membentuk sepasang kekasih yang tengah saling bergenggaman tangan, seraya tersenyum manis ke arah kamera. Patung yang terbuat dari ukiran kayu itu membuat Alina tertarik untuk memilikinya.
Kakinya berjalan menghampiri patung tersebut. Dengan perlahan namun pasti, patung ukiran itu sudah berada di hadapannya. Ia memandang takjub ke arah patung tersebut, patung yang masih terpisahkan oleh kaca darinya. Vano yang sedari tadi kebingungan mencari Alina, ternyata yang dicari malah asik memandangi sebuah patung yang memang harus ia akui begitu menarik dan cantik. Seperti gadis yang sedang menatapnya, cantik namun begitu sulit untuk digapai.
"Dicariin dari tadi juga, tahunya malah lagi asik mandangin patung itu" ujarnya ketus
Alina hanya diam tanpa menghiraukan perkataan pria itu, ia hanya tersenyum sambil menatap nyaman patung tersebut "Bagus ya" ucapnya lirih
Vano mengerutkan dahinya mendengar ucapan gadis itu, lalu seperkian detik kemudian mengangguk setuju "iya, bagus dan terlihat elegant"
"Lo mau beli, Lin?" Tanya Vano dan dibalas anggukkan oleh gadis itu
"Tapi kan lo jomblo, mau dikasih sama siapa?" Tanya Vano lagi "dikasih ke gue ya?" Lanjutnya yang dibalas pukulan pelan pada lengannya seraya tatapan tajam ke arahnya "pede"
"Walaupun gue jomblo, seperti yang lo bilang, tapi gak ada salahnya kan gue beli barang kaya gini? Siapa tahu aja pulang dari sini gue ditembak sama cowok" balasnya santai membuat Vano melotot tajam, ada rasa kesal di hatinya saat mendengar perkataan gadis di sampingnya itu. Entah perasaan apa yang ia rasakan sebenarnya untuk gadis cantik yang sudah lama ia kenal ini.
"Mba" panggil Alina pada salah satu pegawai toko tersebut "tolong bungkusin patung ini dong, sama ini juga, yang cantik ya mba" ucapnya seraya menyerahkan beberapa accessories yang tadi ia pilih.
Setelah mengatakan itu, Alina berbalik menghadap Vano yang tengah terdiam sambil mengepalkan tangannya, membuat Alina menatapnya dengan bingung. Lalu dengan polos Alina mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah pria tampan tersebut. Membuat ia mengerjap-ngerjapkan matanya "lo ngapain, ngibasin tangan lo di depan muka gue?" Tanya Vano yang dibalas dengan cibiran dari mulut cantik Alina
"Cih, yang ada itu gue yang nanya kaya gitu sama lo. Lo kenapa ngelamun gitu, pake tangan cungkring lu ngepal-ngepal lagi kaya mau nonjok orang" ketusnya membuat Vano terdiam 'apa iya gue kaya gitu tadi?' Tanyanya dalam hati
"Iya lo kaya gitu tadi, pake nanya lagi" ucap Alina yang berhasil menjawab pertanyaan dari lubuk hati Vano yang paling dalam. Sontak pria itu terkejut mendengar penuturan gadis di hadapannya itu, alisnya berkerut bingung, begitupun dengan batinnya yang bertanya-tanya akan hal itu
"Bukan, gue bukan cenayang kalo itu yang ada di pikiran otak minim lo." Lagi-lagi ucapan Alina membuat pria itu bungkam dan bergidik ngeri ke arahnya.
Baru saja Vano ingin membalas ucapan gadis itu, Alina sudah dipanggil oleh pelayan toko tadi untuk mengambil pesanannya.
"Hatur nuhun, mba" ucap Alina seraya tersenyum. Jangan heran jika Alina bisa berbicara bahasa sunda, karena orang tuanya asli sunda, tepatnya asli Bogor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girlfriend
RomanceAku bahkan lupa sama senyuman kamu, senyuman yang selama ini jarang aku lihat, kamu selalu diam seakan kamu anggap aku gak ada. Aku akan terima apa pun kondisi kamu, asalkan kamu jangan pergi. Hidup tanpa kamu, rasanya seperti hidup tanpa jiwa - Ali...