Catatan Hati Seorang Suami

133 8 0
                                    


Kembali lagi kepada guru IPA kami yang sebelumnya tidak disebutkan namanya. Nah, guru yang bernama Bapak Yanto ini, anak bungsu nya baru saja lahir dan membuat istri sang bapak sedikit lebih sensitif dari biasanya. Itulah salah satu faktor penghambat mimpi liar bapak untuk membuat taman (chapter sebelumnya)  tersebut menjadi lebih gila.

Misalnya seperti sekarang sang bapak berdiri didepan kelas dengan gaya seperti ketua geng kapak namun sebagai ketua geng yang menempuh pedidikan perguruan tinggi, sedang menceritakan bagaimana istrinya mengamuk dan cara penanganannya.

Pak Yanto menyebutkan bahwa ini adalah salah satu pelajaran hidup dikemudian hari jika para laki-laki mendapat istri model yang agak berbeda seperti bapak. (Atau mungkin semua istri bakal sama modelnya seperti ini.)

Yang pertama adalah hari senin kemaren ketika pak Yanto pulang lebih malam dari biasanya yaitu hampir jam 19.00, dia pulang disambut dengan wajah masam istrinya. Seperti yang sudah diperkirakan, kalimat keramat pun dilontarkan oleh sang istri, "Jadi sekarang Papa lebih mementingkan taman daripada istri dan anak ya?"

Dan cerita tersebut pun mendapat komentar beberapa orang.

"Papa sekarang sudah berani pulang malam ya?" Ujar Jessica meniru cara ngomong ala istri sangar.

"Bearti papa harus pulang pagi dong." Jawab Richard dari kubu kanan.

"Bapak kasih saja 300 rebu, pasti tidak jadi ngamuk istrinya." Ujar Fredo memberi saran yang membangun.

"Eittt... Tidak bisa Fred, soalnya uang pak Yanto semua ada di tangan istrinya," Ujar Al mengingatkan.

"Oh iya, bearti sogokan tidak berlaku," Ujar Fredo kembali.

Seluruh kelas sukses rusuh memberi saran dan pendapat.

"Lalu apa yang bapak katakan saat itu?"

"Kalau sudah begitu kita bisa ngomong apa lagi? Ya sudah bapak bilang kalau besok bapak tidak akan mengerjakan pembangunan taman itu. Apapun yang diceramah, bapak iyakan saja.

Tapi besoknya bapak melakukan PDKT dengan memberi penjelasan yang baik dan benar. Jadi bapak katakan bahwa bapak sudah dipercayakan sebagai koordinator dan berhenti di tengah jalan bukanlah gaya bapak."

"Uoooooooooooo....." Seluruh penjuru kelas memberi sorakan dan tepuk tangan kepada bapak yang sangat mempertanggung jawabkan pekerjaanya.

"Lalu bapak beri istri bapak sebuah perumpamaan, 'mama mau papa nikahin lalu papa tinggalin gitu saja?', dengan begitu pun istri bapak memberi sedikit pengertian."

"Bapak pulang nanti dibegal mertua loh."

Dibalas nyengir oleh pak Yanto, "Kuncinya disini adalah cara penyampaian yang benar dan baik, kalau situasi lagi serius-seriusnya jangan kita tambah serius. Berikan sedikit candaan agar situasi tidak semakin runyam."

'Guru ini punya banyak cara untuk menjinakkan sang istri.'

Lalu sang bapak melanjutkan kisahnya pada hari selasa kemarin. Ia di tuntut untuk tidak pulang lebih dari jam 17.30 oleh sang istri namun tetap dilanggarnya demi mengerjakan taman itu. Ketika diomeli oleh istrinya, . . .

"Iya, jam dikantor guru tadi pukul 17.20."

"Tadi di jalan XXX (jalan tempat tinggal pak Yanto) ada tronton yang tumbang jadi macet deh."

"Tadi di jalan XXX tiba-tiba ada razia, jadi agak macet jalannya."

Dan masih banyak tebakan gila yang di lontar kan oleh siswa-siswa lainnya.

"Dengarkan dulu ceritanya."

. . . pak Yanto masih bisa berkelit dengan memberi alibi bahwa ketika dia berangkat tadi belum jam 5.30. Dan ia sempat singgah ke jalan XYZ untuk memberi sari kacang hijau sehingga sedikit lebih telat dari waktu perjanjian.

"Mau nyogok tuh."

"Kalau cuma itu doang ngak bakal mempan buat istri saya," ujar pak Yanto dengan ekspresi menerawang.

"Mungkin bapak harus borong semua jajanan yang ada di jalan XYZ biar istri bapak senang."

Dan dibalas cengiran oleh pak Yanto.

Lalu cerita pun berlanjut pada hari rabu nya. Kali ini bapak ditemani oleh 5-6 murid dari kelas XII Multimedia untuk menyedok semen dan lain-lain. Orang-orang tersebut adalah Jessica, Nael, Fredo, Kenny, dan Neo. Mengapa mereka mau repot-repot menyedok semen sampai hampir jam 6? Alasannya adalah karena mereka mendapat nilai jelek di materi bab 2 dan sudah remedial 2x yang hasilnya masih jelek.

Berhubung waktu semakin dekat dengan ujian, Pak Yanto memutuskan untuk menjadikan pekerjaan ini sebagai nilai remedial. Karena mungkin tidak ada kesempatan lain untuk remedial diantara kemepetan waktu, sedangkan yang remedial bab 3 masih ada 8 orang.

"Jadi kami sudah tuntas bab 2 kan?" tuntut Nael dengan semangat '72.

"Tenang saja, yang hari rabu kemarin sudah tuntas semua. Yang remedial bab 3 akan mambantu bapak 2 hari yaitu kamis dan jumat.

"Alaaaaaa... Jumat kan kami libur pak, masa harus bantu sih," keluh semua peserta remedial.

"Kalian kan ada upacara pagi bukan? Nah kalian akan membantu bapak setelah selesai upacara. Tenang saja, tidak sampai 1 jam kok."

"Kemarin bapak juga bilang begitu pada hari rabu, tapi kita berujung sampai jam 6!" keluh semua peserta remedial (2)

"Ntar istri bapak ngamuk lagi loh."

"Ntar bapak disuruh milih antara taman atau istri dan anak loh."

"Memangnya hari ini bapak mau kasih alasan apa lagi?"

Para peserta remedial sedang mencobai keputusan pak Yanto.

"Tidak, pokoknya jumat taman ini sudah harus jadi. Ngomong-ngomong kalian ada ide apa lagi buat taman ini?"

"Pasang patung bapak ditengah-tengahnya!"

"Lalu patung bapak itu sedang memegang galon dengan posisi menumpahkan air."

"Nah itu dia. Dari situlah air mancurnya keluar, dari galon yang bapak pegang."

"R.I.P. Aquarius."

"Kita bikin tempat pemancingan."

"Oh, betul juga. Kita kan anak SMK yang otaknya otak bisnis, harusnya kita bisa membuat penghasilan dari taman ini." pak Yanto hidup kembali mendengar kata bisnis pemancingan.

"Pak, yang bener mau bikin begituan?"

"Kalau bisnis itu bisa berkembang, taman ini kita ganti jadi full kolam."

Ada sedikit penjelasan disini. Alasan mengapa mereka menyedok semen adalah untuk membuat sebuah kolam kecil yang ukurannya tidak sampai semeter. Dan direncanakan untuk diisi ikan lele.

Impian liar pak Yanto sebelumnya sudah berhasil ia wujudkan 50% dan sekarang imajinasi bapak makin meliar lagi.

"Bapak berencana untuk membuat cafe disekitar situ,"

'Iya, kalau dia tidak lupa kita ini berada didekat wc yang aroma terapinya bisa membuat manusia melayang jauh.'

"Juga photoboth,"

Ya, mulai lagi deh. Imajinasinya mulai meliar lagi.






Tapi kalau memang ada niat pasti bisa tercapai kok, semoga taman yang bapak koordinasi bersama OSIS bisa selesai sebelum ujian.








Dengan perantaraan chapter kali ini aku ucapkan 'Selamat Hari Guru Nasional' untuk seluruh guru-guru yang ada di Indonesia, jasamu akan kami kenang hingga langit malam tidak berbintang. /eaaa





11-25-16

~SaeSelvia~

Crazy But Elite !?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang