That Friday

71 4 0
                                    

Masih seputar kegiatan bersih-bersih yang kerap diselenggarakan pada hari jumat.

Ini cerita lama, ketika anak-anak diizinkan pulang setelah bersih-bersih tanpa harus menunggu bel pulang berbunyi.

Hari itu ketika kami selesai bersih-bersih yang memakan waktu tidak sampai 15 menit dan bersiap pulang, kami di cegat oleh Ibu Wakil Kepala Sekolah dan kami tidak diizinkan pulang sampai nanti bel dibunyikan.

Itu hanya berlaku bagi yang tercegat. Ada beberapa yang berhasil melarikan diri dari kesempatan tersebut.

Yang membuat kami nekat adalah karena anak Akuntansi dan Pemasaran sudah pulang dari tadi setelah bersih-bersih yang ala kadarnya.

Keadilan harus di tegakkan.

Hanya beberapa yang berhasil lolos dari cegatan ibu wakasek. Sisanya lagi kembali ke kelas dengan perasaan kecewa.

Perjuangan tidak berhenti disana.

Beberapa menit berlalu, aksi melarikan diri mulai dilancarkan kembali. Ada 2 kubu, yaitu kubu pengalih perhatian dan kubu pelarian.

Berhasil!

Beberapa menit kemudian aksi yang sama dilancarkan kembali, namun kali ini tidak seindah pertama kali karena kubu pengalih perhatian di cegat walas dan kubu pelarian di cegat wakasek.

Gagal!

Rencana lain terus berlanjut namun tidak banyak yang sukses. Hingga jalan terakhir adalah dengan melewati bagunan yang sedang di renovasi, dimana banyak tumpukan tinggi besi, kayu, pasir, dan masih banyak material lain yang menutupi permukaan tanah.

Kali ini giliran Marcellino berkolaborasi dengan Stevan. Mereka lewat jalan berbahaya tersebut, jalan yang rawan akan timpukan material bangunan dari langit. Tapi hal itu tidak memadamkan kobaran api semangat melarikan diri mereka.

Mereka melewati jalan tersebut, memanfaatkan material yang ada untuk bersembunyi. Marcellino yang berjalan didepan bagai komandan yang memberi arahan akan penjaga gerbang yang tidak nampak menurunkan kadar mewaspadaannya.

Dari tempat kami berdiri, kami melihat Marcellino berjalan kedepan sendiri sedangkan Stevan masih bersembunyi menunggu aba-aba.

Terlihat Stevan mulai keluar dari persembunyiannya.

Kemudian yang terjadi justru membuat mereka menyandang julukan Ninja Warrior.

Stevan berlari mundur serta Marcellino dengan ekspresi wajah yang tidak santai memberi gestur untuk mundur sambil berlari bersembunyi dibalik material yang ditumpuk tinggi.

"Wooooooo...." Sorakan mulai terdengar dari lantai atas. Mereka adalah anak kelas 11. Lantai 2 adalah spot paling sempurna untuk menyaksikan program Ninja Warrior dadakan namun belum cukup berani melakukan aksi melarikan diri seperti yang dicontohkan oleh kakak kelas.

Tapi memang ini tidak patut dicontoh, kepalamu bisa bocor kapan saja. Jadi jangan.

Duo combi terus maju, hingga raga mereka terhalangi oleh pohon rindang. Beberapa saat setelahnya tidak ada tanda-tanda mereka kembali dengan perasaan kecewa. Itu bearti mereka telah sukses melarikan diri.

Dan yah, inilah nasib yang tertinggal. Disini, menunggu hingga bel berbunyi.

Wasted.

###################

#latestory

21-04-17

~SaeSelvia~

Crazy But Elite !?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang