Rainy Friday

93 4 0
                                    

Wetseh, judul chapternya sok-sokan pake Inggris. Walau judulnya seperti itu, sebenarnya tidak ada yang salah karena kejadiannya terjadi pada hari jumat dan kebetulan hujan lebat disertai angin kencang.

Hayooo, pasti kalian menerka-nerka pasti kali ini berurusan dengan percintaan atau patah hati. Soalnya inikan kisah anak SMA (dalam kasus ini SMK) pasti ada dong cerita manis-manisnya. Mau jadi apa kalau masa SMAnya ngak seindah opera sabun yang kerap ditunggu-tunggu.

Sayang sekali.

Memang ini tidak ada kisah cinta-cintanya.

Aku akui.

Mayoritas kelas ini sudah buntu soal percintaan.

Diprediksi bakal perawan tua.

Beban keluarga.

Impoten.

Lupakan yang terakhir. Tidak ada kisah manis-manis selama 3 tahun menetap dikelas ini yang ada hanyalah asem-asem pedas.

Kembali lagi ke hari jumat menjelang malam yang disertai badai. Jumat adalah hari dimana kami disuruh bersih-bersih. Hujan cukup deras membuat air tergenang lumayan tinggi a.k.a. banjir.

Anak kelas Akuntansi dan Pemasaran terjebak di hall basket dan tidak jelas bagaimana nasibnya.

Saat itu giliranku untuk membersihkan kaca bersama Nael. Kami pergi mengambil kain lap tapi tidak membawa air.

"Toh diluar banyak air, ntar kita cuci disana saja."

Yah jadi kami mencuci diluar sana sambil dielu-elukan, "eh, ada tukang cuci baju di tepi sungai." "Hati-hati embak, ada buaya." Dan masih banyak sorakan lain.

Masa bodoh, toh sayang kalau genangan air raksasa tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.

.
.
.

Sekembalinya kami mengembalikan kain, pintu kelas sudah dikunci dari dalam dan semua entah lengkap atau tidak sudah berada didalam meninggalkan Richard diluar sendirian sambil mengedor-ngedor pintu dengan hebohnya.

Ini pasti salah satu bentuk permainan bodoh mereka yang variatif setiap jumatnya. Maka aku tidak begitu ambil pusing dan bermain dengan genangan air raksasa hingga Jane berteriak agar aku segera masuk kedalam kelas atau aku akan mendapat masalah.

Richard yang beberapa detik yang lalu menggedor pintu dengan hebohnya langsung masuk kedalam kelas tanpa ba-bi-bu lagi.

"Emangnya ada apa?" Tanyaku.

"Semua ini dimulai...."

Flashback ketika aku dan Nael pergi mengembalikan kain lap.

"Richard, kamu bisa bantu Mr. sebentar?"

"Apa Mr.?"

"Sini kemari," ajak wali kelas kami memasuki ruang kelas Akuntansi.

Richard memiliki intuisi yang tinggi segera melarikan diri dan tidak sengaja bertemu Kim.

"Kim, kau dipanggil Mr.Ant tuh." Kim tanya bertanya lebih langsung pergi menghadap sang walas.

Richard selamat.

Richard segera kembali kekelas, "Woi, kita disuruh bersihkan kelas sebelah!!"

"Apa!?"

"Cepat kunci pintunya!!"

Berakhir Richard tertinggal diluar.

"Biarkan saja dia diluar."

"Iya, jangan bukakan pintu."

.
.
.

Selanjutnya yang terjadi adalah saat kami kembali dari perjalanan.

"Mr.Ant kembali lagi!"

"Semua! Sembunyi!!!"

Spot terbaik saat ini adalah kolong meja. Setelah diperhatikan baik-baik, banyak sekali yang sudah tidak ada dikelas. Nampaknya mereka sudah diseret kekelas sebelah.

Dor! Dor! Dor!

Itu bukan suara tembakan melainkan suara gedoran pintu dari luar, "Woi buka pintunya," teriak Mr.Ant dari luar.

Nael dan Jane membukakan pintu kemudian bersembunyi dibalik daun pintu.

"Nicholas sini bantu Mr."

Poor Nicholas, makanya siapa suruh berdiri dengan gagahnya disitu. Semua bersembunyi kecuali Nicholas jadi wajar Nicholas diseret pergi.

Pintu dikunci kembali setelah Mr.Ant berhasil mengeluarkan seorang murid.

"Huft, mirip zombie apocalypse," ujar Jessica.

"Kalau iya, kita sudah mati. Mana ada zombie datang kita malah sembunyi."

Dan perbincangan mengenai zombie berlangsung cukup panas hingga, "Woi!! Mr.Ant kembali lagi!"

Sret

Semua kembali lagi pada posisi dan yang membuka pintu masih Nael dan Jane. Ketika pintu dibuka, ada Mr.Ant bersama pasukan gabungan kelas 10 dan 11.

"Keluarkan Neo," ujarnya.

"Mr., Neo tidak ada disini."

"Keluarkan atau terpaksa Mr. pilih salah satu dari kalian."

"Sumpah Mr.! Neo tidak ada disini."

"Saya pergi carikan Mr.," ujar Stevan.

Dengan begitu sang raja zombie sekali lagi meninggalkan kami dan disusul Steven yang pergi mencari Neo.

"Mr., Stevan mau bantu!" Penghianatan mulai terjadi, semua menteriakan hal yang sama.

Suasana kembali tenang setelah puas mengorbankan teman yang tidak berdosa. Tapi nampaknya tidak cukup.

"Ayo kita keluarkan Richard. Semua ini berawal dari dia," ajak Fredo.

"Kau benar ayo tangkap."

Semua menangkap dan mendorong Richard keluar pintu kelas. Pertarungan dorong mendorong begitu sengit hingga anak-anak yang telah ditangkap Mr.Ant sudah mulai terlihat batang hidungnya.

Dengan begini umat manusia telah selamat dan zombie apocalypse pun berakhir dengan indah.

Sayangnya hujan masih sangat deras disertai angin kencang yang mungkin mampu menerbangkan mobil membuat kami kembali tertahan disekolah, padahal sudah jam pulang.

Wasted.

.
.
.

############

19-04-17

~SaeSelvia~

Crazy But Elite !?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang