Scene 9

1.4K 162 25
                                    

Kekhawatiran

A Swan Pov

“Mencari buku apa lagi?” tanyaku pada Abdel yang masih mencari judul sebuah buku bisnis di rak buku yang ada di depannya. Ruang perpustakaan pada jam pertama ini tetap saja dipenuhi oleh mahasiswa yang sedang mencari referensi untuk makalah mereka atau sekedar bolos dari rutinitas kampus yang kadang memang menjenuhkan.

“Pergilah kalau kamu mau pergi,” ucap  Abdel dengan suara yang sangat kecil, takut mengganggu mereka yang ada di perpustakaan.

“Huft, aku beli makanan dulu, deh!” Abdel yang hanya membalas pernyataanku dengan anggukan kecil masih tetap memfokuskan pandangan matanya dirak buku itu.

Seingatku dia sudah maju untuk presentasi mata kuliah ini, tapi kenapa dia masih mencari buku? Revisi? Hm, aku rasa bukan. Dosen mata kuliahku mayoritas adalah mereka yang memiliki hati nurani, jarang sekali menyuruh mahasiswanya merevisi makalah mereka. Atau, Dullah yang meminta Abdel untuk mengerjakan makalahnya? Lagi? Makin hari aku makin khawatir dengan hubungan mereka yang tidak sehat ini. Maksudku, ayolah! Mereka boleh saja saling membantu dalam mengerjakan sesuatu, tapi ini, tugas pembuatan makalah adalah suatu tugas individualisme dimana kita tidak boleh meminta orang lain untuk mengerjakannya. Dullah juga semakin semena-mena saja dengan Abdel, seakan melihat 'budak' yang melakukan semua perintah 'Tuan'nya.

Aku sudah berjalan keluar dari perpustakaan saat mataku menangkap sosok bayangan kecil. Anto memasang wajah ketakutan, wajahnya pucat, keringat bercucuran dari dahinya, kakinya bergetar dengan hebat, melirik ke kanan dan kirinya seakan dia tengah diburu sesuatu yang sangat buas dan mengerikan. “Anto! Hai!”

Anto melihat ke arahku dengan pandangan mata meminta tolong. Segera saja aku berlari ke arahnya dan dia langsung terduduk lemas tatkala aku sudah ada di depannya. “Ups!” aku menangkap tubuh kecil Anto. Mendudukkannya di bangku yang ada di depan mading.

“Tolong aku...,” suaranya bergetar dengan sangat lemahnya. Tak tega lagi aku melihatnya dengan gerakan spontan lenganku sudah melingkar dipundaknya. “Semuanya akan baik saja, tenanglah aku ada disini untukmu,” ucapan manis akankah cukup untuk menenangkannya? Aku harap ini saja cukup.

A Swan & a Duck [On Hold]Where stories live. Discover now