A Sweet Taste! Yummy!
Hunter a.k.a Zidan pov
"Hm, kamu mengaguminya?" Aku melihat Anto yang menunduk malu, wajahnya memerah sangat nikmat.
"I—Iya. Aku kagum. Karena dia baik dan tidak memilih teman untuk bergaul." Aku merangkul pundak Anto makin erat, menghirup aroma tubuhnya yang wangi matahari. Tak menggunakan parfum apapun dan tetap mengeluarkan harum yang menggoda. Benar-benar membuatku bergairah.
Anto menatapku sekilas, aku balik menatap pupil hitamnya tak lupa dengan senyuman yang menawan aku tawarkan untuk Anto.
"Sebenarnya aku ingin menjadi lebih dekat dengannya. Tapi aku takut. Karena aku orang yang seperti ini ...." cih, sungguh beruntung si Erdi ini. Mendapat perhatian lebih dari Anto yang terlihat siap untuk disantap.
".... aku tidak menonjol dan bisa saja aku menjadi bebannya." Kau menjadi beban? Kau akan menjadi hasil olahan yang menguntungkan Anto. Datanglah padaku dan akan kutembak tepat di jantungmu. Saat itulah kamu akan sadar betapa hebatnya aku dan betapa berharganya dirimu.
"Karena itu, walau sebentar, aku bahagia bisa bicara dengannya," ucapan dan ekspresi Anto membuatku gemas. Bibirnya yang terus terbuka, tertutup, terbuka lalu menguncup, urgh ....
Aku tak tahan! Ini sungguh menyiksa! Sangat menyiksa!! "Chu~"
Aku merasakan bibir Anto yang sudah aku lumat dengan perlahan. Anto terlihat terkejut dan mematung. Akupun mengambil inisiatif untuk mengulum bibir Anto.
Menggigit kecil bibir bawah Anto menggunakan bibirku sendiri. Lalu saat deretan gigi bawahnya terlihat aku menggeser bibirku. Dengan perlahan aku menjilat bibir dalam Anto.
Yum! Sungguh sangat menggiurkan. Ditambah dengan wajah Anto yang semakin merah dan pandangannya yang tidak fokus. Aku membuka mulut Anto dan memasukkan lidahku untuk merasakan bagaimana lembut lidah Anto.
Tangan kananku yang tadi ada di pundak Anto sekarang sudah pindah ke tengkuknya. Menahan kepalanya agar tetap tegak. Tangan kiriku yang menganggur aku alihkan untuk memegang pinggang Anto yang ternyata sangat ramping namun tegap.
"Aah ...." Anto mendesah saat aku menggigit lidahnya dengan bibirku. Dengan tertutupnya mata Anto aku semakin memperdalam lidahku. Mengorek isi mulut Anto dan mulai memainkan ujung lidahku di permukaan mulutnya.
Oohh!! Ini benar-benar sangat nikmat. Alis Anto bertaut membuatku makin memperkuat pelukanku pada Anto. "Nghh ...." Desahan demi desahan yang dikeluarkan Anto makin memacuku untuk membuatnya makin keenakan.
Aku melilit lidah Anto dengan lidahku, menariknya keluar dari rongga mulut yang sudah aku jelajahi. Air liur kami yang bersatu mengalir erotis dari sudut bibirnya. Pandangan Anto masih tidak fokus, tapi aku yakin dia juga menikmati hal yang baru kami lakukan.
"Kau sangat manis. Jangan memandang rendah pada dirimu sendiri, hm!" Aku mencium kening Anto lalu pergi meninggalkannya disana.
Hahaha, aku sungguh sangat beruntung hari ini.
YOU ARE READING
A Swan & a Duck [On Hold]
General FictionAnto seorang bebek dan Erdi seorang angsa. Mengagumi Erdi yang seorang angsa tidak begitu buruk bagi Anto yang seorang bebek karena setidaknya dia bisa merasakan debaran nikmat dan sesak di dadanya. Walau harus sering kecewa karena melihat sang angs...