-6-

74 6 0
                                    

Clara berjalan menuju tempat yang ia tuju. Ya memang Ara mempunyai janji dengan seseorang. Sebelumnya Amira sudah izin pulang terlebih dahulu, karna Amira sudah di tunggu ibu nya untuk menemaninya ke rumah sakit menjenguk saudaranya. Di kantin Ara segera mendekat pada seseorang itu.

"Kak Devan?" ucap Ara dengan tubuh yang gemetar, sebenarnya ia sangat ingin berteriak namun tidak mungkin, malu-maluin aja.

"Eh ra, sini duduk, makan bareng yuk" Devan berkata dengan sopam, seakan mereka telah mengenal satu sama lain.

"Hm kak, aku uda makan tadi, aku temenin kakak aja deh" kata Ara yang duduk tepat di sebelah Devan.

Setelah mereka berbicara hingga 30 menit Ara memutuskan untuk pulang, saat Devan ingin mengantar Ara, Ara menolaknya dia memilih naik taksi. Dan ketika Ara sudah meninggalkan tempat itu, Devan di datangi oleh temannya. Ya, teman Devan bertengkar atau bisa disebut 'rival'.

Flashback on.
Leo melihat Devan bersama Jihan menuju Aula. Leo berfikir ada apa Devan bersama Jihan? Leo pun mengikuti mereka Dan ternyata Jihan mempertemukan Devan dengan Clara. Leo yang melihat itu mempunyai ide cemerlang, setelah dulu Devan merebut Ayu dari Leo, mereka berdua menjadi musuh,ini kesempatan besar buat Leo balas dendam.
Padahal waktu mereka kelas 10, mereka sangat akrab dan bisa di bilang mereka bersahabat. Leo mempunyai dendam pribadi pada Devan.

"Eh lo Devan!" teriak Leo dari Ujung lapangan.
"Jangan jadi pengecut lo!" teriak Leo lagi ketika Devan tidak mendengar Leo.

"Ada apa lo manggil gue?" jawab Devan dengan nada malas.

"Eh lo, lo lagi deket sama tuh junior? Kalo iya, gue punya tantangan buat lo! Kalo lo bisa dapetin dia dalam waktu 2minggu, gue bakal kasih motor gue buat lo, tapi kalo gue yang menang motor lo buat gue."
Devan memutar bola matanya malas, dan akhirnya Devan mengangguk. "Oke deal."

Dan mereka bersaing dalam mendapatkan Ara.
Flashback Off.

"Oh jadi lo nyolong start bro!" kata Leo yang perlahan mendekati Devan.

"Loh bukannya uda di mulai ya? Kalo soal nyolong start, tau serah lo" Devan emosi dengan kedatangan Leo tiba-tiba.

"Oke kita mulai, dan jangan harap lo bisa milikin dia" bisik Leo pada Devan.

Devan langsung meninggalkan Leo. Devan menuju rooftop sekolah. Devan menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya. Memang rokok adalah hal paling penting untuk melampiaskan kekesalan Devan.

"Sebenernya gue malas ngelakuin ini, sumpah anjing emang tuh orang, selalu buat gue salah pilih pilihan. Gue waktu itu kebawa emosi, tuh orang gampang banget mempengaruhi otak gue" oceh Devan di rooftop.

"Makanya lo harus bisa kontrol emosi lo" jawab seseorang yang tiba-tiba datang di belakang Devan, Devan langsung menoleh.

"Eh lo njing, kaget gue" kata Devan ketika tau bahwa itu adalah Angga sahabatnya.

"Kenapa lagi lo? Ada masalah lagi sama si Leo?!" tanya Angga yang tidak tau apa-apa tentang masalah Devan.

"Iya tuh orang ngasih tantangan ke gue, kalo gue bisa dapetin Ara dalam waktu 2minggu dia bakal kasih motornya ke gue, dan kalo dia yang menang, motor gue dia sita" ucap Devan yang kelihatan sekali raut wajahnya yang sangat kesal.

"Dan lo iyain aja gitu? Tolol lo emang, lo selalu gitu, gak pikir panjang, ntar kalo bokap nyokap lo tau gimana? Dia tau banget kelamahan lo, kalo lo gabisa secepat itu nyaman sama orang"kata Angga ikut emosi.

"Gue akui gue salah, tapi gimana lagi, dia punya dendam sama gue, lo tau kan dulu si Ayu langsung pindah ke gue, tapi si Leo salah paham bukan gue yang mulai tapi Ayu" Devan menundukkan kepalanya tanda bahwa dia leah dengan semua ini.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang