Sebelum menuju cerita, jangan lupa vote and commentnya ya readers{} maafkan jika banyak typo yang berserakan. Cuss cekidot ke first part.
---
Hari ini tepatnya hari penerimaan siswa siswi baru di SMA Nusa 2. Yap, Ara dan Amira bersekolah di SMA Nusa 2 yang katanya sekolahnya anak hitz. Apa itu anak hitz? Pertanyaan yang cukup membuat semua yakin jika Ara tidak update.
Hari pertama Ara di sekolah barunya bisa di bilang sangat biasa saja. Why? Because, Ara merasa sekolah barunya itu bukan hal terspecial untuknya. Baginya sekolah dimanapun ya sama saja."Eh ra, lo tau gak ini sekolah katanya sekolah anak hitz? Lah kita? Followers ig aja gasampe 1k" Amira membuka pembicaraan mereka.
"Apaan sih mir, gue mah gapeduli mau hitz kek apa kek, gue disini niatnya sekolah bukan buat nyari famous" jawab Clara dengan ketusnya
"Maksud gue tuh bukan gitu, kita disini bukan apa-apa loh ra, lo liat aja hampir kakak kelas kita itu semua selebgram,selebtweet,ada juga yang jadi selebpath"
Obrolan mereka terhenti saat mereka kedatangan seseorang yang tiba-tiba berdiri di sebelah Amira. Yak, mereka memang sedang di depan kelas gugus mereka.
"Woy" sapa orang tersebut
"Hei, ngapain lo tiba-tiba berdiri disini?" Clara spontan berkata seperti itu dengan nada keras
"Sorry, gue tadi cuma mau kenalan aja sama kalian, lo berdua gugus kartini kan?"
"Iye, kita gugus kartini"
"Nama lo siapa?"tanya cowok itu dengan sopan dan mengulurkan tangannya
"Gue Clara panggil aja Ara, dan ini sahabat gue Amira"
"Oke salam kenal, gue Wahyu"
"Salam kenal balik,wahyu"
Bel masuk sudah berbunyi tepat pukul 07:30 AM. Setelah pelajaran diberikan, siswa siswi baru diijinkan untuk pulang terlebih dahulu.
Di parkiran Ara melihat suasana yang cukup tidak asing bagi dia, lapangan basket yang tepat berada di samping parkiran sekolah tersebut. Lapangan basket itu sangat ramai, karena merasa penasaran Ara dan Amira memutuskan untuk kesana.
"Mir,yuk kesana gue penasaran deh ada apaan sih tu?""Yuk,gue juga pengen tau keadaan sekolah ini"
Ara dan Amira duduk di tribun paling atas untuk melihat permainan basket yang dimainkan kakak kelasnya itu.
Pandangan Ara tertuju pada satu sosok lelaki yang sedang bermain dan mengenakan kaos basket bernomor 35.
"Mir,liat deh nomor 35 itu, sumpah demi apapun dia keren banget mir,gak heran kalo sekolah ini sekolah anak hitz orang muridnya kerennya kayak gitu"
lelaki itu bertubuh tinggi berbadan atletis dengan rambut yang sedikit acak-acakan membuat lelaki itu terlihat sangat mempesona dan wanita yang melihatnya pasti tergoda."Katanya gapeduli sama begituan, sekarang bilang gitu, apaan sih mau lo ra?"
"Lo diem deh mir, kita pulangnya nanti aja ya kalo kakak itu selesai main baseketnya" sepertinya Ara mulai tertarik pada kakak kelasnya itu.
"Iya deh serah lo aja" jawab Amira pasrah
Setelah permainan basket itu selesai Ara dan Amira memutuskan untuk pulang dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh ibu guru barunya tadi disekolah.
Ara masih memikirkan kejadian yang terjadi tadi, dia teringat oleh cowok bernomor 35. Saking kerennya cowok itu, cowok itu berhasil membuka hati Clara kembali setelah dia menutup rapat hatinya itu karna kesakitan yang menipanya setelah disakiti oleh mantannya waktu itu.Flashback on.
Sekitar 8 bulan yang lalu Ara mengalami 'broken heart' bagamaina tidak? Dia di selingkuhi oleh pacarnya waktu itu, namanya Dani. Waktu itu juga Clara terpuruk dan membenci cowok yang bernama Dani itu,dan hatinya masih sakit jika mendengar apapun yang menyangkut tentang cowok.
Flashback off."Ara, gue pulang dulu ya, jangan lupa tugasnya ya" pamit Amira pada Clara
"Iye nyet, ah elo mah sok sweet, eh btw thanks yak" jawab Clara dengan santainya
"Njir lo mah orang perhatian malah digituin, udah ah gue balik dulu"
"Oke take care"
---
605words.
Segini dulu ya ceritanya, jangan lupa vote and commentnya, thanks for reading guys{} be a active readers ya:*
Maafkan typo-nya❤
Ig : miftalayli_

KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen FictionApakah janji selalu diingkari? Untuk apa berjanji jika akhirnya mengingkari? Sudah cukup, janji itu terlalu sering kau ucap tetapi selalu menyakitiku. [Clara Joyodiningrat] [Wahyu Indrajaya Putra] Cover by; elisxrh