-8-

60 6 0
                                    

Pagi menyapa dengan sinarnya. Ara terbangun seperti biasanya. Setelah persiapan selesai, Ara menjemput kedua sahabatnya, kebetulan searah jadinya tidak memakan waktu yang lama.
Setelah sampai di kelas, belum duduk 5 menit, sudah ada yang mencarinya.
"Ara.." Panggil seorang lelaki itu.

"Kak Leo? Iya bentar kak, eh mel liat deh tingkah laku Leo makin jadi"
~Ya memang makin jadi karna waktu tantangannnya tinggal beberapa hari lagi jika Leo ataupun Devan belum mendapatkan Ara, ya seperti perjanjian akibatnya berimbas pada motor mereka.~

"Yaudah lah ra temuin aja barang kali ada yang penting?" Ucap Mela tenang. "Ih lo mah gue ini males ketemu tuh manusia"

"Apa gue aja? Nanti malah nambah loh masalah lo" Ara langsung berdiri dan menghampiri Leo.

"Iya kak? Ada apa?" Mela menundukkan kepala, terlihat jika ia ketakutan. "Gausah takut gitu kali ra, gue kesini cuma mau ngasih ini" Leo memberikan sebuah kertas yang entah isinya apa, membuat Ara penasaran. "Baca ya, tapi nanti pas gue uda balik, dan berharap lo ngerti maksud dari ini" Leo langsung meninggalkan Ara.

Ara memasuki kelasnya kembali. "Mela, lihat ini" Ara memperlihatkan kertas berwarna merah itu pada Mela. "Apaan? Ih jadul banget yak masih jaman main surat-suratan? Baca gih"

Ara membukanya perlahan dan Ara mulai membacanya dalam hati.

' Ra, i love the way you are. You make me feel happy if we together. I LOVE YOU CLARA JOYODININGRAT:*.'

Salam manis,
Leo sayangnya Ara.

"Tuh kan uda gue duga, tapi gue gak sayang sama lo kak, lo gue anggep temen gue yang paling baik, tapi kenapa jadi gini?" Mela yang mendengar itu langsung menyakan keadaan Ara. "Woy nyet kenapa lo? Cerita jangan di pendem sendiri, gabaik" Ara langsung memeluk Mela.

"Mel, bantu gue buat keluar dari masalah ini, gue itu belum lama sekolah disini tapi gue ngerasa masalah uda numpuk" Ara menangis dalam pelukan Mela. "Masalah? Ada masalah apa? Perasaan lo baik baik aja deh" setelah menceritakan semua dan juga menerima pelajaran dari bapak/ibu guru. Jam pulang berbunyi.

Wahyu memutuskan untuk menemui Mela, Amira dan Ara. Wahyu berjalan melewati koridor, Wahyu mendengar jelas ada keributan di dalam kelas itu. Karena penasaran Wahyu melihat apa yang terjadi di dalam. Dan ternyata itu adalah Leo, Devan dan Angga.
"Ngapain mereka ribut?"

Wahyu mendengar pembicaraan mereka.
"Eh lo inget ya waktu tinggal 5hari"

"Gue inget kali, lagian kayaknya gue yang menang,dan bisa dapetin Ara"

"Hm-- lo gausah sok deh, serah lo kita liat aja dan siapin kunci dan motor lo ya"

Wahyu yang mendengar itu sangat amat emosi pada waktu itu. Tapi Wahyu tidak gegabah, dia tau apa yang harus di lakukannya. Wahyu melanjutkan rencananya untuk menemui Ara, Amira dan Mela.
Saat sudah menemui mereka ternyata dia kalah cepat dengan Devan. Devan mengajak Ara untuk pulang bareng.
"Eh Mel, Mir gue punya berita penting pake banget, karna Ara uda gaada mending kita omongin sekarang" ucap Wahyu agak berbisik pada mereka.

"Yaudah enaknya dimana?" Amira sekarang tau bahwa Ara adalah hal terpenting bagi Wahyu dan dia sudah tidak cemburu lagi. "Kalian ikut gue, gue bawa mobil kok, yuk" Mereka bertiga menuju sebuah tempat.

Setalah sampai, tempat itu memang enak itu membahas masalah penting, seperti rumah kosong tetapi bukan rumah kosong ini seperti markas rahasia.
"Wahyu, ini tempat apaan?" Tanya Mela dengan raut muka ketakutan. "Ini tuh tempat gue malampiaskan kekesalan gue, kalo gue lagi ada masalah pasti kesini, ini tempat buat gue tenang, kalo kalian juga mau kesini sewaktu waktu gapapa kok"

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang