Prolog

12.7K 554 48
                                    

"Kamu disini dulu ya. Aku mau beli minum buat kita berdua," ucap seorang gadis kecil.

"Iya. Tapi kamu jangan lama-lama ya. Aku nggak mau sendirian di sini," sahut anak laki-laki yang ada dihadapan si gadis. Keduanya berteman.

Gadis kecil itu mengangguk sembari tersenyum. Ia berbalik dan meninggalkan temannya di dekat tiang bendera. Sementara anak laki-laki mencari tempat yang nyaman untuk sekiranya ia bisa singgahi. Dan pilihan jatuh pada sebuah pekarangan taman kecil yang tidak begitu jauh dari posisi sebelumnya. Terdapat tatanan semen yang mengering di sekeliling taman itu.

Anak laki-laki itu duduk di sana. Sepasang matanya beredar menyusuri lingkungan sekolah yang mulai sunyi. Pandangannya berhenti di pintu gerbang untuk mencari apakah temannya sudah mendapatkan minuman yang dibeli. Dan tidak ada seorang pun di sana. Termasuk penjaga sekolah yang kebetulan sedang berada di toilet.

Duapuluh menit berlalu. Sang gadis kecil belum juga kembali. Dan anak laki-laki itu semakin gusar di tempatnya. Ia menarik tubuhnya untuk berdiri. Mencoba melihat kesana-kemari di sekitarnya. Menggerakkan kakinya beberapa langkah ke depan kala meneliti setiap lorong di sekitarnya.

Tiba-tiba ada dua orang laki-laki dewasa bertubuh kekar yang menghampiri anak laki-laki itu. Bertato di lengan kirinya, dan memiliki rambut yang tidak begitu banyak. Sedangkan yang satunya memakai topi untuk menutupi rambut panjang sebahunya.

Anak laki-laki itu mulai was-was. Tidak ada satu pun orang di sini kecuali dirinya sendiri dan dua orang menyeramkan yang semakin lama terus mendekatinya.

Kakinya bergerak mundur perlahan. Dan tidak ada lagi pijakan setelahnya. Anak laki-laki itu terhalang oleh pekarangan yang ia duduki tadi. Rasa takut mulai mengerubungi seluruh tubuhnya.

Seringaian yang dikeluarkan dari dua orang dewasa itu membuatnya meringis ngeri.

Semakin dekat jarak di antara anak laki-laki dan dua orang seperti monster mini itu.

Ia memejamkan matanya sampai kemudian kesadarannya hilang. Anak laki-laki itu tidak tahu apa yang terjadi lagi setelahnya.

Sementara itu, gadis kecil yang telah meninggalkan temannya sendiri, berlari dari dalam kamar menuju pintu rumahnya sampai suara sang ibunda menghentikannya.

"Mau kemana, sayang?"

"Aku mau ke rumah teman sebentar, Bu. Nggak jauh kok. Aku pergi dulu ya, Bu." Gadis kecil yang sudah mengganti seragamnya itu berpamitan ke ibunya. Mengambil tangan sang ibu untuk ia salami dengan tergesa-gesa.

Sang ibu yang terduduk hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum simpul.

Sesampai di sekolah. Gadis kecil mendapati pintu gerbang yang sudah terkunci gembok. Bahunya melorot lemas. Langkah seribunya tidak berarti apa-apa.

"Ada apa, Dek? Wajah kamu familiar sekali. Apa kamu sekolah di sini?" Suara bariton milik penjaga sekolah membuyarkan lamunan si gadis kecil.

"Iya, Pak. Saya sekolah di sini. Tadi ada teman saya yang menunggu di dalam," sahutnya dengan cepat. Ia kembali menarik napasnya yang tersengal akibat kelelahan berlari. "Tapi karena saya sudah dijemput ibu saya, jadi saya harus segera pulang tanpa berpamitan dulu dengan teman saya."

Penjaga sekolah memperhatikan penjelasan gadis kecil di depan gerbang sembari manggut-manggut. "Kemudian?" tanyanya.

"Saya takut teman saya itu masih menunggu didalam, Pak," kata gadis kecil itu menggenggam salah satu besi gerbang di depannya.

"Waduh, kayaknya udah nggak ada seorang pun di dalam deh, Dek. Barusan Bapak sudah cek seisi gedung."

Gadis kecil itu mendesah pelan. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau boleh, saya mau masuk, Pak. Takutnya teman saya itu menunggu di kelas atau sedang di toilet," pinta gadis kecil itu dengan sopan meminta izin kala hatinya yang masih merasa ragu.

Penjaga sekolah bergumam. Memikirkan sesaat permintaan gadis kecil yang kalau dilihat dari posturnya kemungkinan besar ia duduk di kelas lima.

"Yasudah kalau begitu. Mari Bapak antar." Akhirnya Pak Joko selaku penjaga sekolah itu memberi izin. Ia merogoh sekumpulan kunci dari saku celananya yang sudah kusam. Memasukan ujung kunci itu ke lubang gembok berwarna silver.

Gerbang berwarna biru tua itu bergeser terbuka. Membuat gadis kecil tidak sabar menemukan temannya yang bisa saja masih berada di dalam. "Makasih, Pak."

Pak Joko hanya tersenyum dan mengikuti gadis kecil yang langsung berlari. Kakinya menuju ke tempat di mana ia meninggalkan temannya tadi. Di dekat tiang bendera.

Benar. Tidak ada seorang pun di sini. Gadis kecil mengembuskan napasnya frustasi. Ia takut temannya itu marah terhadapnya.

"Coba kita cari di dalam, Dek."

"Iya, Pak." Sebelum kakinya melangkah. Matanya beredar ke sekelilingnya terlebih dahulu. Dan berakhir di pekarangan taman kecil di belakanganya. Ada sebuah benda yang tergeletak di aspal hitam itu.

"Sebentar, Pak."

Gadis kecil itu menghampiri benda yang menjadi perhatiannya. Membungkukkan tubuhnya seraya mengambil botol air minum berwarna biru polos dengan inisial huruf A di covernya.

Ia sangat tahu siapa pemilik botol itu. Ini adalah kepunyaan temannya tadi. Setiap hari botol ini selalu menemani makan siang temannya itu. Bahkan botol ini juga yang menjadi saksi bisu pertama kali gadis kecil itu bisa berbicara dan berkenalan dengan anak laki-laki tadi.

Ke esokkan harinya anak laki-laki itu tidak hadir di kelas. Dan sampai hari berikutnya. Gadis kecil itu sedih saat guru wali kelasnya memberitahu bahwa temannya telah pindah keluar negeri. Ia telah kehilangan teman satu-satunya selama ia duduk di bangku Sekolah Dasar.

Hari-hari yang gadis kecil lalui terasa pucat. Kembali seperti sedia kala, sebelum ia berkenalan dan menjadi dekat dengan temannya.

Harapannya hanyalah, ia bisa bertemu kembali dengan anak laki-laki itu. Menjadi teman dekat seperti sebelumnya dan terus mengaguminya.

Bersambung

Taraaa....

New Story :)
Sebenarnya ini cerita udah lama buaaanget nongkrong di draft, malah sebelumnya pernah dipublish sebentar dan langsung di unpublish karena butuh revisi besar-besaran.

Semoga suka :) udah gitu aja,

Tunggu part berikutnya, dan rasakan bagaimana menjadi bagian cerita ini yang ..... (Biar penasaran)

Bye 😚

* Tukang ngetik yang suka banget mie ayam *

Diary untuk Arland [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang