Diary untuk Arland - Part 1

1.1K 36 0
                                    

Dear My diary...
Ini adalah tulisan pertamaku di lembarmu.
Aku harap,
Dengan kejujuran hatiku di sini. Bisa menghadirkan sesuatu yang luar biasa dalam hari-hariku nanti.
Aku gembira sebagai engkau, diaryku yang aku dapatkan dari super heroku, ayah.
Ayah berharap, engkau, diaryku bisa selalu menemani langkahku kapanpun.
Suka,duka,senyum, dan tangis yang akan aku tumpahkan di sini.
Untuk sekarang, cukup.
Aku lelah. Bukan ragaku melainkan perasaanku yang sedang tidak baik.
Hari ini adalah penentuan masa depanku akan seperti apa.
Pria berjubah putih itu sudah memvonisnya.

Sampai jumpa esok, My diary.

📝📝📝

Hai, Diary.
Aku masih memikirkannya. Kata-kata yang tidak pernah berhenti terngiang di telingaku.
Tentang penyakit ini.
Semuanya akan baik-baik saja. Itulah yang dikatakan orang sekitarku.
Katanya ini masih awal. Aku bisa sembuh jika melakukan pengobatan secara rutin.
Aku harus kuat dan yakin. Demi orang-orang yang menyayangiku.
Ayah, ibu, dan Aini.

Sampai jumpa esok, My diary.

📝📝📝

Hai, Diary.
Aku bertemu seseorang. Teman sekelasku. Dia cerdas dan memiliki paras rupawan.
Aku ingin menjadi temannya. Jika diperbolehkan menjadi teman dekatnya.
Mungkinkah dia akan menerima pertemananku.
Anak laki-laki itu.

Sampai jumpa esok, Diary.

📝📝📝

Halo, Diary.
Aku sudah berkenalan dengannya.
Dia Arland. Arland Nugraha.
Kiraku, dia sombong. Namun, ternyata dia sangat ramah. Dia mau menjadi temanku.
Aku senang. Terimakasih, Tuhan.

Sampai jumpa esok, Diary.

📝📝📝

Halo, Diary.
Aku dan Arland semakin dekat. Kami memakan bekal bersama. Ini kesekian kalinya. Sampai aku tahu kalau dia alergi kacang-kacangan.
Dan makanan kesukaannya yaitu cumi tepung.
Lainnya tentang Arland,
Dia adalah anak yang baik. Arland sering bercerita kepadaku tentang kedekatannya dengan mami dan papinya. Terutama maminya.
Perasaanku gembira ketika melihat Arland tersenyum di setiap kali dia bercerita.

Sampai jumpa esok, Diary.


📝📝📝

Halo, Diary.
Hari ini aku dari rumah sakit. Tempat yang sekarang rutin aku datangi.
Ternyata seiringnya waktu, aku semakin terbiasa dengan suasana rumah sakit. Bau obat-obatan yang semerbak menyapa kedatanganku setiap kalinya.
Kata dokter, aku harus selalu minum obatku.
Beruntungnya aku memiliki ibu yang sangat perhatian. Ibu tidak pernah berhenti mengingatkanku.
Aku ingin cepat tidur.

Diary untuk Arland [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang