📝Harian KetigapuluhTiga - Kebodohan Berakibat Penyesalan

3.5K 221 38
                                    

Kesekian kali aku pernah melakukan kebodohan, menyakitimu adalah yang paling terburuk dari segala kebodohanku.

Arland Nugraha

•••••

Dengan lesu Arland kembali ke ruang tunggu ICU. Selama kakinya berjalan, selama itu pula pikirannya tidak pernah berhenti tentang bagaimana cara membuat penyakit Naya menghilang. Bagaimana caranya agar Naya bisa hidup lebih lama di dunia ini tanpa perlu bergantung dengan obat-obatan atau semacamnya. Sekalipun hal itu akan ditukar dengan hidupnya. Arland akan siap sedia memberikan hal itu.

Harapannya kini terletak pada hasil kecocokan hatinya untuk bisa didonorkan ke Naya. Tindakan bodoh memang bagi seseorang yang mau-maunya memberikan nyawanya dengan mudah kepada orang lain. Namun, tidak ada di pikiran Arland selain bagaimana cara membuat Naya bertahan hidup. Hanya itu. Cintanya untuk Naya sudah menenggelamkan Arland terlalu jauh ke dasar samudera.

"Nak Riani, tante mau pulang sebentar. Kasian Aini di rumah sendirian. Tante bisa minta tolong sebentar untuk jaga Naya? Secepatnya tante balik lagi ke sini."

"Iya, tante. Riani jagain Naya sampai tante balik lagi," sahut Riani dengan senang hati.

"Kalo gitu biar Arland yang antar tante pulang," sela Arland yang baru menginjakkan kakinya di antara onbrolan dua orang itu.

"Nanti malah merepotkan Nak Arland," kata Anita merasa sungkan.

"Sama sekali enggak, Tante. Yaudah, mari saya antar."

Akhirnya Anita mengangguk meskipun masih dengan wajah yang sedikit segan atas tawaran cowok itu.

"Jagain Naya, ya. Secepatnya gue balik lagi," kata Arland pada Riani.

"Tenang aja. Tanpa lo suruh pun pasti gue lakuin kok. Lo hati-hati bawa mobilnya," balas Riani sebelum akhirnya Anita dan Arland melangkah menjauh dari posisinya.

Sesampai di rumah sederhana itu, ada hawa dingin yang menyambut kedatangan Arland ketika ia memasuki ruang tamu. Bukan karena hal gaib atau semacamnya, melainkan karena terakhir dia di tempat ini adalah waktu yang paling buruk karena membuat Naya menangis tersedu. Pemandangan yang sebenarnya kala itu sangat menghimpit hatinya hingga menyesakkan, tetapi harus diabaikan karena ego besarnya yang lebih mendominasi.

Kalimat kasar yang harusnya tidak pernah ia keluarkan hanya karena trauma masa lalunya yang pahit. Dan tindakan paling bodoh sehingga membuat Naya menangis tanpa henti. Hal yang sangat-sangat disesali Arland sekarang.

"Bu, gimana keadaan Kak Naya? Aini nggak bisa fokus di sekolah. Aini mau lihat Kak Naya di rumah sakit," sergah Aini keluar dari kamar dengan mata berkaca-kaca ketika menemui sang ibu yang baru sampai.

Anita memeluk Aini sambil mengelus rambutnya. "Kak Naya belum sadarkan diri, Nak. Tetapi insya allah kata dokter keadaannya sudah stabil. Kita terus berdoa aja, ya."

"Aini sayang sama Kak Naya, Bu," ucap Aini yang kemudian menangis.

"Kakak kamu pasti baik-baik aja, Nak. Kamu sudah makan?"

"Udah, Bu."

"Nak Arland, tunggu sebentar tante buatkan minum dulu, ya."

Diary untuk Arland [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang