Chapter 6 : Basket!

3.5K 495 7
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV

Prittt

Wasit meniup peluitnya , pertandingan dimulai. Jaehyun nampak mengambil bola pertama memantulkan lalu mengoper kepada teman satu teamnya tapi temannya terlalu mudah untuk dialihkan

Sruk

Bola yang dipegang oleh taeyong berhasil ia lemparkan dengan sempurna 3 poin pertama untuk team Taeyong.

Jaehyun tidak mau kalah dia akhirnya berhasil merebut bola itu dari Taeyong dan memasukkannya ke ring dari jauh dan berhasil 3 poin pertama untuk team Jaehyun. Mereka saling pandang dari kejauhan

Pritttt


Akhirnya pertandingan berakhir, Team taeyong pemenangnya. Taeyong menatap ke arah Jaehyun, dia mendekat

"Permainanmu masih buruk seperti dulu" Taeyong tersenyum mengejek , Jaehyun hanya menatap Taeyong sinis lalu ia meninggalkan Jaehyun yang terduduk mengatur nafasnya

(Y/N) POV

Aku berpapasan dengan taeyong saat ingin menghampiri Jaehyun, dia menatapku tajam. Apa-apaan sih dia itu menatapku seperti itu, seperti ingin menelanku saja( ̄ω ̄;)
Aku mencoba tidak perduli dan kembali melanjutkan tujuanku

"Ini" Jaehyun mendongak saat mendengar suaraku, dadanya naik turun pasti dia sangat kelelahan sekarang

"Gomawo"
Aku duduk di sebelahnya
"Permainan tadi sangat bagus, kau hebat" aku mengancungkan dua jempolku ke arah Jaehyun
"Hah apa yang bagus, aku kalah" aku menggelengkan kepalaku
"Anni, ini bukan masalah kau menang atau tidaknya tapi ini masalahanya tentang kualitas bermainmu"
Jaehyun menoleh ke arahku,menatapku. Duh mazz kenapa natap dede seperti itu sih dede kan jadi gak kuat(≧∇≦)

"Waeyo?" aku bertanya saat dia masih terus memperhatikanku

"Anni, untuk pertama kalinya aku mendengar seseorang mengatakan itu padaku"
"Wah jadi aku orang yang pertama? wahhhh itu bagus" aku tersnyum lebar, dia pun ikut tersenyum lebar

"Kau bisa main basket?"
"Ha? Anni aku paling buruk" aku menggeleng dan mengempoutkan bibirku
"Haha, mau aku ajarkan?"
"Bolehkah?"
"Tentu" ya aku tidak akan menolak lah jika kau yang mengajarkannya

Jaehyun berdiri lalu aku pun ikut berdiri. Dia mengambil bola basket lalu memantulkannya ke arahku

Aku mengambil bole basket yang diberikan Jaehyun padaku lalu mencoba memasukkannya ke dalam ring tapi tidak masuk

"Begini caranya" aku terkejut saat jaehyun berada di belakangku, ia memegang tanganku untuk memperaktikkannya. Ya ampun dia memegang tanganku aku benar-benar senang sekarang serasa terbang melayang ke udara

Deg deg deg

Duh bagaimana ini, jantung jangan keras-keras ya kalau jaehyun dengar kan malu

"(Y/N)"
"Ne?" aku menoleh saat dia memanggil namaku, aku jadi lupa apa tujuanku tadi
"Apa kau dengar apa yang kubicarakan tadi?"
"Ha? Ne ne ne" bodo amat dengan apa yang dikatakannya tadi yang jelas aku sangat senang sekarang><

Sruk

Bola itu masuk ke dalam ring
"Wahhh" aku bersorak gembira karena berhasil memasukkannya, jaehyun tersenyum ke arahku lalu ia mengmbil bola lainnya dan memantulkannya kembali

"Tangkap" aku lalu mencoba mengambil bola basket itu dan memantulkannya, tapi dengan mudahnya Jaehyun mengambil bola itu lagi dari tanganku. Aku mencoba merebutnya tapi dia benar-benar ahli tentu saja

"Aw" aku memekik saat tubuhku terjatuh saat memcoba kembali mengejarnya. Dia langsung mendekatiku

"Gwenchana?" dia bertanya aku mencoba menggerakkan kakiku, ternyata lututku terluka

"Kenapa saat berada di dekatku kau selalu terluka ya?"
"Ha?" ia menghembuskan angin melalui mulutnya ke lukaku ya ampun ini obat terbaik yang pernah aku rasakan walaupun memang sedikit perih ya tidak apa-apa lah

Dari dekat aku bisa melihat sisi wajahnya, matanya yang berkilauan, hidungnya yang mancung, garis rahang yang tegas, dan lihatlah bibirnya itu ya ampun bagaimana ya kalau bibirku menempel disana. Aku menggelengkan kepalaku
'Apa sih yan kupirkan?' aku berusaha membuang jauh-jauh pikiran nistaku tadi.

"Apa sakit?"
"Ha? Sedikit"
Jaehyun merogoh kantongnya lalu mengerluarkan sebuah pembalut luka

"Aku membawa ini untuk bejaga-jaga jika suatu saat aku terluka di lapangan" ucapnya sambil membuka pembalut luka itu. Setalah terbuka dia langsung menempelkannya di lututku yang terluka tadi. Aku sedikut meringis karena sedikit perih

"Sudah tidak sakit lagi kan?"
"Hm tentu oppa, gomawo"

"Ehm oppa"
"Hm?"
"Apa aku pernah bilang sebelumnya kalau kau itu tampan?"
"Pfft haha"
Kenapa tertawa? Apa yang aku sebutkan tadi terlihat jelas ya kalau aku menyukainya?

"Waeyo?"
"Kau adalah orang pertama yang secara terang-terangan bilang seperti itu"
Aku terseyum, aku tidak mau jadi yang pertama tapi aku mau jadi yang terakhir  untukmu oppa bisakah?

TBC...

Choose Me (NCT IMAGINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang