8. H-1 Sena Weeding

51.9K 1.7K 69
                                    

Gerald dan Sean menjadi lelaki yang tertawa paling kencang saat ini. Malam ini adalah pesta bujang untuk Avi Sena, sebelum lelaki itu akan meninggalkan masa bujangnya dan memulai hidup rumah tangga.

Sean, Gerald, Harry, dan Farel sekarang tidak bisa berhenti tertawa ketika Sena digeret ke dance floor oleh lima gadis berbikini dan juga berpakaian minim. Sena, satu-satunya lelaki yang berada di kerumunan cewek seksi itu mengumpat akan ulah keempat sobatnya karena membuat wanita-wanita malam yang berkerja di club ini menggeretnya untuk menari dengan heboh dan seduktif.

Okelah kalau begitu, Sena akan membuktikan pada mereka semua.

Kelima wanita itu mulai menari, meliuk-liukan badan mereka sehingga menempel pada tubuh Sena. Sena tidak tinggal diam, dia ikut menari dan tertawa-tawa. Membuat sepertiga dari mereka luluh dan lemas karena kharisma seorang Avi Sena.

"Anjir! Parah!" Celetuk Gerald begitu Sena kembali ke sofa vvip mereka yang berada dilantai tiga club.

Sena hanya tertawa kecil, duduk di sofa sambil tangannya masih merangkul pinggang wanita yang menggunakan dress berwarna merah dengan belahan dada yang rendah.

Pemandangan wanita yang memakai pakaian seksi, lelaki hidung belang, atau orang mabuk bukan pemandangan yang aneh di club milik Gerald ini. Tepatnya, salah satu club milik Gerald. Gerald bahkan mempersilahkan Sena, Sean, Harry, dan Farrel memilih wanita mana yang mereka gunakan untuk bermain mala mini.

"Puas-puasin malam bujang lo sekarang, besok, lo bakal punya tanggung jawab besar." Ungkap Harry sambil meminum vodka pesananya.

Sena hanya menanggapi ucapan Harry dengan tawanya. Lalu meminum Brendi yang tersedia diatas meja. Meminum hingga tiga gelas kecil Brendi.

"Woah! Stop, Sena! kita enggak mau lo mabuk dan bangun dalam keadaan pusing besok pagi." Farel mengambil alih gelas Sena. mencegah lelaki itu minum lebih banyak lagi.

"Gue bukan orang yang mudah mabuk, Rel." Elak Sena.

"Ya gue tau, secara lo suka nantang kita minum." Mereka berempat sontak tertawa. Mengingat, disaat waktu senggang, mereka suka menghabiskan waktu di club dan berakhir mabuk bersama saat masih SMA dulu.

Gerald lalu menoleh kearah Sean yang berada di sofa sampingnya, kemudian mendengus.

Pantas saja Sean diam dan tidak ikut tertawa. Sean sudah sibuk dengan mainan barunya, sibuk bercumbu dengan wanita malamnya.

Melihat itu, Sena berdeham kencang, membuat Sean melepaskan tautan bibirnya dan menatap Sena dengan pandangan bertanya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kenapa?" Sena terkekeh. "Lo bisa tahan dia dulu, ini malam bujang gue dan ini pesta kita, dude."

Sean mencebik kesal, dia menatap wanita disampingnya, lalu membisikkan ke wanita itu kalau kegiatan mereka akan dilanjut nanti. Wanita dengan mata abu-abu itu mengangguk dan memainkan ponselnya.

"Oke, sampai mana kita tadi?" Tanya Sean.

Sena diam, membiarkan Sean kembali mengobrol dengan teman-temannya. Mata Sena menatap wanita bule yang seksi dan sangat ramping yang duduk disebelah Sean. Wanita itu sepertinya bukan wanita malam yang bekerja di club ini. Ah, wanita bule ini pasti seorang model.

Ya, Sean suka bermain-main dengan seorang model dari mana saja. Model Indonesia, atau model dari luar sekalipun. Sambil memutar-mutar gelas Brendinya, Sena bergantian menatap model cantik itu dan menatap Sean. Besok Sena akan menikah, pikirannya lebih fokus pada Grace, pernikahannya, perusahaannya, dan hal lainnya. Lalu kapan lagi dia bisa menghabiskan waktu dengan saudara lelakinya ini.

Love Without CertaintyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang