16. Pertemuan

42.1K 1.4K 127
                                    

Sena duduk di sofa bulu nyaman berwarna putih yang berada diruang keluarga apartemen Sean. Dirinya memandangi bingkai besar yang terpajang di salah satu dinding, bingkai besar berwarna gold dengan foto Sena, Sean, Evan, dan Raysa.

Sena tersenyum tipis, kalau dipikir-pikir, sudah lama juga dirinya tidak mengunjungi makam Raysa. Mengingat Raysa, Sena kembali menyandarkan punggungnya pada punggung sofa yang empuk ini.

Setiap mengingat Raysa, Sena selalu ingat tentang pesan dari Raysa yang disampaikan kepadanya;

"Pasti cewek yang nanti dapetin Sena seneng deh, punya suami seperti Sena. Nanti jaga istri Sena baik-baik ya, jangan mengkhianati hati wanita, Sena. Kamu harus ingat, kalau Sena mengkhianati wanita, sama saja Sena mengkhianati mama. Kalau Sena menyakiti wanita, sama saja Sena menyakiti mama. Sena paham?"

Tangan Sena terulur mengusap wajahnya. Ingatan itu tiba-tiba saja melintas dipikirannya dan membuatnya resah dengan cepat.

"Apa berarti aku juga sudah mengkhianati mama?" Gumam Sena.

"Sena?"

Sena tersentak kala Grace tiba-tiba berada dibelakangnya dan mengusap bahunya dengan lembut.

"Ah, ada apa?" Sena memutar tubuhnya kesamping, untuk dapat menatap Grace yang berdiri dibelakang sofa.

Grace tersenyum, "Sean dimana, ya? Tuan rumah kok malah enggak ada."

Sena mendecak saat Grace menanyakan Sean, "Dia masih ada praktek di rumah sakit."

"Oh begitu," Grace mengangguk-anggukan kepalanya. "Yasudah, aku ke dapur dulu ya, mau bantu Evelyn."

Giliran Sena yang menganggukan kepalanya. Dia menatap punggung Grace yang berbalik dan berjalan menuju dapur.

Ingatannya kembali pada dua jam yang lalu, saat dia dan Grace menandatangani surat peresmian penggabungan perusahaannya dan Grace. Peresmian itu dihadari oleh Kakek dan Nenek Grace, Evan, Sean, dan juga semua staff perusahaan.

Pencapaian Sena untuk saat ini berhasil. Dia berhasil menikahi Putri tunggal pewaris Lord Bussines Group. Dan setelah ini, tugas Sena makin berat. Dia harus banyak menghadiri rapat besar di beberapa kota bahkan Negara lain untuk membebaskan Lord Bussines Group dari lilitan hutangnya yang tergolong besar.

Setelah hutang-hutang perusahaan milik Grace selesai, Sena baru memperkenalkan perusahaannya yang bertambah besar dan kuat lagi karena terdapat seluruh saham Lord Bussines Group didalamnya.

Setelah semua lancar dan sukses besar, Sena akan menceraikan Grace.

Menceraikan Grace.

Sena tertunduk begitu dia mengingat perceraiannya yang harus ia lakukan demi janjinya pada Athayya. bagaimanapun, Athayya menunggunya dan Sena harus menepati janjinya. Sena akan memberi Grace seluruh fasilitas serta kekayaan yang begitu besar walaupun mereka sudah bercerai. Sena akan mengusahakan tetap memberikan sesuatu yang berharga bagi seorang wanita yang pernah bersama dihidupnya.

"Sena!!!"

"Yaaa!" Sena balas berteriak saat mendengar suara cempreng Evelyn dari arah dapur.

"Kemari! Coba cicipi masakanku ini!" Evelyn berteriak dengan bahasa inggrisnya yang kental.

Dengan malas kemudian Sena berdiri. Meregangkan otot-otot badannya yang terasa kaku, dan kemudian berjalan menuju ke dapur.

"Yang mana yang harus aku cicipi?" Pandangan mata Sena menyisir semua makanan yang terdapat di meja kitchen isle.

Love Without CertaintyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang