12. First Night

63.3K 1.7K 61
                                    

Grace memejamkan matanya rapat-rapat selama dua detik. Dia kebingungan. Kebingungan apa yang harus dia lakukan sesudahnya.

Sena bilang, dia sudah lelah dan ingin segera tidur. Lalu saat ini, Grace sedang berada dikamar mewah ini dan berjongkok didepan lemari yang terbuka hanya menggunakan handuk yang dililitkan ditubuhnya.

"Aahh, bagaimana ini?" Desis Grace perlahan.

Grace mengigit bibir bawahnya, lalu mengambil night gown yang menurutnya sangat terbuka dan sangat seksi ini. Lalu dengan terpaksa memakainya.

Grace menghela napas saat mematut dirinya didepan cermin. Wajahnya merah padam. Dia melihat dirinya yang memakai sexy night gown berwarna hitam yang begitu tipis. Tentunya Grace menyesali saat menyetujui Caroline –sahabatnya- untuk mengurusi semua barang-barangnya yang akan dipindahkan ke penthouse Sena yang baru.

Penthouse ini memang sangat mewah, tapi hanya terdapat satu kamar tidur sedangkan ruangan yang lainnya adalah ruang kerja Sena dan Grace. Lalu siapa sangka kalau ternyata semua pakaian Grace belum dipindahkan kemari. Dan saat Grace membuka almari besar dikamar ini, hanya terdapat berbagai macam lingerie seksi dan night gown tentunya. Tidak ada yang lain selain baju itu.

"Grace, sudah selesai ganti baju?"

Grace membalikkan tubuhnya saat mendengar suara pintu kamar yang diketuk. Grace langsung berlari menuju pintu dan bersandar dihadapannya. Menahan pintu itu walaupun tahu kalau pintu itu juga sudah terkunci. Grace hanya gugup menemui Sena dengan pakaian yang terlalu terbuka seperti ini.

"Grace?"

Sena mengetuk pintu kamar untuk kedua kalinya. Lalu kemudian pintu itu terbuka dan Sena menatap Grace dengan pandangan yang sulit diartikan ketika melihat wanita itu hanya memakai night gown tipis berwarna hitam yang memperlihatkan leher, bahu, dan belahan dadanya yang putih dan mulus. Serta kaki jenjang Grace yang begitu terekspos.

"Ma-maaf Sena, tapi... tapi hanya ini baju yang ada di lemari untukku." Grace menunduk dalam tidak berani menatap Sena. bahkan tangannya masih mencengkeram kenop pintu dengan erat.

Sena masih diam menatap Grace yang begitu seksi dan menggoda malam ini. Sena mati-matian menahan menyentuh Grace yang notabennya adalah istrinya sendiri. Sena hanya tidak ingin gegabah dan kemungkinan buruknya akan membuat Grace hamil dan kemudian semua rencananya akan gagal.

"Sena?"

Sena mengerjapkan matanya saat Grace mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Sena.

"Ah, iya. Tidak apa-apa." Sena mengusap tengkuknya salah tingkah. "Mau makan malam?"

"Makan malam?" Grace balik bertanya.

Sena mengangguk dan lagi-lagi menatap tubuh Grace dihadapannya.

Damn! She so hot! Batin Sena.

"Aku tahu kamu pasti lapar lagi."

Grace tersenyum kecil, mulai mengikuti langkah Sena yang mengarah ke ruang makan. Grace memandang punggung tegap Sena yang dibalut kaus abu-abu polos. Punggungnya terlihat tegap dan berisi. Membuat Sena benar-benar terlihat hot guy.

Setelah Sena dan Grace duduk di meja makan, suasana berubah hening. Entah hening atau canggung, tapi tidak ada yang berinisiatif membuka pembicaraan terlebih dahulu. Grace dan Sena memilih fokus terhadap makanan dihadapan mereka.

Walaupun Sena tidak bisa fokus dan berkali-kali mencuri pandang ke Grace yang sedang memakan makanannya dengan tenang. Sena membasahi bibirnya ketika melihat jelas belahan dada Grace ketika wanita itu sedikit menunduk.

Love Without CertaintyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang