Sena membuka matanya perlahan, jantungnya berdegup dengan kencang. Suara hujan masih terdengar deras di luar sana.
Pemandangan yang pertama kali dilihat Sena adalah pohon dipinggir terotoar. Bagian bemper depan mobilnya menabrak pembatas jalan yang dengan beruntungnya menahan mobil Sena agar tidak terpental lebih jauh lagi.
Kemudian Sena menolehkan kepalanya ke kiri secara perlahan, Grace disana. Memegang tali seatbelt dengan erat. Tangan wanita itu bergetar ketakutan, giginya saling bergemeletuk, dan dahinya berkerut dalam.
"Grace," Panggil Sena. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Grace.
Grace tersentak dan membuka matanya dengan cepat. "Sena!"
"Kamu baik-baik sa-"
"Sena!"
Ucapan Sena terputus, tiba-tiba saja Grace meneriakkan namanya dan memeluk Sena dengan erat. Erat sekali, seakan bila melepaskan Sena, Grace akan kehilangannya.
"I'm afraid..," Isak Grace dalam pelukan Sena.
Sena terdiam, balas memeluk Grace.
"I'ts okay," Ucapnya sambil mengelus rambut hitam panjang Grace dengan lembut.
"Maaf Sena," Grace masih terisak. Pelukan di tubuh Sena masih erat dengan pelukan dari Grace. "Maaf karena aku sudah tanya yang macam-macam tentang kamu dan Athayya."
"Itu bukan salahmu, Grace." Ucap Sena menenangkan.
"Itu salahku!" Grace masih bersikukuh. "Salahku karena aku terlalu cemburu dengan kalian berdua. Aku yang datang dalam hubungan kamu dan Athayya, aku yang merusak hubungan kalian dan enggak seharusnya aku cemburu dan membuat kamu tertekan seperti ini."
"Grace Amanda!"
Grace terkesiap, dia menatap mata Sena yang menatapnya dengan tajam.
"Jangan salahkan dirimu lagi," lirih Sena.
Saat matanya menatap mata Grace yang terdapat air mata dipelupuk matanya, itu malah membuatnya makin tersiksa. Dia baru pertama kali melihat Grace yang menangis dan ketakutan seperti ini.
Ini semua karenanya, karena Sena.
"Jangan berucap seperti itu lagi." Sena kembali menarik Grace dalam pelukannya. "Dan jangan memikirkan tentang aku dan Athayya lagi."
Grace mengangguk dipelukan Sena, "Baiklah, kalau kamu menyuruhku melupakan tentang hubunganmu dengan Athayya."
Aku akan mencoba melupakannya, demi kamu, dan demi cinta kita. Batin Grace.
Tiba-tiba kaca mobil mereka diketuk dari luar, beberapa polisi menghampiri mobil mereka dan mau membantu Grace dan Sena.
"Tetaplah disini." Pinta Sena.
"Tapi..."
"Grace,"
Grace hanya bisa terdiam, menatap Sena dengan raut wajah tegasnya dan kemudian Grace hanya bisa menganggukan kepalanya, menuruti ucapan Sena.
Begitu Sena keluar dari mobil dan meninggalkan Grace sendirian didalam mobil, Grace hanya bisa menatap punggung Sena.
Sena sedang dipayungi oleh salah seorang polisi begitu melihat seorang Avi Sena yang keluar dari dalam mobil. Grace yakin, setelah ini berita tentang kecelakaan dirinya dan Sena akan menjadi berita hangat di televisi, Koran, atau media lainnya.
Rasa bersalah benar-benar memenuhi relung hatinya. Grace menyesal karena menyinggung tentang hubungan Sena dan Athayya. Membuat Sena hilang konsentrasi saat menyetir dan hampir menabrak truk besar yang berlawanan arah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Without Certainty
Romance-My second story on wattpad- ( Cinta Tanpa Kepastian ) Sebuah pertemuan tak sengaja mempertemukan Avi Sena dengan Athaya Abraham yang membawa mereka kedalam cinta yang rumit dan tanpa kepastian. Sedangkan Avi Sean, harus mempertahankan cintany...