VI : Teman Baru

1.5K 135 11
                                    

Setelah melewati kabut hitam, Lea dan Leo sampai di kota kecil yang bernama Xvyr.

Setelah melewati kabut hitam, Lea dan Leo sampai di kota kecil yang bernama Xvyr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita akan mencari siapa di sini?" Tanya Lea.

"Ada informanku. Dan kalau kita beruntung, kita bisa mencari informasi tentang kakekmu padanya." Jelas Leo.

"Makasih ya." Kata Lea.

"Untuk apa?" Tanya Leo bingung.

"Aku belum pernah punya teman selain Scarlet dan Rey. Dalam situasi ini, kalian yang sudah mau membantuku, sudah membuatku sangat senang." Ucap Lea dengan senyum simpul.

Sontak pipi Leo merona. Bahkan Mirana yang sering bercanda dengannya, tidak pernah membuat wajahnya merona hebat seperti sekarang ini.

"Y-ya, Vinsen b-bilang kau bisa membantu kami. Mu-mungkin kami bisa membantumu juga." Kata Leo gelagapan kemudian memalingkan wajahnya.

Lea terkekeh pelan dengan tingkah laku Leo ini. Toh, dia juga harus mulai terbiasa kalau bumi berbeda dengan Xalloph.

Memang harus diakuinya kalau menerima kenyataan itu sulit. Katakanlah sekarang dia bagaikan Alice In Wonderland.

Mereka berdua kemudian menuruni bukit yang membawa mereka ke jalan utama kota Xvyr. Banyak kereta kuda yang berlalu lalang di jalan utama itu, ada juga yang berjalan sama seperti mereka sekarang ini.

"Berusahalah membaur, di kota ini mereka tidak terlalu menyukai penyihir. Pastikan kau tidak menggunakan sihir apapun." Bisik Leo pelan.

Lea hanya mengangguk, tanda mengerti.

Kota itu tidak terlalu besar, namun karena posisi dan letak kota Xvyr berada di jalur perdagangan, menyebabkan banyak orang yang datang pergi ke kota ini.

Mata Lea berbinar-binar saat melihat benda-benda antik, yang berada di pajangan toko-toko yang telah mereka lewati. Leo yang melihatnya hanya sweatdrop sesaat.

"Maaf." Kata Lea pada orang yang ditabraknya. Saking fokusnya karena melihat-lihat benda antik, dia tidak memperhatikan jalannya dan menabrak seseorang.

Yang ditabrak pun tidak menunjukkan ekspresi yang berarti, hanya mengangguk pelan kemudian berjalan pergi.

"Kenapa?" Tanya Leo, yang berjalan di depan.

"Tadi aku menabrak seseorang." Jawab Lea.

"Oh. Kita sampai." Ucap Leo.

Di depan mereka ada rumah yang kelewatan biasa (?). Lea speechless sesaat. Dia mengira mereka akan ke tempat yang kelewatan keren?.

Tok Tok Tok

Leo mengetuk pintu itu dengan santai. Dan dari dalam rumah terdengar suara langkah kaki.

Kemudian seorang pria yang mungkin tidak lebih tua daripada Leo sendiri, membuka pintu. Ekspresinya mungkin kaget dan jengkel di saat yang bersamaan?

White QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang