XII : Troll

1.1K 106 5
                                    

DHUAAR!

"Suara apa itu?" Tanya Miranda karena baru saja mendengar ledakan yang sangat keras.

"Menurutku ada yang sedang bertarung. Sepertinya mereka menggunakan sihir yang sangat besar, sehingga suara ledakannya bisa terdengar sampai sini." Jelas Andrew panjang lebar.

"Sihir teleport tadi tujuannya memisahkan kita berlima. Pria yang melakukannya pasti memiliki sebuah rencana di balik semua ini." Tambah Andrew lagi.

"Semoga Lea bersama Vinsen atau Leo, kalau dia sendirian-"

"Yakin saja kalau dia bersama mereka." Potong Vinsen sebelum Miranda dapat menyelesaikan perkataannya.

"Tapi, entah kenapa aku memiliki firasat yang buruk tentang ledakan tadi."

~~~~

Setelah melawan beberapa troll yang mengakibatkan perjalanan mereka terhambat, Andrew dan Miranda tengah beristirahat sambil bersandar di sebuah pohon.

"Menurutmu apa kita harus mencari mereka?" Tanya Miranda.

"Menurutku tidak. Karena sihir teleport tak bisa digunakan di hutan ini, dan kalau kita mencari mereka kita bisa saja tersesat." Jelas Andrew pada Miranda.

"Tapi-"

"Diam." Potong Andrew sebelum Miranda dapat menyelesaikan ucapannya.

"Aku merasakan ada yang memerhatikan kita." Gumam Andrew pelan.

Miranda segera menajamkan penglihatan dan pendengarannya. Mereka berdua juga tidak bisa selalu mengandalkan Vinsen dalam pertarungan malam.

Mereka berdua segera mengeluarkan senjata dari tempatnya.

'True light.'

Sihir milik Miranda barusan dapat membuat pohon-pohon tumbang dalam radius yang telah ditentukannya.

Setelah pohon-pohon itu tumbang, mereka mendapati beberapa troll yang tengah memandang mereka dengan ekspresi terkejut.

'Big wa-'

"Tunggu jangan serang kami!"

"Eh?" Andrew yang hampir saja menyerang para troll ini, menghentikan aksinya kemudian memutuskan untuk mendengarkan mereka.

"Tapi sebelumnya kalian yang menyerang kami!" Ucap Miranda sambil menunjuk para troll itu, dengan belatinya.

"Memang kami yang menyerang kalian, tapi itu bukan kami yang sebenarnya." Kata troll yang menurut Miranda paling gendut dari yang lainnya.

"Perkenalkan namaku Lio." Kata troll yang paling gendut.

"Aku Andrew dan dia Miranda." Kata Andrew sambil menunjuk dirinya sendiri dan Miranda.

"Kukira troll tidak bisa bicara?" Kata Miranda kemudian menyimpan belatinya.

"Kami bisa bicara karena kami tidak dikutuk. Troll yang menyerang kalian sebelumnya dikutuk oleh pemegang kunci neraka." Jelas Lio panjang lebar.

"Kalian bahkan memberinya nama julukan?" Tanya Andrew heran.

"Itu bukan nama julukan Andrew, karena itu memang kenyataannya. Dan perkenalkan namaku Redi." Kata Redi yang paling tinggi dari troll yang lainnya.

"Bagaimana dengan mereka yang dikutuk?" Kali ini Miranda yang bertanya.

"Oh mereka. Mereka merupakan bagian dari desa kami-"

"Eh? di dalam troll forest ada desa?" Tanya Andrew memotong ucapan Lio.

"Ya, dan biarkan aku menyelesaikan ucapanku Andrew. Mereka merupakan bagian dari kami. Kaki tangan pemegang kunci tangan neraka, menculik mereka untuk dijadikan budak. Sebelum semua troll dapat dijadikan budaknya, Adam menyelamatkan kami. Yah, walaupun tidak semua troll dapat diselamatkannya." Jelas Lio panjang lebar.

"Desa kami dibangun oleh Adam. Dan desa itu terdapat sihir perlindungan, hanya kami para troll, dan mereka yang mendapat izin bisa memasuki desa kami." Kata Redi menambahkan.

"Wah ternyata Adam begitu terkenal." Kata Andrew kagum.

"Dan berkat kalian mereka yang dikutuk pemegang kunci neraka, telah mati." Kata Redi lagi.

"Walaupun yang kalian bunuh itu merupakan saudara-saudara kami." Ucap Lio.

"Kami minta maaf untuk itu." Kata Andrew dan Miranda bersamaan.

"Tidak apa-apa, karena tidak ada sihir yang bisa mengembalikan mereka seperti semula." Kata Redi berusaha tegar.

"Oh ya, aku belum memperkenalkan teman-temanku. Trel, Yowa, Kande, dan Riz." Kata Lio sambil menunjuk mereka satu per satu.

"Sebagai rasa terima kasih kami, mampirlah ke desa kami." Kata Kande menawarkan.

"Um sebelumnya maaf. Karena kami tidak bisa terlalu mempercayai orang yang baru kami kenal." Kata Miranda hati-hati dalam ucapannya.

"Tenang saja, aku bersumpah demi nenek moyangku kalau kami para troll tidak akan melakukan sesuatu pada kalian." Sumpah Lio.

"Baiklah aku percaya pada kalian." Kata Andrew yang membuat Miranda menatapnya tajam.

"Tenang saja Miranda, aku yakin mereka baik." Kata Andrew meyakinkan.

"Apa kalian tahu cara keluar dari hutan ini?" Tanya Miranda.

"Keluar dari troll forest? Tentu saja. Kalian harus melewati desa kami agar dapat keluar dari hutan ini." Jawab Trel.

"Baiklah. Bawa kami ke desa kalian." Kata Miranda.

Rabu 28 Desember 2016
#99 in fantasy

White QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang