"Nard," kata Lea.
"Kau mengenalnya?" Leo bertanya.
"Ya, sedikit." Lea kembali mengingat pertarungan dengan Nard tempo hari.
Nard memandangi musuhnya satu per satu, dan pandangannya terhenti pada Lea. Seringai terukir di wajahnya.
Pandangan mereka terkunci. Nard masih mengelus-elus pucuk kepala serigala yang paling besar dibandingkan yang lainnya.
"Lama tidak jumpa," kata Nard kepada Lea.
Leo dkk kecuali Lea langsung bingung. Karena, mereka belum pernah bertemu dengan laki-laki ini.
"Ya, kulihat kau tidak lepas kendali seperti dulu." Lea maju selangkah ke depan.
"Kali ini juga, aku akan lepas kendali." Nard menyeringai.
Lea bergidik ngeri. Bocah seperti Nard sudah bisa menyeringai sampai membuat bulu kuduk Lea berdiri.
"Terserah bocah, yang pasti kau kalah jumlah." Vinsen memotong pembicaraan yang dia anggap tidak mengerti ini.
"Tidak masalah. Kalian 100 orang pun aku tidak keberatan," kata Nard meremehkan.
'Earthquake.'
Tanpa pikir panjang Miranda langsung menyerang Nard.
Nard sedikit terkejut lalu kembali tenang.
"Tcih, merepotkan."
'Shield.'
"Ti-tidak mungkin! Earthquake tidak bisa dihentikan dengan sihir pelindung biasa!" Seru Miranda tidak percaya.
"Mudah saja, itu karena level kita yang berbeda jauh," Nard menyeringai.
"Bocah sombong!" Seru Andrew.
"Hei, biar aku dan Skandar yang mengurus serigalanya. Silahkan kalian menyelesaikan urusan dengan anak itu," kata Alarice kemudian berteleport dengan Skandar dan serigala-serigala milik Nard.
Suasana tambah berat. Nard hanya menatap Lea dengan penuh tanda tanya.
'Bagaimana dia bisa selamat?! Aku yakin sekali serangan terakhirku mengenai jantungnya!' Batin Nard.
"Kalian terlalu banyak bicara. Ah ya, aku hanya ingin bertarung dengan gadis pirang yang di sana," kata Nard sambil menunjuk Lea.
Leo maju beberapa langkah ke depan, tak melepaskan pandangannya dari Nard.
"Seakan aku akan membiarkanmu bertindak seenaknya." Gerutu Leo.
"Ya, kau pikir kau siapa hah?!" Andrew mendukung Leo.
"Terserah, kau terlalu percaya diri!" Sambung Vinsen.
"Huft... aku kehabisan kata-kata. Tapi yang ingin kukatakan tidak beda-beda jauh dengan kalian," kata Miranda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kalian jelas ingin mati," gumam Nard pelan.
"Hah, apa? Apa yang kau katakan?" Andrew mencoba memancing amarah Nard, dan sepertinya dia cukup berhasil.
"Kesabaranku sudah habis," kata Nard dengan lantang.
'Dark aura'
'Poison fog'
"Kabut beracun! Andrew, netralkan anginnya!" Perintah Vinsen.
"Aku tahu."
'Singing wind'
"Heh..., pasti kau berasal dari daerah utara? Andrew A'r Drel, putra pertama Kaylr A'r Drel?" Tanya Nard.
"Kupikir kau stalker?" Ejek Andrew.
"Sialan! Kau akan menyesali ini!" Nard marah.
"Make me." Untuk pertama kalinya Andrew menyeringai. Bukan seringai yang sering ditunjukannya pada lawan. Tapi, seringai yang lebih terkesan mendalam karena masa lalunya.
A/n : Stella disini? *plak* *dikeroyok*
Readers : woi, ini tahun berapa?!
Oke oke, Stella memang salah karena nggak pernah update selama kurang lebih 2 bulan, mungkin 3?
Itu karena Stella makin sibuk dengan sekolah, main game, nonton, dsb??.
Stella janji WQ nggak akan hiatus, kalaupun WQ akan hiatus itu pasti karena ada urusan penting.
Don't forget to Vote and Comment about your opinion :)
Sabtu, 22 Juli 2017
#550 in fantasy
KAMU SEDANG MEMBACA
White Queen
FantasyLea Bradley yang selalu dibully oleh satu sekolah, menghadapi kenyataan bahwa dia tidak bisa menjalani hidup, sebagaimana anak normal lainnya. Cynric yang merupakan sumber masalah, membuat Lea harus membunuhnya karena telah ditakdirkan. Masa lalu y...