16

3.3K 168 2
                                    

Author

"saya sudah mendengar semuanya dari jaya, jujur saya terkejut" ucap suara pria paruh baya om wildan, ayah jaya sekaligus paman diandra. Deo hanya menunduk, tidak mampu mengatakan apa-apa. Sore ini deo berniat melamar diandra, tadi siang alina menelfon dan menceritakan apa yang dialami oleh diandra.

"saya menyetujui lamaran kamu, saya menghargai sikap tanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan pada keponakan saya"

"..."

"hanya saya berpesan, dia sudah om anggap anak om sendiri, semenjak farhan mertua kamu tidak mau mengakuinya sebagai anak, bahagiakan dia, sekalipun belum ada rasa cinta diantara kalian, jaga dia"

"..."

"besabarlah menghadapi sikap keras kepalanya, dia tidak seperti wanita pada umumnya, dia tidak pandai menunjukkan perasaannya kepada orang"

"..."

"dia bukan tipe orang yang dapat dengan mudah membagi kisah hidupnya, pekalah terhadap perasaannya, dia sudah mengalami banyak kepahitan hidup karna orang tuanya, om minta tolong bahagiakan dia, selama ini dia melewati semuanya sendiri" pesan om wildan sambil menatap mata deo.

"mungkin diantara kami memang belum ada rasa cinta, terlebih dengan apa yang sudah saya lakukan pada dia, tapi saya akan berusaha untuk menjaga dan membuatnya bahagia" ucap deo mantap. Setelah mendengar penjelasan om wildan tentang diandra deo mantap mengatakan itu, ada rasa kagum dalam diri deo terhadap diandra, dan deo ingin mengenal lebih jauh seperti apa diandra.

"OM ILDAN" teriak diandra sambil berlari, menghambur kepelukan om kesayangannya tersebut. Sementara om wildan membalas pelukan diandra dengan penuh kasih sayang "om nih, sibuk banget apa, sampe-sampe gak ada waktu buat ketemu andra"

"hahahaha om kan waktu itu udah jenguk kamu di rs sayang, tapi kamu tidur" andra memajukan bibirnya sambil menganguk mendengar penjelasan om kesayangannya itu "iya dokternya ngebuat andra kayak mayat selama disana".

Deo melihat ekspresi diandra dengan keheranan, bagaimana wanita dihadapannya ini bisa berubah 360 derajat ketika bertemu dengan om wildan, sementara saat bersama dirinya atau yang lain dia akan seperti robot, batin deo.

"maaf ya deo, andra memang gini orangnya kalau sama om, sekalipun diluar dia dikenal wanita robot, tapi dihadapan om dia putri yang manis dan lucu" jelas wildan yang menyadari raut keheranan diwajah deo. Deo hanya mengangguk.

"kok ada dia om?" tanya diandra sambil mengangkat sedikit dagunya mengarah pada deo .

"iya ada yang mau deo omongin, dan sekalian temu kangen, dia dulu murid om di sekolah masak" jelas om wildan sambil mengelus kepala diandra.

"duh dunia kecil ya, kenapa semua orang yang andra kenal harus kenal juga sih sama pria titisan iblis ini cih" sungut diandra, sementara om wildan hanya tertawa mendengar ucapan diandra, dia tau jika diandra tidak suka dengan orang maka kata yang keluar dari mulut manisnya itu seperti semburan api naga.

Om wildan berharap semoga saja deo bisa mengikis kebencian pada diri diandra menjadi sebuah perasaan yang penuh dengan cinta. Sedangkan deo tersenyum getir, mendapati kenyataan bahwa sebentar lagi dia akan menikah dengan wanita yang selalu memanggilnya dengan sbeutan yang mengerikan itu.

"diandra" seru jaya sambil menjitak kepala diandra "kamu bisa gak sih gak usah lari kayak barusan, kamu tuh harus inget kandungan kamu" sungut jaya yang kelelahan mengejar diandra. Diandra sangat antusias bertemu dengan om wildan, sehingga begitu mobil terparkir dia langsung berlari meninggalkan jaya. Diandra hanya tersenyum, sambil mengusap kepalanya yang nyut-nyutan karna jitakan jaya.

The Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang