33

4K 215 2
                                    

Author

Satu bulan diandra tertidur, tidak ada tanda-tanda dia ingin membuka mata.Semua hanya menunggu keajaiban, setiap malam deo, alina, wijaya,karin, fajar, sabrina dan juga yusuf akan berkumpul diruangan diandra dan mengobrol sampai tengah malam, sebelum akhirnya beberapa dari mereka akan pulang untuk beristirahat dan menyisakan deo yang akan menjaga diandra, terkadang juga ditemani oleh yang lainnya.

Mereka sengaja berkumpul saat malam, karna mereka berharap saat mereka sedang berkumpul diandra akan terbangun dan menyadari bahwa dia tidak pernah sendiri dan selalu ada mereka yang menunggu kesembuhan diandra, jika siang maka mereka akan bergantian menjaga diandra sesuai dengan jadwal kesibukan mereka masing-masing.

Kamar VVIP ini tidak pernah sepi dan selalu saja ada pembicaraan didalamnya, entah itu tawa untuk menghibur diri mereka dari ketidakpastian tentang diandra, atau sekedar isakan tangis dari para kaum wanita yang mulai putus asa dengan kondisi diandra.

Pemberitaan di media tentang diandra saat ini positif dan beberapa media telah menuliskan permohonan maaf terhadap pemberitaan yang dinilai merugikan diandra, dan bahkan beberapa yang simpati dengan diandra ada yang berkunjung dan memberikan kado untuk diandra, tidak ada yang berani membuka kado tersebut, kado untuk diandra masih terbungkus rapi dan diletakkan di meja sudut ruangan yang semakin hari jumlahnya akan semakin bertambah, sementara bunga-bunga yang juga dikirimkan oleh penggemarnya dijadikan hiasan untuk mempercantik kamar tersebut.

****

Deo Tama Putra

"apa kamu bertemu dengan anak kita? Apa kamu sedang sibuk bermain bersama mereka sehingga kamu tidak ingin membuka mata?"

Selalu pertanyaan itu yang aku ucapkan saat sedang bersama diandra, dia nampak damai dalam tidurnya, tetapi aku ingin melihat dia membuka mata untuk kemudian memakiku akan semua yang telah kulakukan, aku tau terakhir sebelum kecelakaan itu diandra melihat aku dan sabrina sedang berdua, seandainya dia tidak melihat itu mungkin dia tidak akan pergi dan berakhir seperti ini.

"maaf,aku terlalu lemah dan pengecut untuk mengambil keputusan, aku nyaman dan menikmati setiap saat bersamamu, tetapi aku terlalu malu untuk bisa memintamu selalu bersamaku"

Dan kalimat ini selalu aku juga ucapkan saat bersamanya. Aku yakin dia bisa mendengar semua apa yang aku ucapkan, karna dia hanya tertidur secara fisik tapi aku percaya batinnya masih sadar.

"terimakasih untuk bersedia menjaga anak-anak kita, menjadi istri yang baik terimakasih sudah membuatku merasakan rasanya sebagai kepala rumah tangga yang sesungguhnya, terimakasih untuk semuanya"

Dan setelah kalimat ini maka aku selalu gagal untuk tidak menangis,semenjak dia tidak sadarkan diri aku selalu dihantui oleh perasaan bersalah dan penyesalan yang sangat, aku merindukan tatapan matanya,aku merindukan nada datarnya jika kami sedang berdebat, aku merindukan dia yang mandiri, aku merindukan segala sesuatu yang ada pada dirinya.

Setiap hari selama satu bulan ini, jika aku menatap kondisi diandra tertidur dengan berbagai selang penunjang kehidupan, dengan kepala plontos karna operasi yang membuat dia kehilangan rambut panjang indahnya,tubuhnya yang semakin mengurus, seandainya aku bisa menggantikanmu maka aku sangat bersedia untuk melakukannya untukmu.

"setiap hari aku selalu kemakam jagoan kita, menabur bunga dan membaca doa untuk mereka dan juga bunda serta kak dean, aku meminta maaf pada semuanya untuk perlakuanku selama ini padamu"

"jadi plise segeralah bangun dan jangan terlalu lama kamu bermain bersama mereka, kami disini merindukanmu"

****

Alina Tama Putra

"gak capek apa di kamu tidur terus, kamu bales dendam ya karna selama ini kamu jarang tidur?"

The Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang