23

3.1K 175 0
                                    

Deo Tama Putra

Aku mengamati diandra yang tidak nyenyak dalam tidurnya, dia terus saja bergerak dan merubah posisi duduknya. Yah dia masih saja tidur dengan posisi duduk, dia belum bisa tidur seperti orang normal pada khususnya. Semenjak kejadian di Bogor minggu lalu dia biasa saja terhadapku, tidak mengungkit tentang kesalahan deon, hanya sekali saat dia mengutarakan penyesalannya berbahagia diatas luka kak deanty. Setelah itu dia menganggap bahwa semua baik-baik saja. Aku tidak berani bertanya, kata karin diandra hanya berusaha untuk menghindari stres demi kandungannya, dan aku tidak ingin rasa ingin tauku membuat dia menjadi stres. Dia bahkan sempat mengunjungi kak deanty sebelum kembali ke Jakarta, tentu saja aku hanya menunggu diparkiran tidak berani masuk, takut kak deanty histeris seperti waktu itu. Aku sempat melihat dia menghapus air mata saat keluar dari rs,tapi aku memilih untuk pura-pura tidak tau, aku takut membuatnya tidak nyaman.

Aku mengecilkan volume televisi dan mengamatinya, dia masih saja tidak tenang, apa kehadiranku mengganggu tidurnya, tanyaku dalam hati. Aku mematikan tivi dan memilih untuk kembali kekamar. Aku sebenarnya ingin menikmati setiap malam berdua bersama diandra dikamar yang sempit ini, seperti pasangan pada umumnya yang akan berbagi cerita tentang kegiatan harian mereka, kemudian saling tidur berpelukan,membayangkannya saja aku sudah bisa tersenyum sendiri. Tapi sampai detik ini dia masih membatasi dirinya untukku, kecuali pada malam itu, saat aku meminta hakkku. Aku memang belum mengajaknya untuk tidur bersama denganku maksudnya dalam hal ini adalah tidur dikasur yang sama, karna sejak 2 bulan aku disini dia selalu tidur di sofa,aku akan mencobanya jika saatnya tepat nanti.

Sabrina,nama yang tidak pernah akan bisa aku lupakan, sejak membatalkan janji minggu lalu, dia belum menghubungiku lagi, aku bukannya tidak ingin menghubunginya, hanya saja aku yakin saat ini jaya dan karin sedang mengawasi gerak-gerikku, aku tau sabrina telah menemui mereka. Apakah aku merindukan sabrina, tentu saja, apa lagi membaca berita yang beredar saat ini kepulangannya ke Indonesia untuk memperbaiki rumah tangganya yang rusak karna keegoisannya. Bukankah itu sama saja dia sedang berjuang untukku? Bahagia saat ada orang yang berjuang untuk kita, lantas buat apa kita harus memperjuangkan orang lain, sementara ada orang lain yang sedang berusaha memperjuangkan kita.

Terdengar suara berisik dari dapur, aku membuka perlahan pintu dan mendapati diandra sedang memasak air, apa dia haus atau kelaparan, fikirku,tapi tak lama kemudian dia kembali dengan membawa ember. Aku keluar secara perlahan dari kamar dan berjalan mendekatinya.

"kamu mau ngapain di?" tanyaku, tapi diandra justru melompat kaget dan dia sempat limbung sesaat karna kehilangan keseimbangan akibat perutnya yang besar itu, aku dengan sigap menahan dari belakang agar dia tidak sampai terjatuh. Dia melihatku kemudian tangannya memegang perutnya dan dia tersenyum kaku seperti menahan sakit.

"kenapa" tanyaku, dia tidak menjawab hanya terus memegang perutnya. Aku lantas menggendongnya dan mendudukkannya di sofa.

"sakit" tanyaku lagi.Dia hanya mengangguk dan terus memegang perutnya. "perlu aku panggil dokter" dia menggeleng sambil menarik nafas, ok jangan bilang dia ingin melahirkan, ini belum waktunya kan.

"aku cuma kram karna tadi kaget" ucapnya lirih, ah lega aku mendengarnya. "maaf, aku gak bermaksud" dia hanya menggeleng sambil tersenyum. Aku duduk disampingnya mengelus puncak kepalanya sambil memandang wajah cantiknya.

"kamu sebenarnya ingin melakukan apa dengan air panas itu"

"kaki aku pegal de, aku cuma mau ngerendem kaki aku, siapa tau pegelnya berkurang" ucapnya polos sambil menatapku, lihatlah saat dia menatapku seperti ini dia terlihat sangat lucu dan menggemaskan,ingin rasanya aku mencicipi kembali rasa manis dibibirnya itu dan mendengar suara desahan seperti saat malam itu. Astaga apa yang aku fikirkan, aku langsung menepis fikiran itu jauh-jauh.

The Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang