31

3.7K 204 4
                                    

Author

"aku ikhlas kalau kamu bersama kak diandra"

"tapi perasaan kita?"

"aku mulai ragu dengan perasaan, aku adalah orang yang ambisius, dan aku khawatir perasaanku ini tidak lebih dari perasaan yang tidak terima saat kamu lepas dari aku dan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari aku"

"..."

"saat dulu semua orang begitu mendukung pernikahan kita, tapi kemudian mendapati kenyataan bahwa mereka juga mendukung perceraian kita, aku merasa tidak terima"

"..."

"aku dan juga mamaku sudah melakukan banyak kesalahan terhadap kak diandra, dan aku tau apa yang aku lakukan sekarang belum sebanding dengan penderitaan yang selama ini dia alami"

"kamu gak mikirn gimana perasaan aku?"

"kamu hanya perlu meyakinkan diri de, aku tau kamu bimbang, jika aku jadi kamu, maka aku akan pertahankan apa yang sudah aku miliki saat ini,belum terlambat untuk memulai semua dari awal, terlebih sebentar lagi ada anak yang akan menjadi pengikat kalian"

"iya aku bimbang dengan perasaanku saat ini, aku merasa nyaman dan selama lima bulan pernikahan kami aku melihat bahwa diandra bersikap layaknya seorang istri tanpa mengharapkan pamrih dan tidak peduli dengan akhir dari pernihakan kami, dia ikhlas berperan sebagai seorang istri yang berbakti pada suaminya sekalipun dia tau bahwa suaminya tidak memiliki perasaan terhadapnya"

"kak diandra orang yang tulus de, hidupnya sudah terlalu banyak dikecewakan, kamu sudah dewasa, kamu tau benar bahwa rasa sayang dan cinta tidak selamanya harus diumbar dengan kata, tapi bisa dengan perbuatan dan kamu bisa merasakan sekalipun otak kamu menolaknya"

"sejak awal bertemu diandra aku sudah terlalu banyak menimbulkan luka dikehidupannya, maaf aku tidak bisa tegas dengan perasaanku, aku ingin memiliki kamu lagi, tapi aku juga merasa tidak adil jika memilih diandra, karna perlakuanku selama ini terhadapnya, mungkin aku harus pergi dari kehidupan kalian berdua "

"jangan bodoh de, bagaimanapun juga kamu tidak akan bisa pergi dari kak diandra, ada ikatan diluar pernikahan yang tidak bisa membuat kamu terus-terusan pergi dari dia"

"..."

"bahkan saat nanti kita bersamapun kalian akan memiliki kesempatan dan kewajiban untuk bertemu membicarakan perkembangan anak kalian, apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaanku dan juga perasaan kak diandra nantinya, fikirkan juga tentang anak-anak kalian"

"kita akan tetap berada disituasi canggung dan butuh waktu lama untuk bisa membiasakan itu"

"dan kita gak tau itu berapa lama, sekalipun kita berusaha ikhlas, tapi proses dari ikhlas itu terkadang menimbulkan kesedihan de, pahami itu"

"kalau kamu ikhlas aku dengan diandra kenapa kamu harus menangis, mau sampai kapan kamu bersikap ikhlas, saat dulu kamu mengharapkanku kembali,kamu berjuang, bahkan saat kita sama-sama sadar sudah menghianati diandra"

Ucapan deo membuat sabrina semakin terisak, keputusannya untuk mengikhlaskan deo dengan diandra terlalu menyakitkan untuknya, deo merengkuh sabrina dalam dekapannya, mereka tau, mereka diharuskan memilih dan dari setiap pilihan itu memiliki konsekuensi masing-masing, dan nyaris dari setiap keputusan itu menimbulkan luka bagi semuanya.

"sudah aku bilang kendalikan perasaan kalian saat sedang berada didekat kak diandra" tegas fajar saat dia hendak mengambil minum dan mendapati pemandangan yang seharusnya tidak dilihat olehnya.

"maaf jar, kakak terbawa emosi" jelas sabrina lirih, ia tau bahwa adiknya ini tidak pernah main-main dengan ucapannya, dan saat ini fajar sedang menatap tajam kearah sabrina dan juga deo, perasaan sedih dan merasa senasip membuat sabrina dan deo saling membutuhkan untuk sama-sama memberi ketenangan dan kenyamanan agar bisa menghadapi segala kemungkinan terburuk dari permasalahan mereka saat ini.

The Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang