Pretty Boy [COMPLETED]

1. That Crazy Boy

"Ayolah-aku yang lebih dulu membuat janji dengan managementmu."

Wanita itu memutar bola mata sembari berbicara melalui speaker ponselnya, sebelah tangannya menimang sebuah gelas champagne yang berisi margarita favoritnya. Suasana club masih belum ramai karena matahari baru saja tenggelam beberapa menit yang lalu namun, karena desakan pikiran yang membuat kepalanya hampir pecah, dia memilih untuk ke tempat ini lebih awal-tidak peduli jika para bartender mengejeknya karena datang secepat ini.

Yang penting kepalanya bisa ringan dengan beberapa gelas minuman.

Ia menghela nafas, mendengar jawaban dari ponselnya. Menyesap sedikit minumannya lalu memejamkan mata untuk meresapi rasa pahit bercampur manis dari minuman itu-kemudian berdecak saat matanya kembali terbuka.

"Samuel, you know ini sangat penting untukku. Bagaimana bisa you terima kontrak orang lain disaat aku sangat membutuhkanmu."

Mencoba untuk membujuk sekali lagi, mungkin saja ia akan beruntung bisa membuat pria di seberang sana mau merubah keputusannya. Bagaimanapun juga, keberhasilan season ini akan menjadi penentu karirnya yang sedang melambung sekarang dia tidak ingin hanya karena satu masalah kecil membuat semua impiannya hancur begitu saja.

"Sammy-" Jurus terakhir akhirnya dikeluarkan, merengek pada pria itu yang sudah pasti ujung-ujungnya tidak akan bisa memberikannya sebuah penolakan, tapi bahunya yang sedari tadi terangkat karena antusiasme menunggu respon lawan bicaranya tiba-tiba melesak begitu saja saat mendengar jawaban yang sama sekali tidak diharapkannya.

Pria itu tetap menolaknya!

"Hate you! Setelah ini jangan berbicara padaku!"

Setelah menyerukan kekesalannya, dengan sentakan yang kuat mematikan ponsel tersebut lalu melempar benda persegi panjang itu ke atas sofa. Wajahnya tertekuk menahan kesal, bagaimana bisa pria yang sudah menjadi sahabat baiknya selama bertahun-tahun itu menolak permintaannya?

"Ugh! Aku benar-benar akan membencimu Sam." Desisnya marah lalu dengan sekali teguk menghabiskan margarita yang masih ada dalam gelasnya, selama ini Sam tidak pernah menolak permintaannya jika itu berhubungan dengan pekerjaan-lagipula dia juga sudah lebih awal meminta management Sam untuk membuat kontrak dengannya, tapi setiap menanti konfirmasi, selalu saja mereka mengatakan belum mendapatkan waktu yang tepat untuk membuat kontraknya.

Mereka pikir aku ini tolol mau dibodohi begitu saja!

Dia tau jika itu hanya akal-akalan management Sam untuk tidak membiarkan Sam bekerja padanya, karena mereka tau jika ia yang telah mengontrak Sam-dipastikan itu akan berlangsung lama dan akan menghambat proses bisnis mereka.