Sooji terburu-buru keluar dari lift, sekilas dia bisa merasakan pandangan heran dari karyawan yang ada di sana, kemudian tepat di depan pintu ruangannya Noori sudah berdiri dengan tangan terlipat depan dada seolah memang sedang menunggunya.
"Come on, Noori, ini bukan waktu yang tepat untuk interogating me."
"Really? Untuk ukuran wanita perfeksionis sepertimu, telat dalam pertemuan adalah sebuah skandal besar."
Sooji memutar bola matanya, "aku terjebak macet, oke? Lagian aku juga keluar karena harus bertemu associate majalah kita," ujarnya sembari mengerang.
"Tigapuluh menit nona, itu melebihi batas maksimal yang telah kita sepakati," Noori masih belum menyerah untuk menyerang, setidaknya sampai dia mendengar Sooji mengaku salah atas keterlambatannya, karena sepanjang bekerja bersama wanita itu, Sooji tidak pernah sekalipun mengaku salah dengan dalih melakukan semua itu karena tuntunan pekerjaan.
"Dan kita akan semakin telat jika kau menahanku di sini lebih lama, jadi menyingkirlah dan biarkan aku masuk ke ruanganku!"
Noori mencebik, "kau dan arogansimu."
Sooji hanya melenggang tanpa rasa bersalah, dia masuk ke ruangannya dan mengambil beberapa materi yang akan dibahasnya bersama para editor dalam meeting ini, ketika kembali keluar dari ruangannya, Noori masih di sana dengan wajah tertekuk.
"Jadi, apa bocah itu sudah tiba?" Tanyanya dengan mengabaikan wajah kusut asistennya itu.
"Sejak tiga jam yang lalu."
Jawaban Noori membuat Sooji menatapnya kaget, "seorang Geek, huh?" Tukasnya dengan senyum miring, "atau hanya seorang yang tidak bisa membedakan waktu?"
"Setidaknya dia tidak terlambat seperti seseorang," balas Noori mengejek membuat Sooji mencibirnya, "lagipula dia datang bersama Shannon, jadi kupikir wajar kalau mereka tiba di sini jauh sebelum waktu pertemuannya."
"Shannon? Maksudmu adiknya Sam? Astaga anak itu," Sooji menggelengkan kepalanya, "jadi that kid teman Shannon?"
"Yap, sepertinya, atau mungkin kekasihnya, entahlah."
"Itu lebih bagus, setidaknya Shannon mengenalnya dan jika pekerjaannya tidak memuaskan, kita bisa tau di mana harus mencari dan menuntutnya."
"Astaga..." Noori mendesah sambil menggelengkan kepala tidak percaya, di saat seperti ini Sooji masih memikirkan 'tuntutan' yang katanya pantas di dapat oleh orang-orang yang tidak becus bekerja, seperti wanita itu adalah hakim saja, seenaknya menuntut orang.
"Jadi mereka di mana? Ikut meeting kan?"
"Tidak bisa, meeting ini urusan internal. Kau bisa menemui mereka setelah meeting selesai."
"Oh kasihan, harus menunggu dua jam lagi ya?" Sooji tertawa lalu masuk ke ruangan di mana para editor telah berkumpul, dia tersenyum tanpa mengatakan apapun lalu mengambil tempat duduk di kepala meja oval di sana.
"Jadi, langsung saja. Dari artikel di rubrik makanan yang you berikan, ada some yang terlalu over, itu tidak akan bagus untuk pembaca because mereka akan merasa kita terlalu melebih-lebihkan artikelnya. So, revisi lagi dan berikan padaku sebelum jam 3 hari ini. Kemudian, untuk bagian fashion, ini majalah fashion kan? Tajuk utama kita about that dan apa yang you masukan? Itu adalah pakaian keluaran tahun lalu, aku mau kalian membahas masalah produksi brands tahun ini, kalau perlu yang baru diluncurkan dua atau sebulan yang lalu."
Sooji memulai ceramahanya, biasanya dalam pertemuan seperti ini, semua editor hanya membiarkannya berbicara panjang lebar dulu sampai semua kesalahan yang ditemukannya selesai, setelah itulah mereka mendapatkan kesempatan untuk membela artikel yang mereka buat, jika masuk akal-menurut Sooji-maka mereka akan tetap setuju pada pilihan pertama, tapi tetap dengan melakukan beberapa revisi namun, jika tidak maka perdebatan panjang akan terjadi dan akan berakhir sia-sia bagi para editor karena ujung-ujungnya Sooji lah yang menentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== Gentlement In Love #1 -Pretty Boy- First : Pretty Boy (Elship_L) Second : Tough Man (Carswell_Cress) ...