5. First Day

1.7K 359 50
                                    

Myungsoo bersyukur pemotretan hari pertama berjalan lancar tanpa kendala berarti, hari ini dia bertugas memotret untuk rubrik fashion, dia tidak tau tentang dunia fashion, tapi info yang diberikan katanya model-model yang dia foto saat ini menggunakan pakaian keluaran terbaru dari salah satu rumah mode ternama di Paris dan London.

Ada beberapa sesi yang mereka lalukan, mulai dari pakaian kasual, semi, sampai dengan formil, total ada lima sesi dengan empat model yang harus difotonya dalam masing-masing sesi. Sampai sesi terakhir, Myungsoo tidak merasa lelah sama sekali, waktu istirahatpun dia hanya mengambil sekitar tigapuluh menit untuk membiarkan para model beristirahat dan setelahnya kembali bekerja. Dia cukup enjoy melakukan pekerjaan ini karena ini adalah hobinya, meskipun ini baru pertama kali dia harus memotret seorang model. Biasanya dia hanya akan memotret benda mati atau pemandangan, makhluk hidup pun paling hewan dan tumbuhan, jika ada orang dalam objek fotonya, maka itu dilakukan secara candid.

Untuk pengalaman pertama, Myungsoo terlihat sudah mahir.

Satu lagi yang disyukuri pria itu, seharian ini wanita itu tidak menunjukkan batang hidungnya. Persis seperti apa yang diinginkannya, ia tidak tau akan sanggup berbuat apa jika wanita dengan mulut pedas itu harus bertemu dengannya dan mengeluarkan cakar untuk melakukan konfrontasi dengannya lagi. Dia memang tipe pria yang pendiam dan terkesan antisosial, tapi bukan berarti dia akan diam saja jika ada seseorang yang mencoba untuk mengusiknya.

Sejak awal Myungsoo tidak merasa melakukan kesalahan sehingga membuat wanita itu harus mencacinya, dia hanya melakukan apa yang harus dilakukannya, dan menolak kontrak tersebut bukanlah sebuah tindakan kriminal. Wanita itu terlalu membesar-besarkan masalah sampai membuatnya muak untuk mendengar apapun cacian yang akan dikeluarkannya lagi.

Yah, semoga saja untuk dua pemotretan selanjutnya mereka tetap tidak bersua, sampai dia selesai dengan orang-orang di sini maka dia akan kembali ke kampus untuk menjalani kehidupannya semula.

"Nah, itu yang terakhir. Terima kasih, kalian sudah bekerja keras," Myungsoo menurunkan kameranya, dia tersenyum kaku kepada empat model yang berdiri di depannya sebelum berbalik dan mendekati meja yang menampung sebuah komputer berlayar besar.

"Saya yang akan mengedit dan melakukan finishing."

Pria yang duduk di depan komputer tersebut menoleh pada Myungsoo yang tiba-tiba bersuara di sampingnya, salah satu alisnya terangkat karena merasa heran, selama bekerja di perusahaan ini, baru kali ini dia mendapatkan fotografer freelance yang berniat mengerjakan tahap editing, bahkan fotografer milik perusahaan inipun enggan melakukannya.

"Maaf?"

"Saya yang akan mengerjakan sisanya," Myungsoo mengulang, mengabaikan tatapan tidak percaya dari pria di sampingnya. Dia mengambil ranselnya dan mengeluarkan sebuah hardisk berwarna hitam lalu mengulurkan pada pria itu, "anda bisa menyalinnya di sini, kalau bisa saya akan mengerjakannya di rumah."

"Tunggu dulu, apa maksudnya ini?" Pria itu menggaruk kepalanya makin tidak mengerti.

"Saya sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri, jadi saya rasa tidak masalah jika saya yang melakukannya."

Myungsoo bukan tanpa alasan mau mengerjakan semua proses editing dari foto yang diambilnya, dia hanya merasa tidak senang jika orang lain mengutak-atik fotonya. Myungsoo lebih puas melakukannya sendiri. Karena semua hasil karyanya selama ini dia yang mengerjakan, itu jadi semacam kebiasaan. Setelah memotret maka dia akan memilah dan mengedit sebelum mengumpulkannya dan diberikan kepada Shannon untuk diunggah ke website pribadinya.

"Kau tidak perlu khawatir, kami bisa mengatasinya," pria itu kembali menyanggah membuat ekspresi datar Myungsoo yang sejak tadi dipasangnya berubah jadi tidak senang.

Pretty Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang