15. Perfect Implementation

1.5K 371 102
                                    

Kim Myungsoo : Makan dulu. Tunda pekerjaanmu, nanti dilanjutkan.

Kim Myungsoo : Kemarin kamu juga terlambat makan siang.

Kim Myungsoo : Hari ini tidak boleh terlambat lagi.

Sooji menggeram gemas, iya dia senang karena dua minggu terakhir hubungannya dengan Myungsoo bisa dikatakan lancar jaya, apalagi setelah perubahan kata ganti yang dulunya 'anda' sekarang jadi 'kamu', Sooji jadi merasa hubungan mereka sudah maju satu tahap, tapi tidak sebegininya juga sih.

Oke lah, dia mengaku kalau dia senang, senang pakai banget malah waktu dapat perhatian semanis ini dari Myungsoo, tapi ya kan dia sedang kerja, masa disuruh berhenti, apalagi ini sudah kepalang tanggung, kalau berhenti kan nanti jadi dibawa lembur lagi, kalau lembur nah pria itu juga yang susah karena harus menunggunya lebih lama.

Bae Sooji : Iya bentar.

Bae Sooji : Sudah ah, lagi kerja ini.

Kim Myungsoo : Kasihanilah perut kamu itu, sudah berapa hari makannya tidak teratur.

Kim Myungsoo : Makan ya?

Bae Sooji : Iya bentar.

Kim Myungsoo : Bentarnya kamu itu bisa sampai tiga jam lagi, jadi makannya sekarang saja, ya?

Bae Sooji : Makanya jangan ganggu dulu ah, sana.

Sooji lagi-lagi menggeram, dia melemparkan ponselnya ke ujung meja lantaran terlalu kesal, ya bagaimana kerjanya bisa cepat kelar kalau Myungsoo daritadi ganggu terus, diakan jadi tidak bisa konsen.

"Nah mukamu kenapa seram sekali? Myungsoo ketahuan selingkuh ya?"

Noori tertawa mendengar celetukannya sendiri membuat Sooji menatapnya jengah.

"Ini nih bocah satu, hobinya ganggu orang terus, sudah tau lagi kerja, dia malah suruh makan," gerutunya masih kesal, dia melirik ponselnya dan sedikit kecewa karena balasan pria itu sudah tidak ada lagi.

"Tadi marah-marah karena diganggu, sekarang mukanya bengkok. Chatnya tidak dibalas ya?" Noori tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menertawainya, maka wanita itu melakukannya dengan sepenuh hati sampai Sooji merasa dongkol sendiri.

"Terserah ya! Kalau masih mau ketawa keluar sana! Mengganggu saja," Sooji membentak, tidak peduli dengan Noori yang masih berjuang dengan sisa-sisa tawanya agar bisa mereda, dia kembali mengambil tumpukan artikel yang harus diperiksanya.

"Ya sudah sih, mumpung ada yang perhatian, diterima saja. Nanti kalau dia kabur, kau sendiri yang kalang kabut," celetuk Noori yang langsung diberi pelototan maut dari Sooji, pertanda bahwa wanita itu harus menutup mulutnya sekarang kalau tidak ingin ditendang keluar dari ruangan ini.

Noori menurut dan bungkam. Yah, padahal seru sekali menggoda Sooji dengan Myungsoo, tidak apa-apa mungkin lain kali ada waktunya.

Baru duapuluh menit mereka kembali berkonsentrasi pada artikel yang masuk, pintu ruangan Sooji tiba-tiba diketuk dan seorang pria pengantar makanan masuk ke sana, "pesanan anda," ucapnya, lalu dengan cekatan dia mengeluarkan beberapa makanan chinese di sana yang berhasil membuat air liur Sooji serta Noori menetes.

"Eh, tapi pak, saya tidak pesan..." Sooji berseru dengan enggan saat melihat pria pengantar itu hendak keluar ruangannya.

"Ini ruangan ibu Bae Sooji, kan?"

Sooji mengangguk.

"Berarti saya tidak salah. Terima kasih."

"Eh...tapi bayarannya.." Sooji menggumam bingung, dia kembali menatap meja yang menampung makanan tersebut dan membelalak karena Noori sudah duduk di sofa dan siap menyantap makanannya, "Bae Noori!"

Pretty Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang