6. Chaos on Jeju

1.5K 354 48
                                    

Sesampainya di lokasi pemotretan, Sooji langsung memerintahkan semua kru untuk siap di posisi masing-masing, meneriaki beauty assistant yang masih sibuk memoles wajah model mereka, menggeram marah saat salah satu lightstand dan softbox yang merupakan penunjang paling penting agar mendapatkan pencahayaan yang tepat tidak bisa difungsikan, memaki hebat saat kru tidak bisa menemukan salah satu reflector, dan menyalahkan bagian perlengkapan karena tidak mengecek kelayakan serta ketersediaan barang terlebih dahulu sebelum dikemas.

"Kalian semua ini niat work atau tidak sih! Kenapa barang important begini sampai dilupa? Apa kerja kalian selama ini? Main ponsel dan sibuk flirting para wanita hah?"

Koordinator dari divisi perlengkapan dan beberapa anggotanya hanya bisa menunduk saat mendapat amukan dari Sooji, mereka meminta maaf karena sudah melupakan sampai tidak memeriksa secara teknik peralatan yang mereka bawa sehingga membuat pemotretan ini tertunda.

"You ini coba sekali-kali bertanggung jawab lah. You kerja di sini dapat salary kan? Jadi sudah kewajiban you semua untuk bekerja dengan benar bukan cuman mengharapkan orang lain!" Sooji masih meneruskan kemarahannya, dia menunjuk softbox dan lightstand yang tergeletak tak berdaya di bawah tenda, "lihat sana, you membawa barang yang tidak berguna. How kita bisa menggunakannya kalau bohlamnya saja broken?"

"Ma-maaf, kami benar-benar tidak menyangka jika bohlamnya sudah rusak."

"Ah always like that, alasan kalian!"

Beberapa kru yang memang mengerjakan tugas mereka masing-masing hanya memandang iba pada orang-orang perlengkapan, mereka ingin membantu sebenarnya, tapi tidak yakin jika itu akan membuat Sooji bisa lebih tenang. Jadi yang mereka lakukan hanya melakukan tugas sendiri sambil berharap si nona pemarah itu tidak terlalu murka.

"Myungsoo, Myungsoo, sini dulu."

Di tenda lain Shannon bergerak mendekati pria yang sibuk memeriksa keadaan kamera dan lensa-lensa yang dibutuhkannya hari ini, juga beberapa standart reflector dan mengecek apakah cahayanya berfungsi atau tidak.

"Myungsoo!"

"Apa? Kau tidak lihat aku sedang sibuk." Gerutu Myungsoo tanpa mengalihkan perhatian dari peralatannya.

"Kau ini, berhenti dulu. Kau tidak tau apa kalau ada masalah besar," Shannon menjitak kepala pria itu sampai si korban mengaduh dan pada akhirnya perhatiannya teralih, "lihat sana, ada beberapa peralatan yang tidak berfungsi," ujar gadis itu dengan panik.

Myungsoo ikut melirik arah telunjuk Shannon dan mememukan beberapa pria sedang dimarahi oleh wanita itu dan bisa melihat peralatan yang tadi di katakan Shannon sudah teronggok di tenda dekat mereka berdiri. Dia mendengus.

"Ya, itu sudah ada yang urus. Kenapa memberitahuku?" Tanyanya acuh, kembali memperhatikan kameranya.

"Ih kau ini tidak peka sekali," Shannon kembali menyakiti Myungsoo, kali ini dia memukul lengan pria itu sampai mendapatkan tatapan tajam sebagai balasannya.

"Kau hobi memukul sekarang?" Myungsoo bertanya kesal karena dua kali mendapatkan kekerasan dari gadis itu.

"Siapa suruh kau bersikap begini!" Shannon berteriak jengkel, dia kembali menunjuk ke arah di mana kekacauan terjadi lalu kembali menatap Myungsoo, "kau adalah fotografernya, dan yang rusak itu alat-alat yang akan membantumu bekerja, jadi jelas itu akan menjadi urusanmu jika mereka tidak bisa difungsikan."

"Aku tidak membutuhkan semua itu."

"Astaga Kim Myungsoo!" Shannon sudah mati akal, tidak tau bagaimana lagi menghadapi sahabatnya paling tidak mau peduli pada hal sepenting ini.

Pretty Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang